Home » Sejarah » Sejarah Kerajaan Pajajaran: Kejayaan Sunda di Tanah Jawa Barat
Posted in

Sejarah Kerajaan Pajajaran: Kejayaan Sunda di Tanah Jawa Barat

Sejarah Kerajaan Pajajaran: Kejayaan Sunda di Tanah Jawa Barat (ft.istimewa)
Sejarah Kerajaan Pajajaran: Kejayaan Sunda di Tanah Jawa Barat (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Kerajaan Pajajaran merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah berjaya di wilayah Tatar Sunda, atau yang kini dikenal sebagai Provinsi Jawa Barat. Kejayaan dan pengaruh kerajaan ini masih terasa hingga kini, baik dalam budaya, tradisi, maupun peninggalan sejarah yang tersebar di berbagai wilayah. Artikel ini akan mengulas secara lengkap tentang asal-usul, perkembangan, kejayaan, serta runtuhnya Sejarah Kerajaan Pajajaran.

Asal-Usul Kerajaan Pajajaran

Sejarah Kerajaan Pajajaran dikenal juga dengan nama Kerajaan Sunda, dan pusat pemerintahannya berada di Pakuan Pajajaran (kini wilayah Kota Bogor). Berdasarkan naskah kuno seperti Babad Tanah Sunda dan Carita Parahyangan, Pajajaran merupakan penerus dari Kerajaan Tarumanagara yang telah lebih dulu berjaya di wilayah Jawa Barat pada abad ke-4 hingga abad ke-7 Masehi.

Setelah runtuhnya Tarumanagara, terjadi kekosongan kekuasaan yang kemudian diisi oleh beberapa kerajaan kecil. Salah satu keturunan raja Tarumanagara, Sri Jayabhupati, mendirikan kerajaan Sunda yang kelak berkembang menjadi Kerajaan Pajajaran. Nama “Pajajaran” sendiri diyakini berasal dari kata “jajar”, yang berarti sejajar atau berdampingan, mencerminkan struktur sosial dan tata kota kerajaan yang rapi.

Lokasi dan Wilayah Kekuasaan

Kerajaan Pajajaran berpusat di daerah Pakuan, yang diperkirakan berada di sekitar Kota Bogor saat ini. Wilayah kekuasaan Pajajaran meliputi sebagian besar Jawa Barat, termasuk wilayah Banten, Cianjur, Sukabumi, hingga ke bagian selatan Jawa Barat. Dalam masa kejayaannya, Pajajaran memiliki pelabuhan-pelabuhan penting di pesisir utara dan selatan, seperti Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pelabuhan Banten, yang menjadi pusat perdagangan dan kontak dengan bangsa asing.

Kehidupan Politik dan Sosial

Pemerintahan Kerajaan Pajajaran berbentuk monarki, dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak. Salah satu raja terkenal dari Pajajaran adalah Sri Baduga Maharaja atau yang lebih dikenal sebagai Prabu Siliwangi. Ia dikenal sebagai raja yang adil, bijaksana, dan memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Di masa pemerintahannya (sekitar tahun 1482–1521 M), Pajajaran mengalami masa keemasan.

Struktur sosial dalam masyarakat Pajajaran terbagi menjadi beberapa kelas, mulai dari keluarga kerajaan, kaum bangsawan, hingga rakyat jelata. Masyarakat hidup dari bertani, berdagang, serta kerajinan tangan. Nilai-nilai luhur seperti gotong royong, kesetiaan, dan penghormatan terhadap leluhur sangat dijunjung tinggi.

Agama dan Kepercayaan

Sebelum kedatangan Islam, agama yang dianut masyarakat Pajajaran adalah perpaduan antara Hindu-Siwa, Buddha, dan kepercayaan lokal (animisme dan dinamisme). Prasasti dan peninggalan arkeologis menunjukkan banyaknya candi, arca, dan situs-situs keagamaan yang menjadi pusat ritual.

Prabu Siliwangi sendiri dikenal sebagai penganut agama Hindu-Siwa, namun beliau juga menunjukkan sikap toleransi terhadap kepercayaan lain. Beberapa peninggalan seperti Prasasti Batutulis di Bogor menjadi bukti keberadaan dan kekuatan spiritual kerajaan ini.

