Home » Sejarah » Perlawanan Rakyat terhadap VOC di Sunda Kelapa dan Sekitarnya
Posted in

Perlawanan Rakyat terhadap VOC di Sunda Kelapa dan Sekitarnya

Perlawanan Rakyat terhadap VOC di Sunda Kelapa dan Sekitarnya (ft.istimewa)
Perlawanan Rakyat terhadap VOC di Sunda Kelapa dan Sekitarnya (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Sunda Kelapa, pelabuhan strategis di pesisir utara Jawa (kini Jakarta), menjadi saksi bisu berbagai dinamika perlawanan rakyat Nusantara terhadap kolonialisme, khususnya terhadap Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Sejak VOC menguasai kawasan ini pada awal abad ke-17 dan mendirikan Batavia, muncul berbagai bentuk perlawanan rakyat yang dipicu oleh kesewenang-wenangan, monopoli dagang, serta ketidakadilan sosial dan ekonomi.

Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai peristiwa perlawanan rakyat terhadap VOC di Sunda Kelapa dan sekitarnya, faktor-faktor penyebabnya, serta dampaknya terhadap perjalanan sejarah Nusantara.

Latar Belakang Penindasan oleh VOC

VOC, sebagai perusahaan dagang besar dari Belanda, diberi hak istimewa oleh pemerintah Belanda untuk:

  • Memonopoli perdagangan.
  • Menguasai wilayah.
  • Membentuk tentara dan melakukan peperangan.

Di Sunda Kelapa, VOC tidak hanya menjalankan aktivitas perdagangan tetapi juga menerapkan sistem pajak tinggi, kerja paksa (rodi), serta monopoli atas berbagai komoditas penting seperti beras, rempah-rempah, dan kayu. Kebijakan-kebijakan ini menyengsarakan rakyat lokal dan mendorong lahirnya berbagai bentuk perlawanan.

Bentuk-Bentuk Perlawanan Rakyat

1. Perlawanan Fatahillah (Sebelum Resmi Berkuasanya VOC)

Walau terjadi sebelum VOC berdiri, perlu disebutkan bahwa semangat perlawanan di Sunda Kelapa sudah dipicu sejak era Fatahillah pada 1527. Ia berhasil merebut Sunda Kelapa dari tangan Portugis, membuka jalan bagi kontrol lokal atas pelabuhan ini. Semangat perlawanan inilah yang terus hidup hingga era VOC.

2. Pemberontakan Petani dan Rakyat Pribumi

Setelah VOC memperketat monopoli perdagangan dan menaikkan pajak, banyak petani di sekitar Batavia (Sunda Kelapa) melakukan pemberontakan kecil. Salah satunya terjadi pada pertengahan abad ke-17:

  • Petani menolak membayar pajak hasil bumi yang dianggap tidak adil.
  • Penyabotan terhadap pasokan beras dan kayu ke Batavia untuk melemahkan VOC.
  • Serangan sporadis terhadap pos-pos VOC di pedesaan sekitar Batavia.
3. Perlawanan Orang Tionghoa: Tragedi Geger Pecinan 1740

Salah satu peristiwa besar dalam sejarah Batavia adalah pemberontakan komunitas Tionghoa pada 1740. Faktor pemicunya adalah:

  • Diskriminasi rasial yang diterapkan VOC.
  • Pembatasan ekonomi terhadap pedagang Tionghoa.
  • Rencana VOC untuk memindahkan paksa komunitas Tionghoa dari Batavia ke daerah lain.

Akhirnya, terjadilah Geger Pecinan, di mana ribuan orang Tionghoa memberontak melawan VOC. Namun, pemberontakan ini berakhir tragis. VOC melakukan pembantaian massal terhadap ribuan warga Tionghoa di Batavia.

Peristiwa ini mengguncang stabilitas sosial Batavia dan menunjukkan betapa kuatnya ketidakpuasan terhadap pemerintahan kolonial.

4. Perlawanan Kesultanan Banten

Sebagai kerajaan besar di Jawa Barat, Kesultanan Banten berkali-kali berkonflik dengan VOC. Pada abad ke-17 dan 18, Banten berusaha:

  • Merebut kembali kontrol atas jalur perdagangan dari VOC.
  • Menolak monopoli VOC atas lada dan rempah-rempah.
  • Mengusir pengaruh VOC dari wilayah pesisir.

Serangan Kesultanan Banten ke Batavia beberapa kali menggoyahkan kekuasaan VOC. Walau akhirnya Banten dapat dijinakkan dengan berbagai perjanjian dan tekanan militer, semangat perlawanan ini tetap menjadi simbol penolakan terhadap kolonialisme.

