Home ยป IPS Kelas 7 ยป Penyebab Terjadinya Interaksi Sosial Disosiatif dan Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial
Posted in

Penyebab Terjadinya Interaksi Sosial Disosiatif dan Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial

Penyebab Terjadinya Interaksi Sosial Disosiatif dan Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial (ft.istimewa)
Penyebab Terjadinya Interaksi Sosial Disosiatif dan Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial (ft.istimewa)

Interaksi sosial merupakan proses dasar yang terjadi dalam kehidupan manusia. Setiap hari, individu dan kelompok berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan, mencapai tujuan, dan beradaptasi dengan lingkungan sosial. Namun, tidak semua interaksi berjalan harmonis. Dalam sosiologi, terdapat dua jenis interaksi sosial, yaitu interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial disosiatif. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai interaksi sosial disosiatif, yakni interaksi yang mengarah pada pertentangan, persaingan, dan perpecahan. Bagaimana Penyebab Terjadinya Interaksi Sosial Disosiatif dan Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial?

Interaksi sosial disosiatif sangat penting dipahami karena sering muncul dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, lingkungan kerja, masyarakat, hingga dunia digital. Dengan memahami penyebab dan dampaknya, kita dapat lebih bijak dalam menyikapi konflik maupun persaingan.


Pengertian Interaksi Sosial Disosiatif

Interaksi sosial disosiatif adalah bentuk interaksi yang mengarah pada perpecahan, pertentangan, perlawanan, atau persaingan antara dua pihak atau lebih. Bentuk interaksi ini tidak selalu membawa dampak negatif; bahkan dalam beberapa konteks, interaksi disosiatif dapat memicu kemajuan, inovasi, dan perubahan sosial.

Bentuk utama interaksi disosiatif meliputi:

  1. Persaingan (Competition)
  2. Kontravensi (Contravention)
  3. Konflik (Conflict)

Ketiga jenis interaksi tersebut muncul dalam berbagai situasi dan dipicu oleh banyak faktor yang kompleks.


Penyebab Terjadinya Interaksi Sosial Disosiatif

1. Perbedaan Kepentingan

Salah satu penyebab utama munculnya interaksi sosial disosiatif adalah perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok. Ketika dua pihak memiliki kebutuhan atau tujuan yang saling bertentangan, maka potensi terjadinya persaingan atau konflik menjadi lebih besar.

Contoh nyata:
Dua kandidat kepala desa memiliki visi berbeda dalam membangun desa. Perbedaan kepentingan ini memicu persaingan sengit antar pendukung.


2. Ketidaksetaraan Sosial

Perbedaan status sosial, ekonomi, pendidikan, dan jabatan dapat menimbulkan kecemburuan, persaingan, dan pertentangan.

Contoh nyata:
Di perusahaan, karyawan junior merasa diabaikan karena promosi selalu diberikan kepada karyawan senior, sehingga memicu kontravensi seperti protes atau ketidakpuasan staf.


3. Kesalahpahaman Komunikasi

Komunikasi yang tidak efektif dapat menimbulkan kontravensi hingga konflik terbuka. Misunderstanding sering memperburuk hubungan sosial.

Contoh nyata:
Di lingkungan sekolah, rumor atau informasi yang tidak jelas dapat memicu pertengkaran antar siswa.


4. Perbedaan Nilai, Norma, dan Budaya

Setiap kelompok memiliki nilai dan norma yang berbeda. Ketika kelompok atau individu saling berinteraksi dengan membawa perbedaan budaya, potensi konflik meningkat, terutama jika tidak ada toleransi.

Contoh nyata:
Perselisihan antar warga pendatang dan warga lokal terkait kebiasaan adat tertentu.


5. Kompetisi untuk Sumber Daya

Keterbatasan sumber daya seperti tanah, pekerjaan, dana, atau peluang pendidikan membuat individu dan kelompok bersaing untuk mendapatkannya.

Contoh nyata:
Pedagang kecil bersaing mendapatkan tempat strategis di pasar tradisional.


6. Ketidakadilan dalam Kebijakan atau Aturan

Kebijakan yang dianggap merugikan salah satu pihak dapat memicu kontravensi, seperti protes, kritik, atau perlawanan.

Contoh nyata:
Kenaikan tarif parkir secara tiba-tiba memicu kemarahan warga sehingga terjadi demonstrasi.


7. Ego, Emosi, dan Sikap Individual

Sikap arogan, ego tinggi, dan ketidakmampuan mengendalikan emosi sering menjadi sumber konflik interpersonal.

Contoh nyata:
Dua rekan kerja bertengkar karena salah satu merasa lebih benar dan tidak mau menerima kritik.


Bentuk Interaksi Disosiatif yang Muncul Akibat Penyebab Tersebut

1. Persaingan

Persaingan terjadi ketika dua pihak berlomba untuk mendapatkan sesuatu. Persaingan dapat bersifat:

  • Sehat, jika mengikuti aturan (fair play)
  • Tidak sehat, jika melibatkan sabotase atau kecurangan

Contoh:
Perusahaan e-commerce saling bersaing memberikan promo terbaik untuk menarik pelanggan.


2. Kontravensi

Kontravensi berada di antara persaingan dan konflik. Tanda-tandanya meliputi:

  • Ketidakpuasan
  • Ketegangan
  • Penolakan halus
  • Protes tanpa kekerasan

Contoh:
Warga memberikan kritik melalui forum RT karena tidak setuju dengan pembangunan fasilitas umum yang dianggap merugikan.


3. Konflik

Konflik adalah pertentangan yang lebih jelas, bisa berupa konflik:

  • Antar individu
  • Antar kelompok
  • Antar kelas sosial

Contoh:
Pertikaian antar kelompok pemuda akibat perebutan wilayah.


Dampak Interaksi Sosial Disosiatif terhadap Kehidupan Sosial

Dampak Positif

Tidak semua interaksi disosiatif berdampak buruk. Beberapa dampak positif antara lain:

1. Mendorong Perubahan dan Inovasi

Persaingan dapat membuat individu atau kelompok mencari strategi baru dan lebih kreatif.

Contoh:
Persaingan antar perusahaan telekomunikasi menghasilkan layanan internet yang lebih cepat dan harga lebih terjangkau.

2. Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas

Dalam dunia kerja, persaingan sehat mendorong karyawan lebih disiplin dan produktif.

3. Menyelesaikan Masalah Terpendam

Konflik yang muncul dapat menjadi sarana memperbaiki sistem atau aturan yang tidak adil.

Contoh:
Protes warga tentang pelayanan publik membuat pemerintah melakukan perbaikan kebijakan.

Baca juga: Jenis-Jenis Produksi: Pengertian, Ciri, dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.