Presiden Soeharto, tokoh sentral dalam sejarah politik Indonesia modern, memimpin Indonesia selama 32 tahun dari 1966 hingga 1998. Kepemimpinannya dikenal luas sebagai era Orde Baru. Selama masa jabatannya, Soeharto mengukir banyak pencapaian, khususnya dalam bidang ekonomi dan pembangunan nasional. Namun, tak sedikit pula kritik yang dilayangkan terhadap pemerintahannya, terutama berkaitan dengan kebebasan sipil, korupsi, dan otoritarianisme. Bagaimana Pencapaian dan Kritik terhadap Soeharto selama 32 Tahun Berkuasa?
Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengenai pencapaian dan kritik terhadap Soeharto, dengan pendekatan netral agar pembaca bisa memahami dinamika pemerintahan Orde Baru secara utuh.
Latar Belakang Pemerintahan Soeharto
Soeharto naik ke tampuk kekuasaan setelah peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965, menggantikan Presiden Soekarno yang dianggap gagal mengendalikan keadaan negara. Setelah mengonsolidasikan kekuasaan melalui Supersemar (Surat Perintah 11 Maret), Soeharto secara resmi menjadi Presiden RI ke-2 pada tahun 1968.
Dengan mengusung jargon “stabilitas nasional dan pembangunan ekonomi”, Soeharto memimpin Indonesia ke arah modernisasi yang terstruktur, meski dengan pendekatan otoriter.
Pencapaian Soeharto selama Memimpin
1. Pertumbuhan Ekonomi dan Swasembada Pangan
Salah satu pencapaian besar era Soeharto adalah pertumbuhan ekonomi yang stabil, khususnya pada periode 1970-an hingga awal 1990-an. Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi rata-rata 6–7% per tahun.
Pada tahun 1984, Indonesia bahkan berhasil mencapai swasembada beras, yang diakui oleh Organisasi Pangan Dunia (FAO). Peningkatan produksi pangan didukung oleh program intensifikasi pertanian dan penyuluhan ke petani secara masif.
2. Pembangunan Infrastruktur
Pemerintahan Soeharto gencar membangun infrastruktur seperti jalan raya, pelabuhan, waduk, dan jaringan irigasi. Program transmigrasi juga diperluas untuk mengatasi kepadatan penduduk di Jawa dan membuka wilayah baru di luar Jawa.
Selain itu, pembangunan sektor pendidikan dan kesehatan dasar mulai diperluas melalui program Inpres Sekolah Dasar dan Puskesmas di seluruh pelosok negeri.
3. Stabilitas Politik dan Keamanan
Selama masa pemerintahan Soeharto, Indonesia relatif stabil dari segi politik dan keamanan. Hal ini memungkinkan pelaksanaan pembangunan secara terarah, meskipun stabilitas itu dicapai dengan menekan kebebasan politik.
4. Pengakuan Internasional
Di bawah Soeharto, Indonesia menjadi anggota penting dalam ASEAN dan memainkan peran diplomatik di berbagai forum internasional. Soeharto juga berhasil menjadi tuan rumah pertemuan negara-negara Non-Blok dan menjadi tokoh berpengaruh di Asia Tenggara.
Kritik terhadap Pemerintahan Soeharto
1. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
Meski berhasil menggerakkan pembangunan, era Soeharto juga dikenal sebagai periode maraknya KKN. Banyak proyek pemerintah dikendalikan oleh keluarga Soeharto dan kroni-kroninya. Penyelewengan kekuasaan dalam pengelolaan sumber daya negara menjadi salah satu penyebab utama ketimpangan sosial.
2. Otoritarianisme dan Represi Politik
Kebebasan berekspresi, berpendapat, dan berorganisasi sangat dibatasi selama Orde Baru. Lembaga pers dikontrol ketat dan partai politik dibatasi hanya tiga: Golkar, PPP, dan PDI. Aktivis yang vokal kerap mengalami intimidasi, penangkapan, bahkan penghilangan paksa.
