Home » Artikel » Tantangan dan Peluang Menerapkan Pendekatan Deep Learning di Sekolah Indonesia
Posted in

Tantangan dan Peluang Menerapkan Pendekatan Deep Learning di Sekolah Indonesia

Tantangan dan Peluang Menerapkan Pendekatan Deep Learning di Sekolah Indonesia (ft.isitimewa)
Tantangan dan Peluang Menerapkan Pendekatan Deep Learning di Sekolah Indonesia (ft.isitimewa)
sekolahGHAMA

Transformasi pendidikan di Indonesia saat ini didorong oleh semangat untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna, kontekstual, dan berorientasi pada kompetensi abad ke-21. Salah satu pendekatan yang dianggap mampu menjawab tantangan zaman ini adalah pendekatan Deep Learning. Deep Learning di sini bukan dalam konteks teknologi kecerdasan buatan, melainkan sebagai metode pembelajaran yang mendorong pemahaman mendalam, refleksi, dan transfer pengetahuan ke situasi nyata. Bagaimana Tantangan dan Peluang Menerapkan Pendekatan Deep Learning di Sekolah Indonesia?

Namun, seperti halnya perubahan besar dalam sistem pendidikan, penerapan pendekatan ini tidak lepas dari berbagai tantangan. Di sisi lain, banyak pula peluang yang dapat dimanfaatkan agar Deep Learning bisa menjadi praktik yang berkelanjutan di sekolah-sekolah Indonesia, khususnya dalam kerangka Kurikulum Merdeka.


Apa Itu Pendekatan Deep Learning dalam Pembelajaran?

Pendekatan Deep Learning dalam konteks pendidikan adalah cara belajar yang menekankan pada pemahaman konseptual, pengintegrasian informasi baru ke dalam kerangka pengetahuan yang telah dimiliki, serta kemampuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut ke dalam situasi nyata. Berbeda dengan Surface Learning yang hanya berfokus pada hafalan dan hasil jangka pendek, Deep Learning mengedepankan pemaknaan, refleksi, kolaborasi, dan pembelajaran berkelanjutan.

Karakteristik utama dari pendekatan ini antara lain:

  • Pemahaman mendalam terhadap konsep
  • Keterkaitan antarmateri
  • Pembelajaran berbasis masalah dan proyek
  • Aktivitas reflektif
  • Transfer pengetahuan ke konteks baru

Tantangan Menerapkan Deep Learning di Sekolah Indonesia

1. Keterbatasan Pemahaman Guru

Banyak guru masih memahami pembelajaran dalam bentuk instruksional tradisional. Konsep Deep Learning masih dianggap abstrak atau sulit diimplementasikan, terutama bagi guru yang belum familiar dengan metode pembelajaran aktif atau konstruktivistik.

2. Keterbatasan Sarana dan Prasarana

Penerapan proyek dan pembelajaran kontekstual membutuhkan fasilitas yang mendukung, seperti ruang belajar fleksibel, akses internet, dan alat peraga. Sayangnya, masih banyak sekolah di daerah yang belum memiliki infrastruktur memadai.

3. Tekanan pada Nilai dan Ujian

Sistem evaluasi pendidikan yang masih menitikberatkan pada nilai ujian dan pencapaian akademik membuat guru enggan menerapkan pendekatan yang berorientasi proses seperti Deep Learning. Ini menciptakan gap antara tujuan kurikulum dan praktik di lapangan.

4. Rendahnya Budaya Refleksi

Deep Learning menuntut siswa dan guru untuk melakukan refleksi atas proses belajar. Namun budaya refleksi ini belum terbentuk secara kuat dalam sistem pendidikan kita. Banyak pembelajaran masih bersifat satu arah dan tidak memberi ruang bagi diskusi mendalam.

5. Kendala Manajemen Waktu

Pembelajaran mendalam memerlukan waktu lebih lama untuk mengeksplorasi, berdiskusi, dan berefleksi. Di sisi lain, jadwal padat dan tuntutan menyelesaikan materi membuat guru kesulitan menerapkan pendekatan ini secara konsisten.


Peluang Menerapkan Deep Learning di Sekolah

1. Kurikulum Merdeka sebagai Momentum

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi guru untuk mendesain pembelajaran berbasis proyek, diferensiasi, dan asesmen formatif. Ini sejalan dengan prinsip Deep Learning dan menjadi momentum strategis untuk transformasi pembelajaran.

2. Pemanfaatan Teknologi Digital

Platform pembelajaran digital, Learning Management System (LMS), dan alat kolaborasi daring memberi peluang bagi guru dan siswa untuk menjelajahi pembelajaran mendalam secara fleksibel. Teknologi juga memungkinkan personalisasi pembelajaran dan pemantauan kemajuan siswa.

