4. Pembuatan enzim
Pembuatan enzim adalah proses produksi enzim yang digunakan dalam berbagai industri, seperti industri pangan, farmasi, dan tekstil.
Ada beberapa cara yang digunakan dalam pembuatan enzim, diantaranya:
- Fermentasi: Enzim dapat dibuat dengan mengkultivasi mikroba yang menghasilkan enzim yang diinginkan. Proses ini disebut fermentasi dan banyak digunakan untuk menghasilkan enzim dalam skala besar.
- Sintesis kimia: Enzim dapat juga dibuat dengan menggunakan teknik sintesis kimia yang dapat menghasilkan enzim yang sama dengan yang dihasilkan oleh mikroba.
- Rekombinasi DNA: Enzim dapat dibuat dengan mengklon gen yang mengkode enzim yang diinginkan dan menyisipkannya ke dalam sel yang dapat menghasilkan enzim tersebut.
- Ekspresi gen: Enzim dapat dibuat dengan mengekspresikan gen yang mengkode enzim yang diinginkan dalam sel atau organisme yang sesuai.
Setelah enzim dibuat, ia harus dievaluasi untuk mengetahui aktivitas enzimatik, stabilitas, dan kestabilan termalnya. Enzim yang dihasilkan harus sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan sebelum digunakan dalam aplikasi industri.
Baca juga BAGAIMANAKAH TEKANAN GAS PADA PROSES PERNAPASAN MANUSIA
5. Pembuatan tanaman hibrida F1
Pembuatan tanaman hibrida F1 (Filial 1) adalah proses produksi tanaman yang dihasilkan dari kruistings antara dua varietas tanaman yang berbeda. Ini dilakukan untuk menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang diinginkan dari kedua varietas induknya.
Ada beberapa cara yang digunakan dalam pembuatan tanaman hibrida F1, diantaranya:
- Pemuliaan konvensional: Tanaman hibrida F1 dapat dibuat dengan mengkruistings tanaman secara manual. Proses ini membutuhkan waktu yang lama dan memerlukan banyak tenaga kerja.
- Pemuliaan dengan teknologi mutagenesis: Tanaman hibrida F1 dapat dibuat dengan menggunakan teknologi mutagenesis yang dapat mengubah gen tanaman sehingga menghasilkan sifat yang diinginkan.
- Pemuliaan dengan teknologi rekombinasi DNA: Tanaman hibrida F1 dapat dibuat dengan mengklon gen yang mengkode sifat yang diinginkan dari kedua varietas tanaman dan menyisipkannya ke dalam tanaman yang sesuai.
Setelah tanaman hibrida F1 dibuat, ia harus dievaluasi untuk mengetahui karakteristik tanaman yang dihasilkan dan memastikan bahwa tanaman tersebut sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan.
Tanaman hibrida F1 yang dihasilkan harus mampu tumbuh dan berproduksi dengan baik dalam lingkungan yang sesuai.
B. Pengembangan bioteknologi bidang pertanian di Indonesia
Indonesia telah melakukan berbagai upaya dalam pengembangan bioteknologi bidang pertanian.
Penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian. Beberapa contoh yang dapat dikemukakan adalah :
- Pemuliaan tanaman: Bioteknologi digunakan untuk mengembangkan varietas tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit, tahan kekeringan, dan memiliki hasil yang lebih baik.
- Pembuatan tanaman transgenik: Bioteknologi digunakan untuk membuat tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit, seperti tanaman transgenik Bt yang tahan terhadap hama ulat.
- Pengembangan bakteri pestisida: Bioteknologi digunakan untuk mengembangkan bakteri pestisida yang dapat mengendalikan hama tanaman.
- Pembuatan enzim: Bioteknologi digunakan untuk memproduksi enzim yang digunakan dalam industri pangan dan farmasi.
- Pengembangan sistem budidaya hidroponik: Bioteknologi digunakan untuk mengembangkan sistem budidaya hidroponik yang efisien dan ramah lingkungan.
- Pembuatan bibit unggul : Bioteknologi digunakan untuk mengembangkan bibit unggul yang memiliki kualitas genetik yang baik dan dapat diadopsi oleh petani.
Indonesia juga telah membentuk badan pemerintah yang menangani pengembangan bioteknologi pertanian, yaitu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang memiliki beberapa program pengembangan bioteknologi pertanian.