Hubungan Dagang dan Budaya

Sebagai kerajaan yang memiliki pelabuhan penting seperti Sunda Kelapa, Pajajaran aktif dalam perdagangan internasional. Mereka berdagang dengan bangsa asing seperti Arab, Cina, India, hingga Portugis. Komoditas perdagangan utama meliputi lada, kayu manis, dan hasil bumi lainnya.

Hubungan dengan bangsa asing juga membawa pengaruh budaya, teknologi, dan pemikiran. Namun, Pajajaran tetap menjaga identitas budaya Sunda, yang kaya dengan seni, sastra, musik, dan upacara adat. Banyak warisan budaya tersebut yang masih bertahan dan diwariskan hingga kini.

Runtuhnya Kerajaan Pajajaran

Keruntuhan Kerajaan Pajajaran terjadi pada abad ke-16, dan salah satu penyebab utamanya adalah serangan Kesultanan Banten yang dipimpin oleh Maulana Hasanuddin, putra Sunan Gunung Jati dari Cirebon. Serangan ini terjadi karena Pajajaran dianggap sebagai ancaman terhadap penyebaran Islam di wilayah Jawa Barat.

Pada tahun 1579, ibu kota Pakuan berhasil direbut oleh Kesultanan Banten, dan sejak saat itu, Sejarah Kerajaan Pajajaran dianggap telah runtuh. Meskipun demikian, nilai-nilai dan budaya Sunda tetap bertahan dan menjadi identitas kuat masyarakat Jawa Barat.

Baca juga: Pengaruh Hukum Kolonial Belanda terhadap Sistem Hukum Indonesia Saat Ini

Peninggalan Kerajaan Pajajaran

Beberapa peninggalan penting dari Kerajaan Pajajaran antara lain:

  1. Prasasti Batutulis – Terletak di Bogor, prasasti ini merupakan peninggalan Prabu Siliwangi dan menjadi bukti sejarah keberadaan Pajajaran.
  2. Situs Pakuan Pajajaran – Terletak di sekitar Istana Bogor, situs ini merupakan bekas ibu kota kerajaan.
  3. Legenda dan Kisah Prabu Siliwangi – Cerita rakyat tentang Prabu Siliwangi dan kerajaan Pajajaran masih hidup dalam tradisi lisan masyarakat Sunda.

Warisan Budaya dan Identitas Sunda

Meskipun telah lama runtuh, Kerajaan Pajajaran meninggalkan warisan budaya yang mendalam. Bahasa, seni musik, tarian, dan upacara adat Sunda sebagian besar berasal dari masa kejayaan Pajajaran. Prabu Siliwangi juga dianggap sebagai tokoh simbolik dalam identitas Sunda, dan sering dijadikan panutan dalam nilai-nilai kepemimpinan dan kearifan lokal.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa itu Kerajaan Pajajaran?

Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan Hindu-Sunda yang berdiri di wilayah Jawa Barat, dengan pusat pemerintahan di Pakuan (kini Bogor). Kerajaan ini berjaya pada abad ke-15 hingga abad ke-16 Masehi.

2. Siapa raja paling terkenal dari Kerajaan Pajajaran?

Raja paling terkenal dari Pajajaran adalah Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi, yang dikenal bijaksana dan membawa kerajaan pada masa keemasan.

3. Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Pajajaran?

Kerajaan Pajajaran runtuh karena serangan dari Kesultanan Banten pada tahun 1579, yang dipimpin oleh Maulana Hasanuddin.

4. Apakah masih ada peninggalan Kerajaan Pajajaran?

Ya, beberapa peninggalan yang masih ada antara lain Prasasti Batutulis, situs Pakuan Pajajaran, dan berbagai cerita rakyat tentang Prabu Siliwangi.

5. Apa warisan terbesar Kerajaan Pajajaran bagi masyarakat Sunda?

Warisan terbesar adalah identitas budaya Sunda, seperti bahasa, kesenian, sistem sosial, serta nilai-nilai kepemimpinan dan kearifan lokal yang diwariskan dari masa kejayaan kerajaan.


Referensi

  • Ensiklopedia Nasional Indonesia. (2001). Kerajaan-Kerajaan Nusantara. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Pigeaud, T.G.Th. (1967). Literature of Java. The Hague: Martinus Nijhoff.
  • Ekajati, Edi S. (2002). Kebudayaan Sunda: Suatu Pendekatan Sejarah. Jakarta: Pustaka Jaya.
  • Situs Resmi Pemerintah Kota Bogor: https://bogorkota.go.id
  • Perpustakaan Nasional Republik Indonesia: https://www.perpusnas.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.