Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan, memiliki sejarah panjang sebagai kota penting dalam jalur perdagangan dan peradaban di Asia Tenggara. Selain dikenal sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya yang bercorak Buddha Mahayana, Palembang juga berperan besar dalam penyebaran agama Islam di Nusantara, khususnya di bagian barat Indonesia. Bagaimana Peran Palembang dalam Sejarah Penyebaran Islam di Nusantara?
Sebagai kota pelabuhan yang strategis di tepi Sungai Musi, Palembang menjadi tempat bertemunya berbagai budaya, agama, dan pedagang dari penjuru dunia. Islam masuk ke wilayah ini bukan melalui penaklukan militer, melainkan lewat jalur dagang, pernikahan, dan pendidikan. Artikel Peran Palembang dalam Sejarah Penyebaran Islam di Nusantara ini membahas bagaimana Palembang menjadi pusat penting dalam penyebaran Islam, dari masa awal masuknya Islam hingga peran Kesultanan Palembang Darussalam dalam menyebarluaskan ajaran agama Islam ke daerah sekitarnya.
1. Awal Masuknya Islam ke Palembang
Islam mulai masuk ke wilayah Palembang sekitar abad ke-13 hingga 14 Masehi, melalui jalur perdagangan maritim yang menghubungkan Timur Tengah, India, dan Asia Tenggara. Para pedagang Muslim dari Gujarat (India), Arab, dan Persia singgah di pelabuhan-pelabuhan penting, termasuk Palembang.
Mereka tidak hanya membawa barang dagangan, tetapi juga menyebarkan ajaran Islam secara damai melalui:
- Interaksi sosial dengan penduduk lokal
- Pernikahan dengan wanita setempat
- Pendirian surau dan masjid kecil
- Pengajaran tasawuf dan akhlak
Islam diterima secara perlahan oleh masyarakat Palembang, yang saat itu sebagian besar masih memeluk agama Hindu-Buddha atau kepercayaan lokal. Penyebaran yang lembut dan adaptif menjadi kunci keberhasilan Islam di wilayah ini.
2. Jejak Awal Islam: Makam Kawah Tengkurep
Salah satu bukti tertua keberadaan Islam di Palembang adalah Kompleks Makam Kawah Tengkurep, yang terletak di Palembang Ulu. Di sana terdapat makam para raja dan bangsawan Islam Palembang, termasuk:
- Sultan Abdurrahman (Sultan pertama Kesultanan Palembang Darussalam)
- Kiai Masagus H. Muhammad Sholeh (ulama terkemuka)
- Beberapa tokoh penyebar Islam dari abad ke-16 dan 17
Makam-makam ini menunjukkan bahwa Islam telah menjadi agama resmi kerajaan sejak awal berdirinya Kesultanan Palembang.
3. Berdirinya Kesultanan Palembang Darussalam
Puncak penyebaran Islam di Palembang terjadi saat berdirinya Kesultanan Palembang Darussalam pada tahun 1659 M, dengan Sultan Abdurrahman sebagai penguasa pertamanya. Kesultanan ini didirikan setelah pengaruh Kerajaan Sriwijaya memudar dan Islam mulai menjadi kekuatan politik dan sosial utama di wilayah tersebut.
Peran Kesultanan dalam Penyebaran Islam:
- Menjadikan Islam sebagai agama resmi negara
- Mengundang dan mendidik ulama-ulama dari luar negeri
- Membangun masjid, pesantren, dan lembaga pendidikan Islam
- Menerapkan hukum-hukum Islam dalam pemerintahan
- Mendorong tulisan-tulisan keislaman dan kitab berbahasa Arab-Melayu
Kesultanan Palembang juga menjalin hubungan dengan kerajaan Islam lain seperti Kesultanan Banten, Kesultanan Aceh, dan bahkan Kesultanan Utsmaniyah di Timur Tengah.
4. Ulama Terkemuka dari Palembang: Syekh Abdusshamad al-Palimbani
Salah satu tokoh penting dari Palembang yang berperan besar dalam penyebaran Islam di Nusantara dan dunia Islam internasional adalah Syekh Abdusshamad al-Palimbani (1704–1789 M). Ia adalah ulama sufi dan penulis terkenal yang belajar di Mekah dan Madinah selama bertahun-tahun.
Kontribusinya:
- Menulis banyak kitab tasawuf seperti Siyarus Salikin dan Hidayatus Salikin
- Menerjemahkan karya-karya ulama Timur Tengah ke dalam Bahasa Melayu
- Menjadi jembatan intelektual antara dunia Islam Nusantara dan Timur Tengah
- Mempengaruhi perkembangan tasawuf dan pendidikan Islam di berbagai wilayah seperti Aceh, Patani (Thailand), dan Malaysia
Nama al-Palimbani menunjukkan identitas kebangsaannya sebagai orang Palembang. Ia menjadi contoh nyata bahwa Palembang bukan hanya pusat politik Islam, tapi juga pusat keilmuan Islam yang mendunia.
5. Masjid Agung Palembang: Simbol Dakwah Islam
Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II, yang terletak di pusat kota Palembang, merupakan salah satu simbol kejayaan Islam di kota ini. Masjid yang dibangun pertama kali pada abad ke-18 ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan kegiatan sosial.
