Pandangan David A. Kolb terhadap Belajar, Kolb membagikan tahapan belajar menjadi empat tahap (Siregar & Nara 2010), yaitu:
- Pengalaman konkrit, pada tahap ini peristiwa belajar adalah seseorang mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaima adanya. Akan tetapi ia hanya mengalami kajdian tersebut, tanpa mengerti kenapa dan bagaimana suatu kejadian harus terjadi seperti itu.
- Pengamatan aktif dan reflektif, bahwa seseorang makin lama akan semakin mampu melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang dialaminya. Ia mulai berusaha mencari jawaban dari kejadian tersebut dan memahami kejadian tersebut, dengan mengembangkan pertanyaan pertanyaan bagaimana hal itu bisa terjadi.
- Konseptualisasi, peristiwa belajar adalah seseorang sudah mulai berupaya untuk membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, atau hukum dan prosedur tentang sesuatu yang menjadi obyek perhatiannya. Pada tahap ini, diaharapkan peserta didik mampu membuat peraturan-peraturan umum (generalisasi) dari berbagai contoh kejadian yang meskipun berbeda-beda tetapi mempunyai landasan yang sama.
- Eksperimen aktif, peristiwa belajar adalah melakukan eksperimentasi secara aktif.
Pada tahap ini seseorang sudah mampu mengaplikasikan konsep-konsep, teoriteori atau aturan-aturan ke dalam situasi nyata. Berfikir deduktif banyak digunakan untuk mempraktekkan dan menguji teori-teori serta konsep-konsep di lapangan. Ia tidak lagi mempertanyakan asal usul teori atau suatu rumus, tetapi ia mampu menggunakan teori atau rumus-rumus tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, yang belum pernah ia jumpai sebelumnya.
Menurut Kolb, siklus belajar semacam ini terjadi secara bekesinambungan dan diluar kesadaran seseorang yang belajar. Secara teoretis tahap-tahap belajar tersebut memang da pat dipisahkan, namun dalam kenyataannya proses peralihan dari satu tahap ke tahap belajar di atasnya sering kali terjadi begitu saja sulit untuk ditentukan kapan terjadinya.
Pandangan Peter Honey dan Alan Mumford terhadap Belajar
Berdasarkan teori Kolb, Honey dan Mumford menggolongkan peserta didik atas empat tipe (Siregar & Nara, 2010), yaitu sebagai berikut:
- Peserta didik tipe aktivis, yaitu peserta didik yang cenderung melibatkan diri pada dan berpartisipasi aktif dengan berbagai kegiatan, dengan tujuan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Tipe ini, cenderung berpikiran terbuka, suka berdiskusi, mudah diajak berdialog, menghargai pendapat orang lain. Mereka menyukai metode-metode pembelajaran yang mampu mendorong menemukan hal-hal baru, seperti problem solving dan brainstorming.
- Peserta didik tipe reflektor, tipe ini cenderung berhati hati mengambil langkah dan penuh pertimbangan. Dalam mengambil keputusan cenderung konservatif, maksudnya mereka sangat mempertimbangkan baik-buruk dan untung rugi, selalu diperhitungkan dengan cermat dalam memtuskan sesuatu.
- Peserta didik tipe teoris, tipe ini biasanya sangat kritis, suka menganalisis, selalu berfikir rasional menggunakan penalarannya. Segala pendapat pendapat harus berlandaskan dengan teori sehingga. Mereka tidak menyukai penilaian yang bersifat subyektif. Dalam melakukan atau memutuskan sesuatu, kelompok teoris penuh dengan pertimbangan, sangat skeptis dan tidak menyukai hal-hal yang bersifat spekulatif.
- Peserta didik tipe pragmatis, tipe ini menaruh perhatian besar terhadap aspekaspek praktis dalam segala hal, mereka tidak suka bertele-tele dalam membahas aspek toeritis-filosofis dari sesuatu. Bagi mereka, sesuatu dikatakan ada gunanya dan baik hanya jika bisa dipraktikkan.
Baca juga Hukum Genetik tentang Perkembangan
Leave a Reply