Home ยป IPS Kelas 7 ยป Pentingnya Interaksi Sosial Asosiatif dalam Menumbuhkan Sikap Toleransi dan Gotong Royong
Posted in

Pentingnya Interaksi Sosial Asosiatif dalam Menumbuhkan Sikap Toleransi dan Gotong Royong

Pentingnya Interaksi Sosial Asosiatif dalam Menumbuhkan Sikap Toleransi dan Gotong Royong (ft.istimewa)
Pentingnya Interaksi Sosial Asosiatif dalam Menumbuhkan Sikap Toleransi dan Gotong Royong (ft.istimewa)

Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan, kerja sama, dan toleransi. Nilai-nilai tersebut tidak muncul begitu saja, melainkan melalui proses panjang yang terbentuk dari interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk interaksi yang sangat berperan dalam menciptakan suasana harmonis adalah interaksi sosial asosiatif. Bagaimana Pentingnya Interaksi Sosial Asosiatif dalam Menumbuhkan Sikap Toleransi dan Gotong Royong?

Interaksi sosial asosiatif merupakan bentuk hubungan sosial yang mengarah pada kerja sama, penerimaan, dan keharmonisan antara individu maupun kelompok. Dalam konteks masyarakat Indonesia yang multikultural, interaksi asosiatif memiliki peran besar dalam menumbuhkan nilai toleransi dan gotong royong sebagai identitas nasional yang telah diwariskan sejak lama.

Artikel Pentingnya Interaksi Sosial Asosiatif ini membahas pentingnya interaksi sosial asosiatif dalam membangun sikap toleransi dan gotong royong, lengkap dengan contoh nyata, faktor pendukung, tantangan yang dihadapi, serta upaya untuk memperkuatnya.


1. Pengertian Interaksi Sosial Asosiatif

Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi yang mengarah pada integrasi dan harmoni. Interaksi ini menciptakan kerja sama dan penguatan hubungan sosial antaranggota masyarakat. Berbeda dengan interaksi disosiatif yang menimbulkan pertentangan, bentuk asosiatif berfungsi sebagai perekat sosial yang menjaga stabilitas kehidupan masyarakat.

Menurut para ahli sosiologi seperti Soerjono Soekanto, interaksi sosial asosiatif mencakup empat bentuk utama:

  1. Kerja sama (cooperation)
  2. Akomodasi (accommodation)
  3. Akulturasi (acculturation)
  4. Asimilasi (assimilation)

Keempat bentuk ini sama-sama berkontribusi dalam membangun rasa saling memahami, menghargai, dan membantu antarsesama.


2. Nilai Toleransi dan Gotong Royong dalam Masyarakat Indonesia

a. Sikap Toleransi

Toleransi adalah sikap menghargai perbedaan baik dalam hal agama, budaya, suku, bahasa, maupun pandangan politik. Toleransi membantu masyarakat hidup damai tanpa konflik akibat perbedaan.

b. Gotong Royong

Gotong royong adalah budaya kerja sama yang dilakukan secara sukarela demi kepentingan bersama. Nilai ini sangat kental dalam kehidupan masyarakat Indonesia, terutama di pedesaan, meskipun kini juga berkembang di perkotaan.

Kedua nilai ini membutuhkan interaksi sosial yang baik, khususnya interaksi asosiatif, agar dapat tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.


3. Peran Interaksi Asosiatif dalam Menumbuhkan Sikap Toleransi

a. Memperkuat Komunikasi Antarwarga

Komunikasi yang terbuka membantu masyarakat memahami perbedaan. Misalnya, warga dari latar belakang agama berbeda yang saling berinteraksi akan lebih memahami satu sama lain sehingga tumbuh rasa saling menghormati.

b. Mengurangi Prasangka dan Stereotip

Ketika warga sering bekerja bersama, prasangka negatif akan berkurang. Contohnya, kegiatan karang taruna yang melibatkan pemuda dari beragam etnis dapat menghancurkan stereotype yang sebelumnya ada.

c. Membangun Kepercayaan (Trust Building)

Kepercayaan sosial muncul ketika interaksi dilakukan secara intens dan positif. Warga yang saling percaya akan lebih mudah menerima perbedaan.

d. Menumbuhkan Empati Sosial

Melalui interaksi asosiatif, masyarakat belajar memahami keadaan orang lain, sehingga empati meningkat dan toleransi berkembang.


4. Peran Interaksi Asosiatif dalam Memperkuat Gotong Royong

a. Menggerakkan Warga untuk Peduli Lingkungan

Contohnya kegiatan membersihkan selokan atau memperbaiki fasilitas umum. Interaksi yang harmonis membuat warga lebih mudah diajak untuk gotong royong.

b. Memperkuat Solidaritas Sosial

Kerja sama yang terbangun melalui interaksi intens memperkuat solidaritas, sehingga kegiatan gotong royong lebih mudah dilakukan.

c. Menumbuhkan Rasa Memiliki (Sense of Belonging)

Masyarakat yang merasa menjadi bagian dari komunitas cenderung lebih berperan aktif dalam kegiatan gotong royong.

d. Melahirkan Kerja Sama Lintas Budaya

Misalnya, perayaan hari besar keagamaan yang melibatkan semua warga tanpa memandang agama. Hal ini memperkuat hubungan antarkelompok serta memudahkan kerja sama sosial.


5. Contoh Nyata Interaksi Asosiatif yang Menumbuhkan Toleransi dan Gotong Royong

a. Gotong Royong Membangun Rumah Warga

Di berbagai daerah Indonesia, warga masih mempraktikkan budaya sambatan atau mapalus, yaitu kegiatan membantu warga membangun rumah bersama-sama. Kegiatan ini menyatukan berbagai latar belakang sosial.

b. Perayaan Hari Besar Keagamaan Secara Bersama

Masyarakat di Bali, misalnya, terbiasa membantu tetangga Hindu menyiapkan upacara keagamaan meskipun mereka beragama berbeda. Sebaliknya, warga Hindu juga ikut mengamankan perayaan Idul Fitri.

c. Program Posyandu yang Melibatkan Banyak Pihak

Kader posyandu dari berbagai suku dan agama bekerja sama menyediakan layanan kesehatan bagi balita dan ibu hamil.

d. Festival Budaya Antar-Etnis

Di kota besar seperti Surabaya dan Jakarta, festival budaya multikultural mempertemukan berbagai komunitas sehingga tercipta interaksi harmonis dan apresiasi terhadap keberagaman.

e. Bencana Alam sebagai Momentum Penguatan Gotong Royong

Ketika terjadi gempa atau banjir, warga saling membantu tanpa memandang latar belakang, menunjukkan kuatnya interaksi sosial asosiatif.

Baca juga: Hubungan Antara Kegiatan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.