Sarekat Islam (SI) merupakan salah satu organisasi pergerakan nasional pertama di Indonesia yang memainkan peran penting dalam membangkitkan semangat kebangsaan dan perjuangan melawan penjajahan. Didirikan pada tahun 1912 oleh Haji Samanhudi di Surakarta, organisasi ini awalnya berfokus pada kepentingan ekonomi umat Islam, terutama para pedagang pribumi. Seiring waktu, Sejarah Sarekat Islam berkembang menjadi wadah perjuangan sosial, politik, dan nasionalisme yang menginspirasi banyak gerakan pergerakan nasional lainnya.
Dalam artikel ini, kita akan menelusuri sejarah berdirinya Sarekat Islam, perkembangannya, peran pentingnya dalam perjuangan nasional, hingga warisannya bagi Indonesia modern.
1. Latar Belakang Berdirinya Sarekat Islam
Sarekat Islam bermula dari Sarekat Dagang Islam (SDI), yang didirikan pada tahun 1911 oleh Haji Samanhudi, seorang pengusaha batik di Surakarta. SDI bertujuan melindungi pedagang pribumi dari persaingan tidak sehat dengan pedagang asing, khususnya Tionghoa, yang didukung oleh sistem ekonomi kolonial Belanda.
Latar belakang pendirian Sarekat Islam tidak terlepas dari:
- Kesenjangan Ekonomi: Pada masa kolonial, pedagang pribumi sering kali kesulitan bersaing dengan pedagang asing karena kurangnya akses modal, teknologi, dan dukungan pemerintah.
- Diskriminasi Sosial: Rakyat pribumi menghadapi diskriminasi sosial dan ekonomi yang sistematis, sehingga memerlukan organisasi untuk memperjuangkan hak-hak mereka.
- Kesadaran Islam: Sebagai agama mayoritas, Islam menjadi faktor pemersatu yang kuat bagi rakyat pribumi untuk melawan penjajahan.
Pada tahun 1912, Sarekat Dagang Islam berganti nama menjadi Sarekat Islam. Pergantian nama ini mencerminkan perluasan fokus organisasi, dari semula hanya bergerak di bidang ekonomi menjadi organisasi yang juga memperjuangkan isu-isu sosial dan politik.
2. Tujuan dan Prinsip Sarekat Islam
Sarekat Islam didirikan dengan tujuan utama untuk memperjuangkan kesejahteraan umat Islam di Indonesia. Beberapa tujuan yang menjadi dasar gerakan SI adalah:
- Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi: Membantu pedagang pribumi bersaing dalam dunia perdagangan melalui dukungan koperasi dan solidaritas ekonomi.
- Melindungi Hak-Hak Rakyat: Memperjuangkan keadilan sosial dan menolak segala bentuk diskriminasi rasial serta ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial.
- Membangun Solidaritas Umat Islam: Memperkuat ukhuwah Islamiyah untuk menghadapi tantangan bersama, baik dari pihak penjajah maupun tantangan internal masyarakat.
- Membangkitkan Kesadaran Nasional: Menanamkan semangat nasionalisme di kalangan rakyat untuk melawan penjajahan dan memperjuangkan kemerdekaan.
3. Perkembangan dan Peran Sarekat Islam
Setelah resmi didirikan pada tahun 1912, Sarekat Islam dengan cepat menarik dukungan dari berbagai kalangan masyarakat. Pada puncaknya, organisasi ini memiliki jutaan anggota yang tersebar di seluruh Nusantara. Berikut adalah beberapa tahap perkembangan dan peran penting SI:
a. Awal Pertumbuhan (1912-1916)
Pada tahap awal, Sarekat Islam fokus pada isu-isu ekonomi, terutama membela kepentingan pedagang Muslim. Namun, dengan cepat SI berkembang menjadi organisasi massa yang juga memperjuangkan isu-isu sosial dan politik.
- Kongres Pertama SI: Pada tahun 1913, SI mengadakan kongres pertamanya di Surabaya. Dalam kongres ini, SI menetapkan langkah-langkah strategis untuk memperjuangkan kepentingan umat Islam dan rakyat Indonesia secara umum.
