Home » Sejarah » Sistem Pendidikan Indonesia: Jejak Warisan dari Pemerintahan Kolonial Belanda
Posted in

Sistem Pendidikan Indonesia: Jejak Warisan dari Pemerintahan Kolonial Belanda

Sistem Pendidikan Indonesia: Jejak Warisan dari Pemerintahan Kolonial Belanda (ft/istimewa)
Sistem Pendidikan Indonesia: Jejak Warisan dari Pemerintahan Kolonial Belanda (ft/istimewa)

Pemerintahan kolonial Belanda yang berlangsung selama lebih dari 300 tahun memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan di Indonesia, termasuk dalam bidang pendidikan. Meskipun tujuan awal pendidikan yang diterapkan Belanda lebih bersifat diskriminatif dan hanya menguntungkan kelompok tertentu, sistem yang diperkenalkan tetap menjadi fondasi bagi pendidikan modern di Indonesia saat ini.

Artikel ini akan membahas bagaimana sistem pendidikan Indonesia berkembang dari model kolonial Belanda, perubahan yang terjadi setelah kemerdekaan, dan bagaimana pengaruhnya masih bertahan hingga kini.

Sejarah Pendidikan Kolonial di Indonesia

Pada awal masa kolonial, Belanda tidak memiliki sistem pendidikan yang jelas untuk pribumi. Pendidikan hanya diperuntukkan bagi orang-orang Eropa dan kaum elite pribumi yang bekerja dalam pemerintahan kolonial. Namun, seiring berjalannya waktu, Belanda mulai menerapkan beberapa sistem pendidikan bagi masyarakat pribumi dengan tujuan menghasilkan tenaga kerja terdidik yang dapat membantu administrasi kolonial.

1. Sekolah untuk Kaum Elite

Belanda mendirikan berbagai sekolah untuk golongan elite pribumi dan Eropa, seperti:

  • ELS (Europeesche Lagere School): Sekolah dasar bagi anak-anak Eropa dan pribumi dari keluarga bangsawan atau pejabat.
  • HIS (Hollandsch-Inlandsche School): Sekolah dasar untuk pribumi yang memiliki status sosial tinggi.
  • MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs): Sekolah menengah pertama yang setara dengan SMP saat ini.
  • AMS (Algemeene Middelbare School): Sekolah menengah atas yang menjadi cikal bakal SMA di Indonesia.
2. Sekolah untuk Pribumi

Untuk masyarakat pribumi kelas bawah, pemerintah kolonial mendirikan sekolah yang lebih sederhana, seperti:

  • Sekolah Desa (Volksschool): Sekolah dasar dengan kurikulum terbatas, hanya tiga tahun pendidikan dasar.
  • Sekolah Kelas Dua: Sekolah lanjutan bagi anak-anak pribumi yang ingin memperoleh pendidikan lebih tinggi, namun tetap dalam batasan kolonial.
3. Pendidikan Kejuruan

Pemerintah kolonial juga mendirikan sekolah kejuruan untuk melatih tenaga kerja dalam bidang teknik, kesehatan, dan administrasi, seperti:

  • STOVIA: Sekolah pendidikan dokter pribumi yang melahirkan tokoh seperti dr. Soetomo.
  • OSVIA: Sekolah pegawai negeri yang mencetak tenaga administratif untuk pemerintahan kolonial.

Perubahan Sistem Pendidikan Pasca-Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, sistem pendidikan mengalami reformasi besar-besaran untuk menciptakan sistem yang lebih inklusif dan berorientasi pada kepentingan nasional. Beberapa perubahan utama meliputi:

1. Pendidikan untuk Semua

Salah satu perubahan terbesar adalah penghapusan diskriminasi dalam pendidikan. Jika sebelumnya hanya golongan tertentu yang bisa mengakses pendidikan, kini seluruh masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan dasar.

2. Kurikulum Nasional

Pemerintah mulai menyusun kurikulum nasional yang menyesuaikan dengan kebutuhan bangsa, menghapus kurikulum kolonial yang lebih menitikberatkan pada kepentingan pemerintah kolonial Belanda.

3. Penghapusan Sekolah Berbasis Ras dan Status Sosial

Sistem pendidikan yang membedakan berdasarkan ras dan status sosial dihapuskan. Sekolah-sekolah mulai menerima siswa dari berbagai latar belakang tanpa diskriminasi.

4. Pendirian Universitas

Pendidikan tinggi juga mengalami perkembangan pesat dengan didirikannya berbagai universitas negeri, seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM), yang bertujuan untuk mencetak intelektual bangsa.

Warisan Pendidikan Kolonial dalam Sistem Pendidikan Indonesia Saat Ini

Meskipun telah mengalami banyak perubahan, sistem pendidikan Indonesia tetap mewarisi beberapa aspek dari sistem pendidikan kolonial Belanda, seperti:

1. Struktur Pendidikan Berjenjang

Struktur pendidikan Indonesia yang terdiri dari pendidikan dasar (SD), menengah pertama (SMP), menengah atas (SMA), dan perguruan tinggi masih mengacu pada model pendidikan Belanda.

Baca juga: Dewan Revolusi Indonesia: Siapa Saja Anggotanya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.