Kontravensi adalah salah satu bentuk interaksi sosial yang berada di antara kerja sama (asosiasi) dan konflik (disosiatif). Meskipun sering kali kurang disadari, kontravensi sebenarnya banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat sehari-hariโbaik di lingkungan sekolah, keluarga, tempat kerja, hingga media sosial. Bagaimana Pengertian Kontravensi dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-Hari?
Dalam kajian sosiologi, kontravensi dianggap sebagai bentuk interaksi sosial yang mengandung ketegangan, keraguan, penolakan terselubung, atau oposisi tanpa adanya bentrokan fisik. Dengan kata lain, kontravensi adalah situasi โsetengah konflikโ yang belum sampai pada tahap pertentangan terbuka.
Artikel Pengertian Kontravensi ini akan membahas secara lengkap pengertian kontravensi, ciri-cirinya, bentuk-bentuk kontravensi, serta contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari, untuk membantu pelajar, pendidik, dan masyarakat memahami konsep penting dalam dinamika sosial ini.
Apa Itu Kontravensi?
Secara umum, kontravensi adalah bentuk interaksi sosial yang ditandai oleh ketidakpastian, penolakan yang tidak langsung, keraguan, atau sikap saling mencurigai antara dua pihak atau lebih. Kontravensi tidak sampai menimbulkan konflik terbuka, namun sudah menunjukkan adanya gejala ketidakharmonisan.
Sosiolog Georg Simmel menjelaskan bahwa kontravensi merupakan proses sosial disosiatif yang berada di antara persaingan dan pertentangan. Hal ini membuat kontravensi sering dianggap sebagai tanda awal dari konflik, jika tidak ditangani dengan baik.
Ciri-Ciri Kontravensi
Untuk membedakan kontravensi dari bentuk interaksi sosial lainnya, berikut adalah ciri-ciri utamanya:
- Adanya perasaan tidak suka atau penolakan terselubung
Tidak ditunjukkan secara langsung, namun terlihat dari sikap dan ekspresi. - Komunikasi yang tidak terbuka
Pihak-pihak cenderung menyembunyikan maksud atau membicarakan sesuatu secara tidak langsung. - Sikap ragu-ragu dan tidak percaya
Hubungan sosial mulai menunjukkan ketidakpastian. - Adanya kecurigaan
Pihak-pihak mulai merasa saling waspada meskipun belum menunjukkan permusuhan nyata. - Belum terjadi bentrokan fisik atau konflik terbuka
Ini yang membedakan kontravensi dari pertentangan atau konflik.
Bentuk-Bentuk Kontravensi
Sosiologi mengidentifikasi beberapa bentuk kontravensi, yaitu:
1. Kontravensi Umum
Ditandai dengan sikap menentang secara tidak langsung seperti:
- protes terselubung
- penolakan tidak langsung
- sikap masa bodoh
2. Kontravensi Intensif
Biasanya mencakup tindakan verbal yang lebih tajam:
- mengejek
- memfitnah
- menyebarkan rumor
- mencela pihak lain secara diam-diam
3. Kontravensi Rahasia
Kontravensi yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi:
- sabotase diam-diam
- menjatuhkan reputasi secara halus
- membuat rencana untuk menghambat pihak lain
4. Kontravensi Taktis
Dilakukan untuk melemahkan argumen atau posisi pihak lain:
- menggangu jalannya diskusi
- memotong pembicaraan
- memperlihatkan sikap tidak setuju tanpa konfrontasi langsung
5. Kontravensi Ideologis
Muncul akibat perbedaan pandangan, nilai, atau ideologi:
- perbedaan pendapat dalam organisasi
- ketidaksetujuan terhadap kebijakan secara tidak langsung
Contoh Nyata Kontravensi dalam Kehidupan Sehari-Hari
Untuk memudahkan pemahaman, berikut beberapa contoh yang sering terjadi di lingkungan masyarakat.
1. Di Lingkungan Sekolah
Contoh:
Seorang siswa merasa kurang senang karena temannya terpilih menjadi ketua kelas. Ia tidak melakukan protes terbuka, tetapi mulai menunjukkan sikap tidak mendukung seperti tidak ingin terlibat dalam kegiatan kelas atau membicarakan temannya di belakang.
Analisis:
Ini adalah bentuk kontravensi umum karena terdapat penolakan terselubung dan sikap masa bodoh tanpa konflik terbuka.
2. Di Media Sosial
Contoh:
Pengguna membuat status menyindir seseorang tanpa menyebut nama. Teman-temannya tahu siapa yang dimaksud, tetapi tidak ada konfrontasi langsung.
Analisis:
Ini adalah bentuk kontravensi intensif karena muncul melalui ejekan atau sindiran yang bersifat tidak langsung.
3. Di Lingkungan Tempat Kerja
Contoh:
Seorang karyawan tidak setuju dengan kebijakan baru perusahaan tetapi tidak berani menyampaikan keluhan. Ia memilih menghambat tugas atau bekerja tidak maksimal sebagai bentuk protes.
Analisis:
Ini masuk kategori kontravensi rahasia.
Baca juga: Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif: Kerja Sama, Akomodasi, Asimilasi, dan Akulturasi