Contoh nyata adalah tragedi Petrus (Penembakan Misterius) di awal 1980-an, di mana ribuan orang yang dianggap kriminal dibunuh tanpa proses hukum yang jelas.
3. Ketimpangan Ekonomi dan Sentralisasi Kekuasaan
Meski secara makro ekonomi Indonesia tumbuh, namun distribusi kesejahteraan tidak merata. Pembangunan lebih banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa, sementara daerah-daerah luar Jawa tertinggal.
Soeharto juga memusatkan kekuasaan di Jakarta dan memperlemah otonomi daerah. Ini berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan publik.
4. Krisis Moneter dan Kejatuhan 1998
Puncak kelemahan sistem Orde Baru terlihat saat krisis ekonomi Asia 1997. Nilai rupiah anjlok, inflasi melonjak, dan terjadi gelombang pemutusan hubungan kerja. Krisis ini memperburuk kepercayaan publik terhadap pemerintah Soeharto dan memicu Gerakan Reformasi yang akhirnya membuatnya mundur pada 21 Mei 1998.
Baca juga: Dinamika Politik Orde Baru: Golkar, Oposisi, dan Demokrasi Pancasila
Warisan Soeharto bagi Indonesia
Warisan Soeharto tidak hitam atau putih. Di satu sisi, ia adalah pemimpin pembangunan yang membawa Indonesia keluar dari keterpurukan ekonomi. Di sisi lain, ia meninggalkan sistem yang sarat korupsi dan represi politik.
Banyak lembaga dan kebijakan yang lahir pada masa Orde Baru masih digunakan hingga kini, meski telah mengalami reformasi besar-besaran.
Kesimpulan
Soeharto adalah figur kompleks dalam sejarah Indonesia. Kepemimpinannya selama 32 tahun menghasilkan kemajuan besar dalam bidang pembangunan dan ekonomi, namun juga diwarnai oleh penyalahgunaan kekuasaan, pelanggaran HAM, dan krisis politik.
Penting bagi generasi sekarang untuk memahami baik pencapaian maupun kritik terhadap Soeharto sebagai bagian dari pembelajaran sejarah bangsa. Dengan begitu, kita bisa menghargai capaian masa lalu sekaligus belajar dari kesalahannya untuk membangun Indonesia yang lebih adil, demokratis, dan sejahtera.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa saja pencapaian utama Soeharto selama memimpin Indonesia?
Pencapaian utamanya meliputi swasembada pangan, pembangunan infrastruktur, stabilitas politik, dan pertumbuhan ekonomi yang stabil.
2. Mengapa pemerintahan Soeharto banyak dikritik?
Karena maraknya korupsi, pembatasan kebebasan politik, pelanggaran HAM, serta sentralisasi kekuasaan yang berujung pada krisis 1998.
3. Apa itu Orde Baru?
Orde Baru adalah nama rezim pemerintahan yang dipimpin Soeharto setelah menggantikan Orde Lama di bawah Soekarno, dengan fokus pada pembangunan ekonomi dan stabilitas nasional.
4. Bagaimana Soeharto akhirnya turun dari kekuasaan?
Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 akibat tekanan dari mahasiswa, masyarakat sipil, dan krisis ekonomi yang melanda Indonesia.
5. Apakah ada warisan positif dari masa Soeharto?
Ya, seperti sistem pendidikan dasar yang meluas, infrastruktur dasar yang dibangun, dan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil selama dua dekade pertama pemerintahannya.
Referensi
- Kompas.com – https://www.kompas.com/tag/soeharto
- Historia.id – https://www.historia.id
- Tirto.id – https://www.tirto.id/soeharto
- Tempo.co – https://www.tempo.co/tag/orba
- Ricklefs, M.C. Sejarah Indonesia Modern 1200–2008, Jakarta: Serambi, 2008.
- Buku Indonesia dalam Arus Sejarah, Kemendikbud.