Keunikan Masjid Agung Palembang:
- Gaya arsitektur campuran: Melayu, Tionghoa, dan Eropa
- Dulunya merupakan tempat pengumuman fatwa kesultanan
- Menjadi pusat pengajian, khutbah, dan diskusi agama
Hingga kini, masjid ini masih aktif dan menjadi ikon penting dalam kehidupan keagamaan masyarakat Palembang.
6. Peran Sungai Musi dalam Penyebaran Islam
Sungai Musi tidak hanya menjadi jalur perdagangan, tetapi juga jalur dakwah Islam. Para ulama dan pendakwah menggunakan sungai ini untuk:
- Menyebarkan Islam ke daerah pedalaman Sumatera Selatan
- Mendirikan surau dan langgar di tepi sungai
- Menghubungkan masyarakat antar kampung dan daerah
Banyak wilayah di sepanjang Sungai Musi seperti Sekayu, Lahat, dan Musi Banyuasin menjadi daerah-daerah awal yang menerima ajaran Islam, berkat jalur transportasi air yang memudahkan komunikasi dan interaksi budaya.
Baca juga: Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia: Perkembangan dan Pengaruhnya
7. Warisan Budaya Islam di Palembang
Penyebaran Islam meninggalkan jejak budaya yang sangat kuat di Palembang, antara lain:
a. Sastra Islam
- Kitab-kitab berbahasa Melayu Jawi (aksara Arab gundul)
- Syair dan pantun religius
- Naskah-naskah tasawuf klasik
b. Seni dan Arsitektur
- Kaligrafi Arab di masjid dan rumah tradisional
- Ukiran motif Islami pada songket dan perabotan
- Bentuk bangunan masjid dan makam bergaya Timur Tengah
c. Tradisi dan Upacara
- Tradisi khataman Al-Qur’an
- Kenduri maulid, Isra Mi’raj, dan tahlilan
- Ziarah ke makam ulama dan wali
8. Tantangan dan Upaya Pelestarian
Seiring modernisasi dan perkembangan zaman, pengaruh budaya luar dan sekularisasi menghadirkan tantangan baru dalam pelestarian warisan Islam di Palembang. Beberapa tantangan yang dihadapi:
- Generasi muda yang kurang mengenal sejarah dakwah Islam lokal
- Berkurangnya penggunaan Bahasa Arab-Melayu dan tulisan Jawi
- Komersialisasi budaya tanpa pemahaman nilai religius
Namun, banyak upaya telah dilakukan untuk menjaga warisan ini:
- Festival Islam Palembang dan peringatan Maulid Nabi
- Kegiatan dakwah dan edukasi sejarah Islam di sekolah
- Revitalisasi pesantren dan pendidikan Islam
- Penelitian sejarah lokal oleh akademisi dan komunitas budaya
Penutup
Palembang memainkan peran penting dalam sejarah penyebaran Islam di Nusantara. Kota ini bukan hanya tempat masuknya Islam melalui jalur perdagangan, tetapi juga menjadi pusat pemerintahan Islam (Kesultanan Palembang Darussalam), pusat pendidikan agama, dan tempat lahirnya ulama besar seperti Syekh Abdusshamad al-Palimbani.
Peran Palembang dalam Sejarah Penyebaran Islam di Nusantara, Jejak-jejak Islam yang masih bertahan hingga hari ini—baik dalam bentuk masjid, sastra, tradisi, maupun budaya—menjadi bukti kuat bahwa Palembang adalah salah satu tonggak penting dalam perkembangan Islam di Indonesia. Menjaga warisan ini bukan hanya tanggung jawab sejarawan atau tokoh agama, tetapi seluruh masyarakat yang ingin melestarikan jati diri dan peradaban Islam Nusantara.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Kapan Islam mulai masuk ke Palembang?
Islam mulai masuk ke Palembang sekitar abad ke-13 hingga 14 M, melalui jalur perdagangan dari Gujarat, Arab, dan Persia.
2. Siapa tokoh Islam terkenal dari Palembang?
Syekh Abdusshamad al-Palimbani adalah tokoh ulama besar asal Palembang yang dikenal di dunia Islam karena karya-karyanya di bidang tasawuf dan pendidikan.
3. Apa peran Kesultanan Palembang dalam penyebaran Islam?
Kesultanan Palembang Darussalam menjadikan Islam sebagai agama resmi dan mendukung dakwah melalui pembangunan masjid, pendidikan Islam, dan hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam lain.
4. Apa bukti sejarah awal Islam di Palembang?
Salah satu bukti awal Islam di Palembang adalah Kompleks Makam Kawah Tengkurep dan pendirian Masjid Agung Palembang.
5. Apa saja warisan budaya Islam di Palembang yang masih ada hingga kini?
Warisan Islam mencakup sastra Melayu-Jawi, arsitektur masjid, seni kaligrafi, adat tradisi religi seperti kenduri dan ziarah, serta pendidikan pesantren.
Referensi
- BPS Kota Palembang: https://palembangkota.bps.go.id
- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan: https://disbudpar.sumselprov.go.id
- Kompas.com – Jejak Islam di Palembang
- Tempo.co – Syekh Abdusshamad al-Palimbani dan Peranannya
- Ensiklopedia Islam Nusantara – Pusat Studi Islam dan Masyarakat
- Jurnal Sejarah Islam Nusantara, UIN Raden Fatah Palembang
- Indonesia.go.id – Sejarah Kesultanan Palembang Darussalam