- Pertumbuhan Anggota: Popularitas SI meningkat pesat, terutama di kalangan rakyat kecil, karena organisasinya menawarkan harapan dan perlindungan di tengah kondisi yang sulit.
b. Peran Politik dan Nasionalisme (1916-1920)
Pada tahun 1916, Sarekat Islam mulai terlibat dalam politik dengan mengirimkan wakil-wakilnya ke Volksraad (Dewan Rakyat) yang dibentuk oleh pemerintah kolonial. Meskipun Volksraad memiliki kekuasaan terbatas, SI memanfaatkannya untuk menyuarakan aspirasi rakyat.
- Pidato Tjokroaminoto: Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, salah satu pemimpin SI yang paling karismatik, sering memberikan pidato yang membangkitkan semangat nasionalisme dan kesadaran rakyat akan pentingnya persatuan.
- Penolakan Kebijakan Kolonial: SI secara tegas menolak kebijakan-kebijakan kolonial yang merugikan rakyat, seperti kerja paksa dan sistem tanam paksa.
c. Perpecahan Internal (1920-an)
Pada tahun 1920-an, Sarekat Islam menghadapi tantangan besar berupa perpecahan internal. Perpecahan ini disebabkan oleh perbedaan ideologi di antara para anggotanya.
- SI Putih dan SI Merah: SI terpecah menjadi dua faksi, yaitu SI Putih yang dipimpin oleh Tjokroaminoto dan berpegang pada prinsip-prinsip Islam, serta SI Merah yang dipengaruhi oleh ideologi komunisme yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono.
- Dampak Perpecahan: Perpecahan ini melemahkan posisi SI sebagai organisasi perjuangan nasional, meskipun kedua faksi tetap aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
4. Kiprah Tokoh-Tokoh Sarekat Islam
Sarekat Islam melahirkan banyak tokoh penting yang berperan besar dalam perjuangan nasional Indonesia. Beberapa tokoh utama SI adalah:
- Haji Samanhudi: Pendiri Sarekat Dagang Islam yang menjadi cikal bakal Sarekat Islam.
- HOS Tjokroaminoto: Pemimpin karismatik SI yang dikenal sebagai “Raja Jawa Tanpa Mahkota” karena pengaruhnya yang begitu besar.
- Semaun: Pemimpin SI Merah yang berperan dalam memperkenalkan ideologi komunisme di Indonesia.
- Haji Agus Salim: Salah satu tokoh intelektual Islam yang aktif di SI dan menjadi diplomat terkemuka di era kemerdekaan.
Baca juga: Ciri-Ciri Nasionalisme
5. Warisan Sarekat Islam
Meskipun Sarekat Islam tidak lagi menjadi kekuatan utama setelah kemerdekaan, warisan perjuangannya tetap hidup hingga kini. Beberapa warisan penting dari SI adalah:
- Kesadaran Nasionalisme: SI berperan besar dalam membangkitkan kesadaran nasionalisme di kalangan rakyat Indonesia.
- Model Organisasi Massa: SI menjadi pelopor organisasi modern dengan struktur yang terorganisasi, yang kemudian diikuti oleh organisasi lain seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
- Pengaruh di Dunia Politik: Banyak tokoh SI yang kemudian berperan aktif dalam pemerintahan dan politik di era kemerdekaan.
Baca juga: Sejarah, Bentuk Pergerakan Sarekat Islam, dan Tujuannya
Penutup
Sarekat Islam adalah salah satu tonggak penting dalam sejarah perjuangan nasional Indonesia. Dari awal berdirinya sebagai Sarekat Dagang Islam hingga perannya sebagai organisasi politik yang memperjuangkan kemerdekaan, SI telah memberikan kontribusi besar bagi bangsa ini. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, termasuk perpecahan internal, semangat dan nilai-nilai perjuangan SI tetap relevan hingga kini.
Dengan mempelajari sejarah Sarekat Islam, kita tidak hanya mengenang perjuangan para pendahulu, tetapi juga mendapatkan inspirasi untuk melanjutkan perjuangan dalam membangun Indonesia yang lebih adil, makmur, dan berdaulat. Warisan SI adalah pengingat bahwa persatuan, solidaritas, dan semangat perjuangan adalah kunci untuk meraih cita-cita bersama.