Retensi sangat menentukan hasil yang diperoleh siswa dalam pembelajaran. Retensi merujuk pada kemampuan seseorang untuk mengingat atau menyimpan informasi dalam jangka waktu yang lama. Retensi juga dapat merujuk pada jumlah informasi yang dapat disimpan dalam ingatan jangka panjang seseorang. Proses retensi melibatkan tahap-tahap seperti penerimaan informasi, pengolahan informasi, penyimpanan informasi, dan pemulihan informasi.
Dalam konteks pembelajaran, retensi adalah kemampuan siswa untuk menyimpan informasi yang diperoleh selama proses belajar, sehingga informasi tersebut dapat diingat dan digunakan di masa depan. Retensi yang baik dapat membantu siswa dalam memperoleh hasil belajar yang lebih baik, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan meningkatkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas atau masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran yang dipelajari.
Pendekatan dan teknik pembelajaran yang efektif dapat membantu meningkatkan retensi siswa, seperti mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki siswa, memberikan kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan yang dipelajari, mengulang materi secara berkala, dan menyajikan informasi dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.
Baca juga Karakteristik peserta didik berdasarkan Status Sosial
A. Apa yang dimaksud dengan fase retensi?
Fase retensi merujuk pada tahap dalam proses pembelajaran di mana siswa menyimpan atau mengingat informasi yang diperoleh selama proses belajar. Fase retensi merupakan tahap ketiga dalam model pembelajaran yang dikenal sebagai model belajar Gagne, yang terdiri dari delapan tahap.
Fase retensi terjadi setelah tahap penerimaan informasi dan pengolahan informasi. Pada tahap ini, siswa menyimpan informasi yang diperoleh ke dalam ingatan jangka panjang mereka. Tahap retensi melibatkan proses mengubah informasi menjadi format yang dapat diingat dan disimpan dalam ingatan jangka panjang.
Dalam tahap retensi, siswa juga harus dapat menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki, sehingga informasi baru tersebut dapat terkait dengan pengetahuan yang ada di dalam ingatan jangka panjang mereka. Siswa dapat menggunakan berbagai teknik untuk membantu mereka mengingat informasi, seperti membuat catatan, membuat rangkuman, atau mengulang kembali materi yang telah dipelajari.
Fase retensi penting dalam proses pembelajaran, karena informasi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang siswa dapat diambil kembali dan digunakan di masa depan untuk memecahkan masalah atau mengambil keputusan. Proses retensi yang baik juga dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan menganalisis informasi secara efektif.
B. Hubungan antara retensi dan Intelligence quotient
Retensi dan Intelligence quotient (IQ) adalah dua konsep yang berbeda namun saling terkait dalam proses belajar dan kognisi manusia.
Retensi adalah kemampuan seseorang untuk mengingat atau menyimpan informasi dalam jangka waktu yang lama. Proses retensi melibatkan tahap-tahap seperti penerimaan informasi, pengolahan informasi, penyimpanan informasi, dan pemulihan informasi.
Retensi yang baik dapat membantu seseorang untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan meningkatkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas atau masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran yang dipelajari.
Sementara itu, IQ adalah sebuah ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan intelektual seseorang dalam menyelesaikan masalah, berpikir abstrak, memecahkan masalah, dan belajar dengan cepat. IQ biasanya diukur dengan tes IQ yang terdiri dari serangkaian pertanyaan yang dirancang untuk mengukur berbagai aspek kecerdasan, seperti kemampuan verbal, memori, kognisi, dan pemecahan masalah.
Kedua konsep ini saling terkait dalam proses belajar dan kognisi manusia. Seseorang dengan IQ yang tinggi mungkin memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memperoleh dan mengolah informasi, serta lebih mudah untuk menyimpan informasi tersebut dalam ingatan jangka panjang. Namun, hal ini tidak selalu berarti bahwa seseorang dengan IQ yang rendah memiliki retensi yang buruk. Retensi dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik dan strategi belajar yang tepat, seperti membuat catatan, mengulang materi, atau mempraktikkan keterampilan yang dipelajari.
Dalam kesimpulannya, retensi dan IQ adalah dua konsep yang berbeda namun saling terkait dalam proses belajar dan kognisi manusia. Seseorang dengan IQ yang tinggi mungkin memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memperoleh, mengolah, dan menyimpan informasi, namun hal ini tidak selalu berarti bahwa seseorang dengan IQ yang rendah memiliki retensi yang buruk. Retensi dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik dan strategi belajar yang tepat.
Leave a Reply