5. Perlawanan dari Kaum Mardijker dan Budak

Kaum Mardijker (keturunan budak yang telah dibebaskan) dan budak lain di Batavia juga kadang melakukan aksi-aksi perlawanan kecil, seperti:

  • Pelarian massal dari kota.
  • Penolakan kerja paksa.
  • Penghancuran fasilitas VOC dalam aksi sabotase.

Walau tidak sebesar pemberontakan petani atau Kesultanan Banten, aksi-aksi ini tetap menjadi duri dalam daging bagi VOC.

Baca juga: Pembelajaran dari Demokrasi Terpimpin: Apa yang Bisa Diambil untuk Indonesia Saat Ini?

Faktor Penyebab Perlawanan

Beberapa faktor utama penyebab perlawanan terhadap VOC di Sunda Kelapa dan sekitarnya meliputi:

  • Monopoli perdagangan yang merugikan petani dan pedagang lokal.
  • Beban pajak tinggi dan sistem kerja rodi yang menindas rakyat.
  • Diskriminasi sosial dan rasial, terutama terhadap komunitas Tionghoa dan pribumi.
  • Kebijakan sewenang-wenang yang mengabaikan hak-hak tradisional masyarakat.
  • Perebutan lahan dan sumber daya oleh VOC tanpa kompensasi adil.

Dampak dari Perlawanan Rakyat

Perlawanan rakyat terhadap VOC di Sunda Kelapa memiliki beberapa dampak penting:

  • Pelemahan kekuasaan VOC secara bertahap, meski tidak langsung menggulingkan mereka.
  • Meningkatnya ketegangan sosial di Batavia dan sekitarnya.
  • Perubahan kebijakan VOC, misalnya, setelah Geger Pecinan, VOC lebih berhati-hati dalam memperlakukan komunitas Tionghoa dan pribumi.
  • Inspirasi bagi perlawanan selanjutnya terhadap kolonialisme, baik di Sunda Kelapa maupun di seluruh Nusantara.

Meskipun sebagian besar perlawanan ini berujung pada kekalahan di tangan VOC, mereka menanamkan benih perlawanan yang pada akhirnya berkontribusi pada semangat kemerdekaan Indonesia.

Kesimpulan

Perlawanan rakyat terhadap VOC di Sunda Kelapa dan sekitarnya merupakan bukti nyata betapa kuatnya semangat kebebasan masyarakat Nusantara. Meski menghadapi kekuatan militer dan ekonomi yang besar, rakyat Sunda Kelapa — dari petani hingga pedagang, dari pribumi hingga komunitas Tionghoa — berani bangkit melawan penindasan.

Jejak perlawanan ini tetap hidup dalam sejarah kita, menjadi pengingat bahwa kebebasan dan keadilan selalu layak diperjuangkan, tidak peduli seberapa besar tantangan yang dihadapi.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa penyebab utama perlawanan rakyat terhadap VOC di Sunda Kelapa?
Penyebab utamanya adalah monopoli perdagangan, pajak tinggi, kerja paksa, diskriminasi sosial, dan perebutan lahan oleh VOC.

2. Apa itu Geger Pecinan?
Geger Pecinan adalah pemberontakan komunitas Tionghoa di Batavia pada tahun 1740 akibat diskriminasi dan tekanan ekonomi dari VOC, yang berakhir dengan pembantaian ribuan warga Tionghoa.

3. Bagaimana Kesultanan Banten terlibat dalam perlawanan terhadap VOC?
Kesultanan Banten berkali-kali menyerang dan menolak monopoli perdagangan VOC di kawasan pesisir barat Jawa, termasuk Sunda Kelapa.

4. Apakah semua perlawanan terhadap VOC berhasil?
Sebagian besar perlawanan berakhir dengan kekalahan di pihak rakyat, namun tetap melemahkan posisi VOC dan menjadi inspirasi perlawanan di masa depan.

5. Apa dampak jangka panjang dari perlawanan ini terhadap sejarah Indonesia?
Perlawanan ini menanamkan semangat kebebasan yang kelak menjadi salah satu fondasi perjuangan kemerdekaan Indonesia pada abad ke-20.


Referensi

  • Ricklefs, M.C. Sejarah Indonesia Modern 1200–2008. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2008.
  • Taylor, Jean Gelman. Indonesia: Peoples and Histories. Yale University Press, 2003.
  • Reid, Anthony. Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450–1680. Yayasan Obor Indonesia, 1992.
  • Cribb, Robert. Historical Atlas of Indonesia. University of Hawaii Press, 2000.
  • Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. “Sejarah Kota Tua Jakarta dan Sunda Kelapa.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.