Home » Sejarah » Strategi Belanda dalam Menguasai Indonesia: Politik Adu Domba dan Monopoli Dagang
Posted in

Strategi Belanda dalam Menguasai Indonesia: Politik Adu Domba dan Monopoli Dagang

Strategi Belanda dalam Menguasai Indonesia: Politik Adu Domba dan Monopoli Dagang (ft/istimewa)
Strategi Belanda dalam Menguasai Indonesia: Politik Adu Domba dan Monopoli Dagang (ft/istimewa)

Sejak kedatangannya di Nusantara pada awal abad ke-17, Belanda menerapkan berbagai strategi untuk menguasai wilayah Indonesia. Dua strategi utama yang mereka gunakan adalah politik adu domba (devide et impera) dan monopoli dagang. Politik adu domba membuat kerajaan-kerajaan di Nusantara saling bertikai sehingga melemahkan kekuatan mereka, sementara monopoli dagang memungkinkan Belanda menguasai ekonomi dan perdagangan di wilayah ini. Artikel Strategi Belanda dalam Menguasai Indonesia akan membahas bagaimana kedua strategi ini diterapkan serta dampaknya terhadap masyarakat Indonesia.

Politik Adu Domba (Devide et Impera)

1. Pengertian Politik Adu Domba

Politik adu domba adalah strategi kolonial yang bertujuan untuk memecah belah kekuatan lokal agar lebih mudah dikuasai. Belanda sering kali memanfaatkan konflik internal antar kerajaan atau elite penguasa untuk melemahkan mereka.

2. Cara Belanda Menerapkan Politik Adu Domba

Mendukung salah satu pihak dalam konflik internal

Belanda sering kali memberikan dukungan kepada salah satu pihak yang berseteru dalam kerajaan atau di antara kelompok bangsawan. Setelah pihak yang didukung menang, Belanda kemudian menuntut imbalan berupa hak dagang atau wilayah.

Membuat perjanjian yang merugikan penguasa lokal

Salah satu contohnya adalah Perjanjian Bongaya (1667), di mana Kesultanan Makassar harus menyerahkan kekuasaan kepada Belanda setelah dikalahkan oleh pasukan yang didukung VOC.

Menyebarkan fitnah dan provokasi

Belanda sering kali menyebarkan isu-isu yang memicu konflik antar kerajaan atau kelompok bangsawan. Hal ini membuat persatuan antarkerajaan di Nusantara sulit terwujud.

3. Contoh Kasus Politik Adu Domba di Indonesia

Perpecahan di Kesultanan Mataram

Belanda memanfaatkan konflik antara pewaris tahta di Kesultanan Mataram, sehingga akhirnya Mataram harus tunduk kepada VOC setelah Perjanjian Giyanti (1755) yang membagi kerajaan menjadi dua bagian: Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.

Perang Padri (1821-1837)

Dalam Perang Padri di Sumatra Barat, Belanda memihak kaum adat dalam tahap awal perang untuk melawan kaum Padri yang ingin menerapkan hukum Islam secara ketat. Namun, setelah kaum adat melemah, Belanda justru menyerang dan menguasai seluruh wilayah Minangkabau.

Perpecahan di Kesultanan Banten

Konflik internal dalam Kesultanan Banten dimanfaatkan oleh Belanda untuk memperlemah kerajaan tersebut dan akhirnya menguasai Banten sepenuhnya.

Monopoli Dagang oleh Belanda

1. Pengertian Monopoli Dagang

Monopoli dagang adalah strategi yang diterapkan oleh Belanda melalui VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) untuk mengendalikan perdagangan rempah-rempah dan hasil bumi di Indonesia. Dengan kebijakan ini, rakyat Indonesia tidak dapat berdagang bebas dan hanya boleh menjual hasil bumi mereka kepada Belanda dengan harga yang ditentukan oleh VOC.

2. Cara Belanda Menerapkan Monopoli Dagang
Larangan Berdagang dengan Pihak Lain

VOC melarang pedagang lokal dan kerajaan Nusantara untuk menjual rempah-rempah kepada bangsa lain, seperti Portugis, Inggris, dan Cina.

Membeli dengan Harga Murah, Menjual dengan Harga Mahal

Petani Indonesia hanya boleh menjual hasil bumi mereka kepada VOC dengan harga yang sudah ditetapkan, sementara VOC menjualnya dengan harga tinggi di pasar internasional.

Sistem Preanger Stelsel

Belanda menerapkan sistem ini di Priangan, Jawa Barat, di mana petani diwajibkan menanam kopi dan menyerahkannya kepada VOC dengan harga rendah.

Pemusnahan Tanaman (Extirpatie)

Untuk menjaga harga rempah tetap tinggi, Belanda bahkan memusnahkan tanaman rempah-rempah di beberapa daerah agar pasokan tetap terbatas.

Baca juga: Peristiwa G30S PKI Secara Singkat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.