Home » IPS Kelas 7 » Mengenal Zona Rawan Gempa Bumi di Indonesia
Posted in

Mengenal Zona Rawan Gempa Bumi di Indonesia

Mengenal Zona Rawan Gempa Bumi di Indonesia (ft.istimewa)
Mengenal Zona Rawan Gempa Bumi di Indonesia (ft.istimewa)

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara paling rawan gempa di dunia. Hampir setiap tahun, wilayah Nusantara mengalami guncangan dengan kekuatan dan dampak yang beragam. Mengapa hal ini terjadi? Jawabannya terletak pada posisi geologis Indonesia yang sangat kompleks—berada di antara beberapa lempeng tektonik aktif yang saling bertumbukan. Bagaimana Mengenal Zona Rawan Gempa Bumi di Indonesia?

Artikel Mengenal Zona Rawan Gempa ini akan membahas secara mendalam mengenai zona-zona rawan gempa bumi di Indonesia, penyebab utamanya, contoh peristiwa nyata, serta upaya mitigasi yang perlu dilakukan untuk meminimalkan risiko.


1. Mengapa Indonesia Rawan Gempa Bumi?

Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng besar dunia, yaitu:

  • Lempeng Indo-Australia (bergerak ke utara)
  • Lempeng Eurasia (bergerak ke selatan)
  • Lempeng Pasifik (bergerak ke barat)

Ketiga lempeng ini saling bertemu di sekitar wilayah Indonesia dan menyebabkan terbentuknya zona subduksi, yaitu area di mana satu lempeng menunjam ke bawah lempeng lainnya. Gerakan tersebut menciptakan tekanan yang sangat besar di bawah permukaan bumi. Saat tekanan tersebut dilepaskan secara tiba-tiba, terjadilah gempa bumi tektonik.

Selain itu, Indonesia juga memiliki lebih dari 130 gunung berapi aktif, yang menjadi sumber gempa vulkanik akibat aktivitas magma. Dengan kombinasi faktor tektonik dan vulkanik ini, tidak heran jika Indonesia menjadi wilayah dengan frekuensi gempa yang tinggi.


2. Jenis-Jenis Zona Rawan Gempa di Indonesia

BMKG membagi wilayah Indonesia ke dalam beberapa zona kerawanan gempa berdasarkan tingkat aktivitas tektonik dan potensi dampaknya. Berikut kategori umumnya:

  1. Zona Subduksi (Daerah Penunjaman Lempeng)
    Terletak di sepanjang pantai barat Sumatra, selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku bagian selatan. Zona ini merupakan sumber gempa besar dan tsunami.
  2. Zona Sesar Aktif (Patahan Darat)
    Menyebar di seluruh kepulauan Indonesia, terutama di Pulau Sumatra (Sesar Semangko), Pulau Sulawesi (Sesar Palu-Koro), dan Papua (Sesar Yapen).
  3. Zona Vulkanik
    Berkaitan dengan aktivitas gunung api yang dapat memicu gempa vulkanik sebelum, selama, atau sesudah letusan.

3. Peta Umum Zona Rawan Gempa di Indonesia

a. Pulau Sumatra

Wilayah barat Sumatra termasuk zona paling rawan karena berdekatan dengan zona subduksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

  • Sesar Besar Sumatra (Sesar Semangko) membentang dari Aceh hingga Lampung.
  • Kota-kota seperti Banda Aceh, Padang, Bengkulu, dan Lampung termasuk daerah berisiko tinggi.

Contoh nyata:
Gempa dan tsunami Aceh (2004) berkekuatan 9,1 SR menewaskan lebih dari 167.000 orang di Indonesia dan mengguncang dunia.


b. Pulau Jawa

Bagian selatan Pulau Jawa juga termasuk zona subduksi aktif.

  • Aktivitas lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia menyebabkan gempa di pesisir selatan seperti Bantul (DIY), Pacitan, Cilacap, dan Pangandaran.

Contoh nyata:
Gempa Yogyakarta (2006) berkekuatan 6,3 SR menewaskan lebih dari 5.700 orang. Getarannya terasa hingga Jawa Tengah.


c. Pulau Sulawesi

Sulawesi memiliki struktur tektonik kompleks karena pertemuan beberapa sesar aktif seperti Sesar Palu-Koro, Sesar Matano, dan Sesar Gorontalo.

  • Wilayah paling rawan: Palu, Poso, Luwuk, dan Donggala.

Contoh nyata:
Gempa dan tsunami Palu (2018) berkekuatan 7,4 SR menimbulkan tsunami setinggi 6 meter dan likuifaksi besar di beberapa daerah.


d. Kepulauan Nusa Tenggara

Daerah ini termasuk jalur subduksi aktif antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

  • Wilayah berisiko tinggi: Lombok, Sumbawa, dan Flores.

Contoh nyata:
Gempa Lombok (2018) berkekuatan 6,9 SR menewaskan lebih dari 500 orang dan menghancurkan ribuan rumah serta infrastruktur pariwisata.


e. Maluku dan Papua

Kawasan ini berada di pertemuan Lempeng Pasifik, Filipina, dan Australia. Akibatnya, aktivitas gempa sangat tinggi.

