Home ยป IPS Kelas 7 ยป Pengertian Interaksi Sosial Disosiatif dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-Hari
Posted in

Pengertian Interaksi Sosial Disosiatif dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-Hari

Pengertian Interaksi Sosial Disosiatif dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-Hari (ft.istimewa)
Pengertian Interaksi Sosial Disosiatif dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-Hari (ft.istimewa)

Interaksi sosial merupakan proses fundamental yang terjadi dalam kehidupan manusia. Dalam proses ini, individu dan kelompok saling mempengaruhi dan membentuk dinamika sosial yang beragam. Interaksi sosial tidak hanya bersifat positif atau asosiatif (seperti kerja sama, akomodasi, dan asimilasi), tetapi juga memiliki sisi lain yang bersifat disosiatif. Interaksi sosial disosiatif mengarah pada bentuk hubungan yang dapat menimbulkan perselisihan, perbedaan pendapat, hingga konflik terbuka. Bagaimana Pengertian Interaksi Sosial Disosiatif dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-Hari?

Meskipun sering dianggap negatif, interaksi disosiatif sebenarnya merupakan bagian alami dari kehidupan sosial. Tanpa adanya bentuk interaksi disosiatif, masyarakat mungkin tidak mengalami perubahan, evaluasi diri, atau perkembangan cara berpikir. Artikel Pengertian Interaksi Sosial Disosiatif ini membahas pengertian interaksi sosial disosiatif, bentuk-bentuknya, serta contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.


Apa Itu Interaksi Sosial Disosiatif?

Interaksi sosial disosiatif adalah bentuk interaksi yang cenderung mengarah pada perpecahan, persaingan, pertentangan, hingga konflik. Interaksi ini terjadi ketika ada perbedaan kepentingan, perebutan sumber daya, atau perbedaan pandangan antara individu atau kelompok.

Sosiolog Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa interaksi disosiatif merupakan proses yang menimbulkan ketegangan sosial, baik dalam skala kecil (antarindividu) maupun besar (antarkelompok). Namun, interaksi disosiatif tidak selalu negatif; dalam konteks tertentu, ia dapat menjadi pendorong perubahan sosial yang lebih baik.


Ciri-Ciri Interaksi Sosial Disosiatif

Beberapa ciri utama interaksi sosial disosiatif adalah:

1. Adanya Perbedaan Kepentingan

Interaksi disosiatif muncul ketika dua pihak memiliki tujuan yang berbeda atau bertentangan.

2. Mengarah pada Ketegangan atau Perselisihan

Perbedaan yang tidak terselesaikan dapat memicu ketegangan sosial.

3. Memerlukan Penyelesaian Khusus

Interaksi disosiatif sering menuntut akomodasi, negosiasi, atau pihak ketiga untuk mengatasinya.

4. Mendorong Perubahan Sosial

Melalui perdebatan dan konflik, masyarakat dapat menemukan solusi baru atau kebijakan yang lebih baik.


Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif

Menurut para ahli sosiologi, interaksi disosiatif terdiri dari beberapa bentuk:

1. Persaingan (Competition)

Persaingan terjadi ketika dua pihak berlomba mencapai tujuan yang sama, tanpa saling menjatuhkan secara langsung.

2. Kontravensi

Kontravensi adalah bentuk interaksi yang berada di antara persaingan dan pertentangan. Ada perasaan tidak suka, kekecewaan, atau penolakan, tetapi tidak berujung pada pertentangan terbuka.

3. Pertentangan (Conflict)

Pertentangan merupakan interaksi disosiatif yang paling jelas tampak. Terjadi perselisihan secara terbuka, baik verbal maupun fisik.


Contoh Nyata Interaksi Disosiatif dalam Kehidupan Sehari-Hari

Untuk memahami konsep ini lebih mudah, berikut contoh nyata dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan media sosial.


1. Contoh Interaksi Disosiatif di Lingkungan Keluarga

a. Persaingan Antar Saudara

Anak-anak sering bersaing untuk mendapatkan perhatian orang tua. Misalnya, dua saudara memperebutkan kesempatan tampil dalam acara keluarga.

b. Pertentangan Perbedaan Pendapat

Orang tua dan remaja sering berbeda pendapat mengenai pilihan profesi atau pasangan. Ini termasuk bentuk interaksi disosiatif yang umum.

c. Kontravensi dalam Perencanaan Acara

Dalam merencanakan acara keluarga, saudara mungkin tidak setuju dengan pilihan menu atau lokasi, sehingga muncul sikap saling menghindar atau berbicara secara pasif-agresif.


2. Contoh Interaksi Disosiatif di Lingkungan Sekolah

a. Persaingan Akademik

Siswa berlomba menjadi juara kelas atau mendapat nilai tertinggi. Persaingan ini wajar dan bisa mendorong prestasi, meskipun berpotensi menimbulkan kecemburuan.

b. Bullying sebagai Bentuk Pertentangan

Bullying merupakan bentuk konflik yang tidak sehat, seperti intimidasi verbal, fisik, atau digital.

c. Kontravensi antar Kelompok

Misalnya dua kelompok ekstrakurikuler saling sindir di media sosial karena perebutan jumlah anggota.

Baca juga: Gunung Meletus: Penyebab, Proses, dan Dampaknya bagi Kehidupan


3. Contoh Interaksi Disosiatif di Lingkungan Masyarakat

a. Persaingan Bisnis

Warung makan berdampingan yang menawarkan menu serupa bersaing menarik pelanggan.

b. Konflik Lahan

Warga berselisih karena batas tanah yang tidak jelas.

c. Penolakan Pembangunan Fasilitas

Masyarakat yang menolak pembangunan pabrik karena dianggap menimbulkan polusi merupakan bentuk kontravensi atau konflik terbuka.


4. Contoh Interaksi Disosiatif di Media Sosial

a. Debat Politik

Pengguna saling beradu argumen tentang pilihan politik, sering berujung pada pertentangan.

b. Hate Speech

Komentar tidak suka terhadap konten atau figur publik muncul sebagai kontravensi.

c. Persaingan Konten Kreator

Content creator bersaing mendapatkan viewer terbanyak, memicu kompetisi yang tidak selalu sehat.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.