Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan Presiden keenam Republik Indonesia dan menjadi presiden pertama yang terpilih melalui pemilu langsung oleh rakyat. Ia menjabat selama dua periode, dari tahun 2004 hingga 2014. Masa kepemimpinannya dikenal sebagai era stabilitas politik, penguatan institusi demokrasi, serta pelaksanaan berbagai program reformasi ekonomi dan birokrasi.
Sebagai seorang purnawirawan jenderal dan doktor di bidang pertahanan dan ekonomi, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membawa pendekatan kepemimpinan yang diplomatis, modern, dan berbasis pada kebijakan ekonomi yang terstruktur. Artikel ini membahas lebih dalam mengenai rekam jejak kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama dua dekade penting dalam sejarah Indonesia modern.
Latar Belakang dan Karier Militer
Susilo Bambang Yudhoyono lahir pada 9 September 1949 di Pacitan, Jawa Timur. Ia meniti karier sebagai perwira TNI AD dan sempat menduduki sejumlah posisi penting, termasuk sebagai Kepala Staf Teritorial TNI AD, serta Menteri Pertambangan dan Energi di masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.
Di bawah Presiden Megawati Soekarnoputri, SBY menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, sebelum akhirnya mengundurkan diri dan mencalonkan diri sebagai presiden dalam Pemilu 2004, menggandeng Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden. Pasangan ini memenangkan suara mayoritas rakyat Indonesia dan resmi menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober 2004.
Kepemimpinan Periode Pertama (2004–2009)
1. Stabilisasi Politik dan Demokrasi
Pada masa jabatan pertamanya, SBY fokus menjaga stabilitas politik nasional dan memperkuat institusi demokrasi. Pemilihan presiden secara langsung, pembentukan KPU independen, serta keterlibatan publik dalam pengawasan pemerintah menjadi ciri khas reformasi demokrasi di masa SBY.
2. Kebijakan Ekonomi dan Reformasi Fiskal
SBY dan tim ekonominya, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani, melakukan reformasi besar-besaran dalam pengelolaan anggaran negara. Fokus utamanya antara lain:
- Penghapusan subsidi BBM secara bertahap untuk mengurangi beban APBN
- Peningkatan pendapatan negara melalui reformasi perpajakan
- Menurunkan rasio utang luar negeri terhadap PDB
- Mengarahkan anggaran ke sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur
Kebijakan ini berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara stabil di angka 5–6% per tahun, bahkan saat krisis keuangan global 2008 melanda dunia.
3. Program Pro-Rakyat: PNPM Mandiri
Salah satu program unggulan SBY adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan melalui pemberdayaan desa dan masyarakat lokal.
PNPM dinilai sebagai program pembangunan berbasis masyarakat terbesar di Asia Tenggara dan menjadi model dalam praktik pembangunan inklusif.
Kepemimpinan Periode Kedua (2009–2014)
1. Pasangan Baru dan Tantangan Baru
Pada periode kedua, SBY menggandeng Boediono, ekonom dan mantan Gubernur BI, sebagai wakil presiden. Tantangan utama saat itu adalah menjaga pertumbuhan ekonomi, menurunkan angka kemiskinan, serta menghadapi kritik terkait lemahnya penegakan hukum dan maraknya kasus korupsi.
2. Birokrasi dan Reformasi Layanan Publik
SBY melanjutkan reformasi birokrasi dengan mendorong transparansi, efisiensi, dan digitalisasi pelayanan publik. Melalui program Reformasi Birokrasi Nasional, ia memperkuat sistem rekrutmen CPNS berbasis kompetensi serta peningkatan kualitas pelayanan publik.
Pemerintahannya juga mendukung pendirian Lembaga Ombudsman, LAPOR! (Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat), serta mendorong e-government.
3. Isu Lingkungan dan Diplomasi Global
SBY aktif memperjuangkan isu lingkungan dan perubahan iklim. Ia menjadi tokoh penting dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB (UNFCCC) dan menjadi tuan rumah Bali Climate Conference 2007. Pemerintahannya juga memperkuat kerja sama internasional melalui ASEAN dan G20.
Indonesia pada masa itu mendapatkan pengakuan sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, serta negara berkembang dengan ekonomi yang sedang tumbuh pesat.
Baca juga: Soeharto dalam Peristiwa G30S/PKI: Peran, Strategi, dan Dampaknya
Kritik dan Kontroversi
Meski banyak pencapaian, masa kepemimpinan SBY juga tidak lepas dari kritik, antara lain:
- Lemahnya penegakan hukum dan ketegasan terhadap koruptor
- Kasus Century yang melibatkan bailout bank saat krisis 2008
- Kebijakan subsidi yang masih belum sepenuhnya tuntas
- Tuduhan “terlalu hati-hati” dalam mengambil keputusan penting
Namun, di sisi lain, pendekatan diplomatis dan kehati-hatian SBY dinilai mampu menjaga stabilitas nasional selama 10 tahun pemerintahannya.
Warisan Kepemimpinan SBY
Warisan penting dari era SBY meliputi:
- Stabilitas ekonomi dan pertumbuhan yang konsisten
- Pembangunan infrastruktur dasar dan konektivitas
- Demokratisasi dan pemilu yang lebih transparan
- Penguatan kelembagaan negara, seperti KPK dan Mahkamah Konstitusi
- Peran aktif Indonesia dalam diplomasi internasional
Kiprah Setelah Menjabat Presiden
Setelah menyelesaikan masa jabatannya pada 2014, SBY mendirikan Partai Demokrat, dan tetap aktif di dunia politik serta kebangsaan. Ia juga menulis buku, mengisi kuliah umum, dan aktif dalam kegiatan internasional seperti Global Green Growth Institute dan World Leadership Alliance.
SBY dikenal sebagai presiden akademis dan seniman, yang memiliki minat besar pada puisi, seni lukis, dan musik.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Kapan Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai Presiden Indonesia?
SBY menjabat sebagai Presiden RI dari 20 Oktober 2004 hingga 20 Oktober 2014 selama dua periode.
2. Apa program unggulan SBY untuk mengurangi kemiskinan?
Program unggulannya adalah PNPM Mandiri (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) yang fokus pada pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat.
3. Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia selama masa kepemimpinan SBY?
Ekonomi Indonesia tumbuh stabil di kisaran 5–6% per tahun, dan berhasil melalui krisis global 2008 tanpa resesi.
4. Apa kritik utama terhadap pemerintahan SBY?
Kritik terbesar adalah lemahnya penegakan hukum dan belum maksimalnya pemberantasan korupsi di tingkat elit.
5. Apa kontribusi SBY dalam diplomasi internasional?
SBY memperkuat peran Indonesia di G20, memimpin agenda perubahan iklim global, dan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.
Referensi
- Sekretariat Negara Republik Indonesia – www.setneg.go.id
- Kompas – “SBY dan Sepuluh Tahun Kepemimpinan di Indonesia”
- Tempo – “Analisis Reformasi Ekonomi Era SBY”
- DetikNews – “Profil dan Kiprah SBY dalam Politik Nasional”
- Kementerian Keuangan – “Data APBN dan Reformasi Fiskal 2004–2014”
- Bappenas – “Evaluasi Program PNPM dan Pemberdayaan Masyarakat”