Home » Sejarah » Nasakom pada Masa Orde Lama
Nasakom pada Masa Orde Lama (ft/istimewa)

Nasakom pada Masa Orde Lama

Nasakom adalah konsep politik yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno pada era Orde Lama sebagai upaya untuk menyatukan tiga kekuatan ideologi utama di Indonesia: Nasionalisme, Agama, dan Komunisme. Konsep ini muncul sebagai solusi untuk meredam ketegangan politik antara berbagai kelompok yang memiliki kepentingan berbeda. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai Nasakom pada masa Orde Lama, bagaimana implementasinya, serta dampaknya terhadap politik Indonesia.

Latar Belakang Konsep Nasakom

Setelah Indonesia merdeka, perbedaan ideologi politik menjadi tantangan besar dalam membangun negara. Ada tiga kekuatan utama yang dominan, yaitu:

  1. Nasionalisme, yang diwakili oleh Partai Nasional Indonesia (PNI) dan kelompok-kelompok nasionalis lainnya.
  2. Agama, yang diwakili oleh partai-partai Islam seperti Masyumi dan Nahdlatul Ulama (NU).
  3. Komunisme, yang diwakili oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

Soekarno berupaya mengakomodasi ketiga kelompok ini agar dapat bekerja sama dalam pemerintahan dan menghindari konflik politik yang dapat mengancam persatuan bangsa.

Implementasi Nasakom dalam Pemerintahan

Pada era Demokrasi Terpimpin (1959–1965), Soekarno mulai menerapkan konsep Nasakom secara lebih nyata dalam pemerintahan dengan cara:

  • Melibatkan perwakilan dari ketiga kelompok dalam kabinet pemerintahan.
  • Menyelaraskan kebijakan negara dengan kepentingan nasionalis, agama, dan komunis.
  • Menjalin hubungan erat dengan Uni Soviet dan Tiongkok sebagai bentuk dukungan terhadap PKI.

Peran Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam Nasakom

PKI menjadi salah satu pihak yang paling diuntungkan oleh konsep Nasakom karena mendapatkan legitimasi politik dari pemerintah. D.N. Aidit, pemimpin PKI, memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat pengaruh partainya di berbagai sektor, termasuk militer dan organisasi masyarakat.

Namun, dominasi PKI dalam pemerintahan semakin memicu ketegangan, terutama dengan kelompok Islam dan militer yang merasa terancam dengan pertumbuhan ideologi komunisme di Indonesia.

Baca juga: Agresi Militer Belanda I (21 Juli 1947)

Tantangan dan Konflik yang Muncul

Meskipun Nasakom bertujuan untuk menciptakan stabilitas politik, kenyataannya konsep ini justru memicu ketegangan yang semakin besar. Beberapa konflik yang muncul di antaranya:

  • Ketegangan antara PKI dan kelompok Islam, terutama setelah pembubaran Masyumi pada tahun 1960.
  • Ketidakpuasan di kalangan militer terhadap meningkatnya pengaruh PKI.
  • Polemik dalam kebijakan ekonomi yang tidak disetujui oleh semua pihak dalam pemerintahan.

Peristiwa G30S 1965 dan Akhir Nasakom

Konflik politik yang semakin memanas mencapai puncaknya dengan terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S). Peristiwa ini dituduhkan kepada PKI sebagai dalang utama, yang akhirnya berujung pada:

  • Pembubaran PKI oleh pemerintahan Soeharto.
  • Pembersihan besar-besaran terhadap simpatisan komunis di berbagai sektor.
  • Berakhirnya era Orde Lama dan dimulainya Orde Baru.

Setelah peristiwa ini, konsep Nasakom tidak lagi digunakan dalam pemerintahan, dan Indonesia memasuki era baru di bawah kepemimpinan Soeharto yang berorientasi pada anti-komunisme.

Baca juga: Menengok Kembali Nasakom, Konsep Kesatuan Indonesia


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa tujuan utama Soekarno mencetuskan Nasakom?

Tujuan utama Soekarno adalah untuk menyatukan tiga kekuatan politik utama (nasionalisme, agama, dan komunisme) guna menciptakan stabilitas politik dan menjaga persatuan bangsa.

2. Bagaimana Nasakom memengaruhi politik Indonesia pada masa Orde Lama?

Nasakom memberi ruang bagi PKI untuk berkembang dan berpartisipasi dalam pemerintahan, namun juga menimbulkan ketegangan dengan kelompok Islam dan militer yang akhirnya berujung pada konflik politik.

3. Mengapa konsep Nasakom gagal?

Konsep Nasakom gagal karena ketegangan yang semakin meningkat antara kelompok nasionalis, agama, dan komunis, serta puncaknya terjadi dengan peristiwa G30S 1965 yang mengakhiri dominasi PKI di Indonesia.

4. Siapa tokoh utama yang mendukung Nasakom?

Tokoh utama yang mendukung Nasakom adalah Soekarno, D.N. Aidit (PKI), serta beberapa tokoh dari NU dan kelompok nasionalis yang setuju dengan konsep ini.

5. Apa dampak dari berakhirnya Nasakom?

Setelah berakhirnya Nasakom, PKI dibubarkan, Indonesia mengalami perubahan politik besar, dan kekuasaan berpindah ke Soeharto yang menerapkan kebijakan anti-komunisme.

Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai peran Nasakom pada masa Orde Lama dan bagaimana konsep ini memengaruhi dinamika politik di Indonesia.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top