3. Kreativitas dan Kolaborasi Guru

Semakin banyak komunitas guru yang menginisiasi praktik baik seperti PBL (Project-Based Learning), pembelajaran tematik, dan refleksi kelas. Kolaborasi antarguru membuka ruang untuk berbagi strategi Deep Learning secara praktis.

4. Dukungan Pemerintah dan Lembaga Pendidikan

Program-program seperti Guru Penggerak, Sekolah Penggerak, dan pelatihan implementasi Kurikulum Merdeka menjadi jembatan penting dalam meningkatkan pemahaman guru akan pendekatan pembelajaran mendalam.

5. Partisipasi Aktif Siswa

Generasi Z yang akrab dengan teknologi memiliki potensi besar untuk belajar secara aktif, eksploratif, dan kolaboratif. Deep Learning cocok dengan karakteristik mereka yang menyukai tantangan dan belajar dari pengalaman langsung.

Baca juga: Agama dan Kepercayaan di Kerajaan Kediri: Antara Hindu dan Buddha


Strategi Mengatasi Tantangan

Agar tantangan yang ada tidak menjadi hambatan permanen, beberapa langkah berikut bisa diterapkan:

  • Pelatihan guru berbasis praktik nyata: Guru perlu difasilitasi dalam pelatihan yang mengajarkan penerapan Deep Learning secara bertahap dan kontekstual.
  • Pengembangan komunitas belajar: Sekolah dapat membentuk komunitas belajar guru untuk saling berbagi pengalaman dan praktik baik.
  • Modifikasi asesmen: Sekolah perlu menerapkan asesmen alternatif seperti portofolio, rubrik kinerja, atau jurnal reflektif.
  • Penyusunan jadwal yang fleksibel: Kurikulum yang memberi ruang untuk proyek atau eksplorasi lintas mata pelajaran.
  • Keterlibatan orang tua dan komunitas: Agar pembelajaran memiliki makna kontekstual dan dukungan lebih luas.

Studi Kasus: Proyek Deep Learning di Sekolah

Beberapa sekolah penggerak di Indonesia telah menerapkan proyek berbasis Deep Learning seperti:

  • Proyek keberlanjutan lingkungan (membuat taman sekolah dari sampah organik)
  • Studi etnografi budaya lokal melalui wawancara dan pameran mini
  • Refleksi tertulis tentang perubahan sosial di lingkungan sekitar

Hasilnya, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan tetapi juga empati, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan komunikasi yang kuat.


Kesimpulan

Pendekatan Deep Learning membuka peluang besar bagi transformasi pendidikan Indonesia menuju pembelajaran yang relevan, bermakna, dan berkelanjutan. Meski menghadapi tantangan dalam implementasinya, berbagai inisiatif, dukungan kebijakan, dan kreativitas guru dapat menjadikan pendekatan ini sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran di sekolah.

Tantangan dan Peluang Menerapkan Pendekatan Deep Learning di Sekolah Indonesia, dengan strategi yang tepat, Deep Learning bukan sekadar teori, tetapi dapat menjadi penggerak utama pembelajaran abad ke-21 yang membentuk siswa menjadi pembelajar sejati, reflektif, dan berkarakter.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa itu Deep Learning dalam konteks pendidikan?

Deep Learning adalah pendekatan belajar yang menekankan pemahaman mendalam, pengintegrasian pengetahuan, dan penerapannya dalam situasi nyata, bukan sekadar hafalan.

2. Apa bedanya Deep Learning dengan Surface Learning?

Surface Learning berfokus pada hafalan dan pencapaian jangka pendek, sementara Deep Learning menekankan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

3. Apakah semua guru bisa menerapkan Deep Learning?

Ya, dengan pelatihan dan dukungan yang memadai, semua guru bisa mulai menerapkan pendekatan ini secara bertahap sesuai konteks kelas masing-masing.

4. Apakah Deep Learning harus menggunakan teknologi?

Tidak selalu. Deep Learning dapat dilakukan dengan berbagai metode, baik menggunakan teknologi maupun kegiatan berbasis diskusi, proyek, atau refleksi.

5. Bagaimana mengukur keberhasilan Deep Learning di kelas?

Melalui asesmen alternatif seperti proyek, portofolio, jurnal reflektif, dan observasi keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.


Referensi

  • Marton, F., & Säljö, R. (1976). On qualitative differences in learning: I—Outcome and process. British Journal of Educational Psychology.
  • Biggs, J. (1999). Teaching for Quality Learning at University. Open University Press.
  • Kemendikbudristek RI. (2022). Panduan Implementasi Kurikulum Merdeka.
  • Fullan, M. (2013). Deep Learning: Engage the World Change the World. Pearson Education.
  • https://guru.kemdikbud.go.id/
  • https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/

Jika Anda tertarik menerapkan pendekatan ini, mulailah dari skala kecil: beri ruang bagi siswa untuk berpikir, bertanya, dan merefleksikan pengalaman mereka. Itulah awal dari Deep Learning yang sesungguhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.