SejarahSMA Kelas 10

Sejarah tradisi lisan mengandung unsur kearifan

Sejarah tradisi lisan mengandung unsur kearifan. Dalam tradisi lisan, terdapat pesan-pesan yang banyak mengandung unsur kearifan. Pesan-pesan itu disampaikan secara verbal, sebab pada masa itu belum mengenal tulisan. Ada dua ciri penting tradisi lisan.

Pertama, menyangkut pesan-pesan yang berupa pernyataan-pernyataan lisan yang diucapkan, dinyanyikan, atau disampaikan lewat musik. Berbeda halnya dengan masyarakat yang sudah mengenal tulisan, pesan-pesan itu disampaikan dalam bentuk teks (tertulis).

Ciri kedua ialah tradisi lisan berasal dari generasi sebelum generasi sekarang, paling sedikit satu generasi sebelumnya. Berbeda halnya dengan sejarah lisan (oral history), disusun bukan dari generasi sebelumnya tapi disusun oleh generasi sezaman.

Asal tradisi lisan dari generasi sebelumnya karena memiliki fungsi pewarisan, sedangkan di dalam sejarah lisan tidak ada upaya untuk pewarisan.

Jenis-jenis tradisi lisan

Tradisi lisan biasa dibedakan menjadi beberapa jenis. Pertama, berupa “petuah-petuah” yang sebenarnya merupakan rumusan kalimat yang dianggap punya arti khusus bagi kelompok, yang biasanya dinyatakan berulangulang untuk menegaskan satu pandangan kelompok yang diharapkan dapat menjadi pegangan bagi generasi-generasi berikutnya.

Baca juga Sejarah yang Bersifat Instruktif

Rumusan kalimat atau kata-kata itu biasanya diusahakan untuk tidak diubah-ubah, meskipun dalam kenyataan perubahan itu biasa saja terjadi terutama sesudah melewati beberapa generasi, apalagi penerusannya bersifat lisan, sehingga sukar dicek dengan rumusan aslinya. Namun, karena kedudukannya yang sangat istimewa dalam kehidupan kelompok, maka tetap diyakini bahwa rumusan itu tidak berubah.

Bentuk kisah

Bentuk yang kedua dari tradisi lisan adalah “kisah” tentang kejadian-kejadian di sekitar kehidupan kelompok, baik sebagai kisah perorangan (personal tradition) atau sebagai kelompok (group account).

Sesuai dengan alam pikiran masyarakat yang magis religius, kisah-kisah ini yang sebenarnya berintikan suatu fakta tertentu, biasanya diselimuti dengan unsur-unsur kepercayaan, atau terjadi pencampuradukan antara fakta dengan kepercayaan itu.

Baca juga Sejarah yang bersifat inspiratif

Cara penyampaian fakta memang seperti menyampaikan gosip (penuh dengan tambahan-tambahan menurut selera penuturnya), maka disebut pula dengan istilah “historical gossip” (gosip yang bernilai sejarah).

Untuk kisah-kisah perseorangan atau keluarga ini diulang-ulang atau diingat-ingat dalam beberapa generasi, sehingga riwayat keluarga ini kemudian biasa menjadi milik kelompok yang sering dikeramatkan bagi generasi-generasi berikutnya, yang biasanya diperbaharui (ditambahkan) secara berkesinambungan.

Cerita kepahlawanan

Bentuk ketiga dari tradisi lisan yaitu “cerita kepahlawanan”. Cerita ini berisi bermacam-macam gambaran tentang tindakan-tindakan kepahlawanan yang mengagumkan bagi kelompok pemiliknya yang biasanya berpusat pada tokoh-tokoh tertentu (biasanya tokoh-tokoh pemimpin masyarakat).

Beberapa cerita kepahlawanan ini memang ada yang punya dimensi historis yang patut diperhatikan karena unsur fakta sejarahnya yang masih bisa ditelusuri, tetapi pada umumnya sudah terselimuti dengan unsur-unsur kepercayaan, sehingga kadang-kadang dianggap lebih bersifat hasil sastra.

Dongeng

Keempat, yaitu bentuk cerita “dongeng” yang umumnya bersifat fiksi belaka. Tentu saja unsur faktanya boleh dikatakan tidak ada, dan memang biasanya terutama berfungsi untuk menyenangkan (menghibur) pendengarnya meskipun sering di dalamnya terkandung unsur-unsur petuah.

Membaca Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button