Home » Sejarah » Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Penjajahan Belanda: Dari Diponegoro hingga Imam Bonjol
Posted in

Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Penjajahan Belanda: Dari Diponegoro hingga Imam Bonjol

Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Penjajahan Belanda: Dari Diponegoro hingga Imam Bonjol (ft/istimewa)
Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Penjajahan Belanda: Dari Diponegoro hingga Imam Bonjol (ft/istimewa)
sekolahGHAMA

Sejak awal kedatangannya, Belanda menghadapi berbagai bentuk perlawanan dari rakyat Indonesia yang tidak menerima penjajahan. Perlawanan ini berlangsung dalam berbagai bentuk, mulai dari perlawanan bersenjata hingga perlawanan diplomasi. Beberapa tokoh besar seperti Pangeran Diponegoro dan Tuanku Imam Bonjol memainkan peran penting dalam perjuangan rakyat melawan dominasi kolonial Belanda. Artikel ini akan membahas berbagai perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajahan Belanda, khususnya yang dipimpin oleh dua tokoh besar ini.

Perlawanan Pangeran Diponegoro (1825-1830)

Latar Belakang Perlawanan

Pangeran Diponegoro adalah salah satu tokoh utama dalam perlawanan rakyat terhadap Belanda di Jawa. Perlawanan ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk:

  1. Ketidakpuasan terhadap Belanda – Pemerintah kolonial semakin mencampuri urusan pemerintahan Kesultanan Yogyakarta.
  2. Eksploitasi Ekonomi – Sistem pajak yang membebani rakyat membuat masyarakat semakin miskin.
  3. Persoalan Sosial dan Budaya – Masuknya pengaruh Barat dalam pemerintahan dan kehidupan masyarakat Jawa dianggap mengancam nilai-nilai tradisional.
  4. Pemicu Langsung – Belanda memasang patok jalan yang melewati tanah leluhur Diponegoro tanpa izin, yang memicu kemarahan besar.
Jalannya Perlawanan
  • Pangeran Diponegoro mengadopsi taktik perang gerilya, memanfaatkan kondisi geografis Jawa yang bergunung-gunung.
  • Perang ini mendapat dukungan luas dari rakyat, termasuk kaum santri, petani, dan bangsawan yang tidak puas dengan pemerintahan Belanda.
  • Meskipun sempat memberikan perlawanan sengit, akhirnya Belanda menang melalui strategi politik dan militer yang lebih unggul.
  • Pangeran Diponegoro ditangkap pada tahun 1830 dan diasingkan ke Makassar hingga akhir hayatnya.

Perlawanan Tuanku Imam Bonjol (Perang Padri, 1803-1838)

Latar Belakang Perlawanan

Perang Padri awalnya merupakan konflik internal di Sumatra Barat antara kaum Padri (ulama yang ingin menerapkan ajaran Islam secara ketat) dan kaum Adat (yang mempertahankan tradisi Minangkabau). Namun, setelah Belanda ikut campur tangan pada tahun 1821, perang ini berubah menjadi perlawanan rakyat terhadap penjajah.

Jalannya Perlawanan
  • Fase Pertama (1803-1821): Kaum Padri, yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol, berhasil menguasai sebagian besar wilayah Minangkabau.
  • Fase Kedua (1821-1833): Belanda masuk ke dalam konflik dengan berpihak pada Kaum Adat. Namun, kaum Padri tetap memberikan perlawanan sengit.
  • Fase Ketiga (1833-1838): Setelah Kaum Adat berdamai dengan Kaum Padri, perlawanan bersatu melawan Belanda. Namun, setelah pengepungan panjang, Belanda berhasil menangkap Tuanku Imam Bonjol pada tahun 1837.
  • Imam Bonjol kemudian diasingkan ke Manado hingga wafat pada tahun 1864.

Baca juga: Latar Belakang Rapat Akbar di Lapangan Ikada

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.