Interaksi sosial merupakan dasar dari terbentuknya kehidupan bermasyarakat. Tanpa adanya interaksi sosial, manusia tidak dapat bekerja sama, saling memahami, ataupun membentuk tatanan sosial yang teratur. Salah satu syarat utama terjadinya interaksi sosial adalah komunikasi. Melalui komunikasi, individu dapat bertukar informasi, mengungkapkan perasaan, serta membangun hubungan yang saling menguntungkan. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang peran komunikasi dalam memenuhi syarat terjadinya interaksi sosial yang harmonis, disertai contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian Komunikasi dalam Interaksi Sosial
Komunikasi berasal dari kata communicare yang berarti โberbagiโ atau โmemberitahukanโ. Dalam konteks sosial, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari satu individu ke individu lain, baik secara verbal maupun nonverbal, dengan tujuan menciptakan pemahaman bersama.
Menurut Joseph A. Devito, komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih dengan tujuan untuk mencapai pengertian bersama.
Sedangkan Soerjono Soekanto menyatakan bahwa komunikasi adalah syarat mutlak terjadinya interaksi sosial karena tanpanya, hubungan sosial tidak akan terbentuk.
Dengan kata lain, komunikasi adalah jembatan utama yang menghubungkan manusia satu sama lain dalam kehidupan bermasyarakat.
Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Menurut para ahli sosiologi, terdapat dua syarat utama terjadinya interaksi sosial, yaitu:
- Kontak Sosial (Social Contact)
Kontak sosial adalah hubungan awal antara individu atau kelompok yang dapat terjadi melalui sentuhan fisik, tatapan, sapaan, atau media perantara seperti telepon dan internet. - Komunikasi (Communication)
Komunikasi melengkapi kontak sosial dengan menyampaikan pesan, ide, dan perasaan sehingga menimbulkan reaksi dari pihak lain. Tanpa komunikasi, kontak sosial tidak akan berkembang menjadi interaksi yang bermakna.
Dalam konteks ini, komunikasi menjadi elemen pengikat agar kontak sosial menghasilkan hubungan sosial yang harmonis.
Peran Komunikasi dalam Interaksi Sosial yang Harmonis
1. Membangun Pemahaman dan Kepercayaan
Komunikasi berfungsi untuk menciptakan saling pengertian antara individu. Misalnya, dalam keluarga, komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak dapat membangun rasa percaya dan mengurangi kesalahpahaman.
Contoh nyata:
Seorang ayah yang rutin berdiskusi dengan anak remajanya mengenai kegiatan sekolah akan lebih memahami kebutuhan dan perasaan anak, sehingga tercipta hubungan yang harmonis.
2. Mencegah dan Menyelesaikan Konflik
Konflik sosial sering muncul akibat komunikasi yang buruk. Dengan berkomunikasi secara jujur dan empatik, pihak-pihak yang terlibat konflik dapat saling memahami dan menemukan solusi bersama.
Contoh nyata:
Di lingkungan kerja, seorang manajer yang mau mendengarkan pendapat karyawan saat terjadi kesalahpahaman akan lebih mudah menciptakan suasana kerja yang kondusif.
3. Mempererat Hubungan Sosial
Komunikasi juga menjadi alat untuk mempererat hubungan sosial antaranggota masyarakat. Sapaan kecil, senyuman, atau sekadar menanyakan kabar dapat memperkuat rasa kebersamaan.
Contoh nyata:
Di lingkungan RT, komunikasi yang rutin antara ketua RT dan warga melalui rapat bulanan dapat memperkuat solidaritas dan semangat gotong royong.
4. Mendorong Kerjasama dan Partisipasi Sosial
Komunikasi yang efektif dapat menumbuhkan kesadaran untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.
Contoh nyata:
Ketika pemerintah daerah menyampaikan informasi program kebersihan melalui media sosial, masyarakat lebih mudah memahami dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kerja bakti.
5. Membentuk Nilai dan Norma Sosial
Melalui komunikasi, masyarakat dapat mewariskan nilai dan norma dari generasi ke generasi. Sekolah, media massa, dan keluarga memiliki peran besar dalam proses ini.
Contoh nyata:
Guru yang mengajarkan pentingnya kejujuran kepada murid melalui cerita dan diskusi membantu membentuk karakter dan budaya disiplin di sekolah.
Baca juga: Potensi Bencana Alam di Bali dan Nusa Tenggara: Gunung Api hingga Tsunami
