Home » IPS Kelas 8 » Peran Perempuan dalam Pergerakan Nasional
Peran Perempuan dalam Pergerakan Nasional

Peran Perempuan dalam Pergerakan Nasional

Peran Perempuan dalam Pergerakan Nasional. Perjuangan pergerakan nasional bukan semata milik kaum pria. Para wanita juga aktif berperan dalam berbagai organisasi yang ada, baik organisasi sosial maupun politik. Selain itu, kaum perempuan juga memiliki organisasi tersendiri yang anggotanya khusus kaum perempuan.

Peran serta perempuan dalam memperjuangkan kemerdekaan telah ada sejak dahulu. Beberapa tokoh pejuang wanita zaman dahulu adalah R.A. Kartini, Dewi Sartika, dan Maria Walanda Maramis. R.A. Kartini adalah putra Bupati Jepara yang memperjuangkan emansipasi (persamaan derajat) antara laki-laki dan perempuan. Ia mendirikan sekolah khusus untuk perempuan. 

Dewi Sartika mendirikan sekolah di Bandung, Jawa Barat. Sementara Maria Walanda Maramis mendirikan sekolah di Gorontalo, Sulawesi. Dalam masa pergerakan nasional, kaum perempuan aktif mendukung usaha persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Putri Mahardika berdiri di Jakarta

Pada tahun 1912, Putri Mahardika berdiri di Jakarta. Aktivitasnya adalah dalam pendidikan dan penerbitan pers. Tahun 1914 Rahena Kudus mendirikan Kerajinan Amai Setia di Gadang, Bukittinggi Sumatra Barat. Rahena aktif dalam usaha mendirikan sekolah-sekolah untuk perempuan. 

Organisasi Muhammadiyah di Yogyakarta pada tahun 1917 membentuk Aisyiyah. Aisyiyah sebagai organisasi wanita Muhammadiyah pertama kali dipimpin oleh Siti Wardah, istri K.H. Ahmad Dahlan. Kegiatan Aisyiyah, terutama dalam bidang dakwah, pendidikan, kesehatan, dan budaya. 

Hampir setiap organisasi pergerakan nasional mempunyai sayap organisasi wanita. Misalnya, Sarekat Putri Islam (SPI), Ina Tuni (Jong Ambon), dan Meisjekring (Jong Java). Organisasi-organisasi kaum perempuan juga mempunyai semangat perjuangan kebangsaan.

Pada 22-25 Desember 1928, Kongres Perempuan diadakan di Yogyakarta. Kongres ini diikuti oleh tujuh organisasi perempuan. Mereka merespons Sumpah Pemuda yang telah diikrarkan pada 28 Oktober 1928. Kongres dipimpin oleh R.A. Sukanto dan menghasilkan beberapa isi penting.

a. Kongres membicarakan masalah peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat. b. Menentukan sikap dalam menghadapi perjuangan mengusir kolonialisme. c. Hasil terpenting adalah terbentuknya Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI).

Peran perempuan dalam pergerakan Nasional (ilustrasi foto/Wawasan Sejarah) 

PPPI merupakan kumpulan dari organisasi wanita yang berbeda latar belakangnya. Pada masa selanjutnya, PPPI berubah namanya menjadi Perserikatan Perkumpulan Istri Indonesia (PPII). Pada Desember 1930, PPII secara tegas menyatakan dirinya sebagai bagian pergerakan bangsa Indonesia.

PPII menyelenggarakan Kongres Wanita II yang salah satu hasilnya adalah membubarkan PPII. Sebagai gantinya, Kongres Perempuan Indonesia (KPI) terlihat lebih tegas dan terbuka.

Kaum perempuan di samping kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, tidak ketinggalan dalam berperan memperjuangkan kemerdekaan. Hal ini menunjukkan bahwa emansipasi wanita telah ada sejak zaman dahulu.

Garis Besar Aktivitas Organisasi Pergerakan Kebangsaan Indonesia

Dengan dicetuskannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, sudah jelas bahwa keinginan merdeka dalam bingkai satu negara telah terbukti. Perjuangan mengusir penjajah semakin jelas. Semua sepakat bahwa Indonesia harus merdeka.

Strategi perjuangan kebangsaan Indonesia dalam menghadapi penjajahan dapat dibuat garis besarnya sebagai berikut.

1. Masa Perintis/Konsolidasi (1910–1920)

Ditandai dengan berdirinya berbagai organisasi, baik yang bersifat kedaerahan, keagamaan, etnis, sosial, maupun politik. Pada masa ini, peta perjuangan masih dalam taraf konsolidasi. 

2. Masa Radikal

Pada masa ini, perjuangan kebangsaan telah mencapai titik jelas, yaitu mencapai Indonesia merdeka. Berdirinya parta-partai politik bertujuan untuk mencapai kemerdekaan. Mereka menyadari bahwa perjuangan kemerdekaan hanya dapat dicapai dengan perjuangan sendiri. Mereka cenderung bersifat nonkooperatif (tidak mau bekerja sama) dengan Belanda.

Beberapa organisasi yang radikal, misalnya Serikat Islam, Perhimpunan Indonesia, Partai Nasional Indonesia, dan Partai Komunis Indonesia. Proses radikalisasi semakin menggelora setelah Perang Dunia I. Perjuangan nasionalisme di Asia dan Afrika telah memberikan inspirasi para tokoh perjuangan Indonesia.

Baca juga Para pemimpin Perhimpunan Indonesia menyatakan bahwa organisasi mereka merupakan organisasi pergerakan nasional

Karena sifatnya yang radikal, Belanda menjadi khawatir. Belanda akhirnya melakukan tindak kekerasan dengan membubarkan organisasi-organisasi radikal dan memenjarakan tokoh-tokohnya pada tahun 1930-an.

3. Masa Moderat

Setelah para pemimpin ditangkap dan sebagian organisasi dibubarkan, para tokoh perjuangan berganti taktik. Perjuangan dilakukan secara moderat (kooperatif). Mereka memanfaatkan Volksraad (Dewan Rakyat) untuk memperjuangkan aspirasi.

Pada masa moderat ini, organisasi yang masih ada dan berdiri adalah Parindra, Gerindo, dan GAPI. Para tokoh pergerakan menyampaikan tuntutan-tuntutan dalam Volksraad, baik menyangkut masalah politik, ekonomi, sosial, maupun pendidikan.

Rangkuman

Tekanan politik, ekonomi, sosial, dan keagamaan membawa penderitaan bangsa Indonesia terus-menerus. Hal ini telah mendorong bangsa Indonesia mencari berbagai cara untuk melepaskan diri dari penjajah Belanda.

Bangsa Indonesia sedikit mengalami perubahan penting pada abad XX, ditandai dengan munculnya berbagai golongan terpelajar. Golongan inilah yang memengaruhi munculnya berbagai organisasi di Indonesia.

Pada awalnya, organisasi yang muncul menunjukkan konfigurasi berdasarkan ideologi, baik agama, etnis, maupun nasionalis. Setelah melalui berbagai pertemuan, akhirnya para pemuda dari berbagai penjuru tanah air sepakat mengikrarkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

Melalui organisasi pergerakan kebangsaan inilah bangsa Indonesia semakin tegas dan jelas dalam memperjuangkan kemerdekaan. Indonesia merdeka adalah tujuan utama berbagai organisasi kebangsaan Indonesia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top