Home » Sejarah » Peristiwa dalam sejarah hanya terjadi satu kali untuk selamanya
Peristiwa dalam sejarah hanya terjadi satu kali

Peristiwa dalam sejarah hanya terjadi satu kali untuk selamanya

Peristiwa dalam sejarah hanya terjadi satu kali untuk selamanya, tidak ada peristiwa yang berulang. Sebab, setiap peristiwa yang terjadi memiliki keunikan tersendiri yang belum tentu ada dalam peristiwa berikutnya. Misalnya peristiwa proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 akan berbeda dengan perayaan 17 Agustus pada tahun-tahun berikutnya.

Yang ada kesamaan dalam suatu peristiwa dengan peristiwa berikutnya adalah fenomena. Fenomena inilah yang sering ditafsirkan oleh orang awam sebagai pengulangan sejarah. Contoh terjadinya pengulangan fenomena dalam sejarah Indonesia adalah berakhirnya kekuasaan pada masa Orde Lama dan Orde Baru.

Orde Lama berakhir kekuasaannya dengan adanya krisis politik, krisis ekonomi, dan demonstrasi dari berbagai lapisan masyarakat khususnya mahasiswa. Fenomena ini pun terjadi pula pada masa berakhirnya kekuasaan Orde Baru.

Dinamika yang terjadi di masyarakat

Dapat dikategorikan sebagai perubahan apabila mengalami pergeseran. Perubahan di sini sama artinya dengan perkembangan. Dinamika yang terjadi dalam perubahan adalah adanya perkembangan besar-besaran dan dalam waktu yang relatif singkat.

Perubahan biasanya terjadi karena pengaruh dari luar. Misalnya, dalam sejarah Indonesia lahirnya kaum terpelajar yang menjadi penggerak gagasan nasionalisme di Indonesia pada awal abad ke-20. Kelahiran kelompok terpelajar tersebut merupakan dampak dari penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda terhadap kaum pribumi.

Pendidikan ini ternyata melahirkan suatu kelompok baru dalam masyarakat Indonesia, yaitu kaum intelektual atau kaum terpelajar. Pada kaum ini tumbuh kesadaran bahwa bangsanya dijajah, dan munculnya cita-cita untuk melepaskan diri dari penjajah serta berkeinginan untuk membangun sebuah negara nasional.

Perubahan terjadi dalam hal menghadapi penjajah. Pada masa sebelum abad ke-20, lebih banyak menggunakan perang fisik seperti Perang Diponegoro, Perang Paderi, Perang Aceh, dan perang-perang lainnya. Ketika munculnya pergerakan kebangsaan yang dimotori oleh kaum intelektual, perlawanan terhadap penjajah dengan menggunakan organisasi yang modern.

Penetapan Periodisasi Tergantung Penulis Sejarah

Peristiwa dalam sejarah hanya terjadi satu kali, Penetapan penyusunan periodisasi tergantung kepada penulis sejarah. Terdapat berbagai alasan dalam penetapan periodisasi. Misalnya suatu peristiwa disusun berdasarkan awal kejadiannya hingga berakhirnya kejadian tersebut.

Selain itu, penetapan periodisasi tergantung pula pada tema sejarah yang ditulisnya. Dengan demikian, setiap penulis sejarah bebas dalam menetapkan periodisasi, tergantung pada pendiriannya.

Baca juga Peristiwa-peristiwa politik Dalam Sejarah Indonesia

Perkembangan politik, misalnya menulis periodisasi kerajaan-kerajaan kuno atau dinasti-dinasti. Kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia misalnya mulai dari periode kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha sampai dengan periode Islam.

Periode kerajaan Hindu-Buddha mulai dari kerajaan tertua yaitu Kutai sampai dengan Majapahit. Akhir dari Kerajaan Majapahit, memasuki periode kerajaankerajaan Islam. Dalam setiap periode kerajaan tersebut, diceritakan tentang kekuasaan raja-raja khususnya yang berperan besar.

Baca juga Peran seorang penguasa dapat menjadi suatu sejarah politik

Periodisasi berdasarkan sosial ekonomi

Misalnya melihat perkembangan kehidupan manusia mulai dari masa berburu, mengumpulkan makanan, mulai menanam, berkebun atau bersawah, sampai dengan masa produksi.

Setiap periode tersebut memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri. Masa berburu dan mengumpulkan makanan misalnya, merupakan masa ketika manusia masih tergantung pada alam. Untuk mencapai kebutuhan hidupnya, manusia tergantung pada apa yang disediakan oleh alam.

Kehidupan sosial pada masa berburu, yaitu berkelompok-kelompok dan berpindah-pindah atau nomaden. Pada masa berkebun atau bersawah, manusia sudah mulai menetap karena sudah mampu mengolah alam dalam bentuk berkebun atau bersawah. Kehidupan sosial-ekonominya, sudah tidak lagi tergantung pada apa yang disediakan oleh alam. Ada proses produksi walaupun masih sederhana.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top