Home » Sejarah » Pra Aksara Zaman Logam Perunggu yang berkembang di Indonesia
Pra Aksara Zaman Logam Perunggu yang berkembang di Indonesia

Pra Aksara Zaman Logam Perunggu yang berkembang di Indonesia

Pra Aksara Zaman Logam Perunggu, disebut dengan zaman perunggu karena pada saat itu dihasilkan peralatan kehidupan yang dibuat dari perunggu. Peralatan kehidupan yang dihasilkan pada zaman perunggu ini anatara lain kapak perunggu/kapak corong, nekara, bejana perunggu, perhiasan dan arca perunggu.

Kapak Corong

Kapak perunggu banyak disebut sebagai kapak corong karena bentuknya seperti corong. Kapak ini terbuat dari logam perunggu, bagian atasnya berbentuk corong yang sembirnya belah, dan pada bagian dalam corong dimasukan tangkai kayunya yang menyiku pada bidang kapak. Sering pula disebut dengan kapak sepatu karena hampir mirip dengan sepatu.

Kapak Corong

Fungsinya sama seperti kapak pada umumnya, yaitu untuk memotong kayu. Namun untuk kapak ukuran kecil biasanya digunakan sebagai bentuk perhiasan dan alat-alat upacara.

Pra Aksara Zaman Logam Perunggu, Kapak corong banyak di temukan di Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan sekitar Danau Sentani Irian Jaya.

Ukuran kapak corong beragam, ada yang kecil dan sangat sederhana, ada yang besar memakai hiasan, ada yang pendek lebar, ada yang bulat, dan ada pula yang panjang satu sisinya. Kapak corong yang panjang satu sisinya disebut candrasa.

Nekara

Adalah semacam berumbung dari perunggu yang berpinggang di bagian tengahnya dan sisi atapnya tertutup. Benda ini memiliki nilai seni yang tinggi, terdapat pola hias yang beraneka ragam.

Nekara Perunggu

Pola hiasnya yaitu pola binatang, geometrik, gambar burung, gambar gajah, gambar ikan laut, gambar kijang, gambar harimau dan juga gambar manusia.

Nekara dengan bentuk kecil tapi memanjang disebut moko. Nekara perunggu dan moko banyak di temukan di Sumatra, Jawa, Bali, Pulau sangean dekat Sumbawa, Pulau Roti, Leti, Selayar, Flores, Solor, Kepulauan Kei dan Irian.

Bejana perunggu berbentuk seperti kepis (wadah ikan pada pemancing) dengan pola hias pilin anyaman berganda pada sisi luar dan berbentuk huruf L. Alat ini telah ditemukan di Kerinci (Jambi) dan Asemjaran, Sampang, Madura (Jawa Timur).

Perhiasan dari perunggu berupa gelang, gelang kaki, anting-anting, kalung, cincin, dan mainan kalung. Benda-benda tersebut pada umunya tidak diberi pola hias. Ada beberapa yang diberi pola hias, seperti cincin atau gelang yang diberi pola hias geometrik.

Baca juga Periodisasi Berdasarkan Arkeologis Pada Zaman Batu Besar (Megalitikum)

Ada pula cincin yang sangat kecil yang tidak bisa dimasukan ke dalam jari anak-anak dan berfungsi sebagai alat tukar.Tempat-tempat ditemukannya benda-benda perhiasan, antara lain di Bogor, Malang, dan Bali.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top