Kerajaan Sunda merupakan salah satu kerajaan besar di Nusantara yang pernah berjaya di wilayah barat Pulau Jawa. Meski secara politik telah runtuh sejak abad ke-16, pengaruh dan warisan Kerajaan Sunda masih terasa kuat dalam kehidupan masyarakat Sunda hingga hari ini. Budaya Sunda modern, yang meliputi bahasa, kesenian, sistem sosial, hingga nilai-nilai kehidupan, merupakan cerminan dari kebesaran masa lalu kerajaan tersebut. Apa saja Warisan Kerajaan Sunda dalam Budaya Sunda Modern?
Dalam artikel ini, kita akan menelusuri bagaimana warisan Kerajaan Sunda masih bertahan dan terus hidup dalam budaya Sunda masa kini. Mulai dari nilai-nilai adat, bahasa, seni, arsitektur, hingga sistem pengetahuan tradisional, semua menjadi bukti bahwa meskipun kerajaan telah lama tiada, warisannya tetap menjadi identitas budaya masyarakat Sunda.
Sejarah Singkat Kerajaan Sunda
Kerajaan Sunda berdiri setelah runtuhnya Kerajaan Tarumanegara sekitar abad ke-7 Masehi dan mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi (abad ke-15). Pusat kekuasaan berada di Pakuan Pajajaran (kini Bogor), dengan wilayah kekuasaan meliputi sebagian besar Jawa Barat, Banten, dan sebagian Jawa Tengah bagian barat.
Kerajaan Sunda dikenal sebagai kerajaan yang menjunjung tinggi nilai spiritualitas, keharmonisan dengan alam, serta kearifan lokal. Nilai-nilai inilah yang kemudian diwariskan secara turun-temurun kepada masyarakat Sunda modern.
Bahasa Sunda: Warisan Komunikasi dan Identitas
Salah satu warisan paling nyata dari Kerajaan Sunda adalah bahasa Sunda. Bahasa ini tidak hanya bertahan sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai simbol identitas etnis.
Ciri Khas:
- Memiliki tingkatan bahasa (undak-usuk basa) yang menunjukkan tata krama dan stratifikasi sosial, mirip dengan budaya istana.
- Banyak kosa kata dalam bahasa Sunda yang berasal dari bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno, menandakan pengaruh Hindu-Buddha pada masa kerajaan.
- Dipertahankan melalui pendidikan formal, kesusastraan, media massa, dan penggunaan sehari-hari.
Bahasa Sunda menjadi unsur utama yang menyatukan masyarakat Sunda lintas generasi dan wilayah.
Sistem Adat dan Nilai Kehidupan
Sistem sosial masyarakat Sunda modern banyak dipengaruhi oleh sistem nilai dan adat istiadat yang diwariskan dari Kerajaan Sunda.
Nilai-nilai utama yang masih bertahan:
- Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh
Nilai ini menggambarkan budaya gotong royong, saling mencintai, saling mendidik, dan saling membimbing yang berakar dari ajaran leluhur kerajaan. - Sunda Wiwitan
Sistem kepercayaan asli masyarakat Sunda yang mengajarkan keselarasan antara manusia, alam, dan Tuhan. Meskipun banyak masyarakat Sunda kini memeluk agama besar, nilai-nilai Sunda Wiwitan masih terserap dalam pandangan hidup mereka. - Pangwangunan (pembangunan berlandaskan harmoni)
Prinsip ini diwariskan dari masa kerajaan, yang mengutamakan pembangunan selaras dengan alam dan kebutuhan sosial.
Kesusastraan dan Naskah Kuno
Warisan Kerajaan Sunda juga tercermin dalam berbagai karya sastra yang ditulis dalam bahasa Sunda Kuno. Naskah-naskah ini menjadi fondasi sastra Sunda modern dan mencerminkan pandangan hidup, filosofi, dan ajaran moral masyarakat kerajaan.
Contoh Naskah Penting:
- Bujangga Manik: Menceritakan perjalanan spiritual dan geografis seorang resi dari Pakuan Pajajaran. Naskah ini merupakan sumber penting tentang wilayah kekuasaan dan budaya kerajaan.
- Carita Parahyangan: Mengisahkan sejarah raja-raja Sunda dan ajaran kebijaksanaan dalam kepemimpinan.
- Amanat Galunggung: Berisi petuah dan nilai-nilai etis dari tokoh spiritual kepada masyarakatnya.
Warisan sastra ini terus dihidupkan melalui pendidikan, penelitian, dan pengkajian budaya.
Seni dan Kesenian Tradisional
Seni Sunda modern seperti wayang golek, degung, jaipongan, dan seni rupa tradisional merupakan turunan langsung dari budaya istana Kerajaan Sunda.
Beberapa contoh seni yang merupakan warisan:
- Wayang Golek: Bentuk seni teater boneka kayu dengan cerita yang berasal dari epik Hindu (Mahabharata dan Ramayana) serta kisah lokal seperti Prabu Siliwangi.
- Tari Jaipongan: Meski merupakan kreasi modern (abad ke-20), tari ini banyak mengambil inspirasi dari tari-tari kerajaan yang menekankan keanggunan dan kekuatan.
- Kacapi suling dan degung: Musik instrumental khas Sunda yang biasa dimainkan dalam lingkungan aristokrat dan digunakan dalam upacara adat.
Seni menjadi sarana utama pelestarian identitas dan nilai budaya Sunda.
Arsitektur Tradisional
Rumah tradisional Sunda dengan bentuk julang ngapak, suhunan panjang, dan buka palayu mencerminkan filosofi arsitektur dari masa kerajaan yang menekankan kesederhanaan, keharmonisan, dan fungsionalitas.
Filosofi arsitektur Sunda:
- Tata ruang rumah yang mencerminkan hubungan antara manusia, leluhur, dan Tuhan.
- Material alami seperti kayu dan bambu mencerminkan prinsip keselarasan dengan lingkungan.
Hingga kini, rumah adat Sunda masih dibangun di beberapa daerah pedesaan dan digunakan dalam acara adat.
Baca juga: Dampak Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel) terhadap Pertanian Indonesia