  • Wilayah rawan: Ternate, Ambon, Seram, dan Jayapura.

Contoh nyata:
Gempa Maluku Tengah (2019) berkekuatan 6,5 SR menyebabkan 41 orang tewas dan ribuan rumah rusak.
Gempa Jayapura (2023) juga merusak ratusan bangunan.

Baca juga: Upaya Internasional dalam Menghadapi Krisis Perubahan Iklim


4. Dampak Gempa Bumi di Indonesia

a. Dampak Fisik

Kerusakan bangunan, jalan, jembatan, dan infrastruktur penting seperti rumah sakit atau sekolah.
Contohnya, gempa Cianjur (2022) menewaskan 334 orang dan menghancurkan lebih dari 50.000 rumah.

b. Dampak Ekonomi

Kegiatan ekonomi terhenti, biaya pemulihan sangat besar, dan daerah terdampak kehilangan produktivitas.

c. Dampak Sosial dan Psikologis

Trauma masyarakat, kehilangan tempat tinggal, dan perpindahan penduduk ke daerah aman.

d. Dampak Lingkungan

Perubahan bentuk tanah, longsor, likuifaksi, dan rusaknya ekosistem alam.


5. Upaya Mitigasi di Zona Rawan Gempa

Pemerintah bersama lembaga terkait seperti BMKG, BNPB, dan BPBD telah mengembangkan berbagai strategi mitigasi bencana untuk mengurangi risiko dan dampak gempa bumi.

a. Pemetaan dan Kajian Risiko

BMKG membuat peta mikrozonasi gempa untuk menentukan daerah paling rawan. Peta ini digunakan dalam perencanaan tata ruang dan pembangunan.

b. Penerapan Bangunan Tahan Gempa

Pemerintah telah menetapkan standar bangunan tahan gempa (SNI 1726:2019) agar rumah dan gedung dapat bertahan dari guncangan kuat.

c. Sistem Peringatan Dini

BMKG mengoperasikan ribuan sensor seismograf yang dapat mendeteksi gempa secara real time. Hasilnya disebarkan melalui SMS, media sosial, dan sirene peringatan dini.

d. Pendidikan dan Simulasi Bencana

Sekolah-sekolah di daerah rawan gempa rutin melakukan simulasi evakuasi agar siswa tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi guncangan.

e. Kearifan Lokal

Beberapa daerah memiliki tradisi turun-temurun dalam menghadapi gempa, seperti masyarakat Simeulue (Aceh) dengan istilah “smong” yang berarti tanda datangnya tsunami.


6. Contoh Program Nyata: Sekolah Aman Bencana

Salah satu inisiatif penting adalah Program Sekolah Aman Bencana yang dijalankan oleh Kementerian Pendidikan dan BNPB.
Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan anak sekolah di daerah rawan gempa.
Kegiatan yang dilakukan meliputi:

  • Simulasi gempa tahunan
  • Pelatihan guru dan siswa
  • Pembangunan gedung sekolah tahan gempa

Contoh penerapan program ini ada di Kabupaten Bantul (DIY) dan Kabupaten Lombok Utara, yang berhasil menurunkan risiko korban saat terjadi gempa susulan.


7. Apa yang Bisa Dilakukan Masyarakat di Zona Rawan Gempa?

Masyarakat memiliki peran penting dalam mengurangi risiko bencana. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan antara lain:

  1. Kenali risiko daerah tempat tinggal (lihat peta rawan gempa BMKG).
  2. Bangun atau renovasi rumah sesuai standar tahan gempa.
  3. Simpan barang penting dan dokumen di tempat aman dan mudah dijangkau.
  4. Pelajari jalur evakuasi dan titik kumpul terdekat.
  5. Ikut serta dalam pelatihan kebencanaan.

8. Kesimpulan

Indonesia merupakan wilayah yang berada di antara tiga lempeng tektonik besar dunia, menjadikannya salah satu negara paling rawan gempa bumi di dunia. Dengan mengenali zona-zona rawan gempa, memahami risiko, dan menerapkan langkah mitigasi, masyarakat dapat memperkecil dampak bencana.

Mengenal Zona Rawan Gempa Bumi di Indonesia, kesadaran kolektif dan kerja sama antara pemerintah, lembaga kebencanaan, serta masyarakat menjadi kunci utama agar Indonesia lebih tangguh menghadapi gempa bumi di masa depan.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa penyebab utama gempa bumi di Indonesia?
Gempa bumi di Indonesia disebabkan oleh pergerakan tiga lempeng besar dunia: Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik, yang saling bertumbukan dan menimbulkan tekanan di bawah permukaan bumi.

2. Daerah mana saja yang paling rawan gempa di Indonesia?
Wilayah rawan meliputi Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Yogyakarta, Lombok, Palu, Maluku, dan Papua.

3. Apakah gempa bisa diprediksi?
Waktu pasti gempa tidak bisa diprediksi, tetapi potensi dan risikonya dapat diketahui melalui pemetaan dan sistem pemantauan BMKG.

4. Apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa bumi?
Segera berlindung di bawah meja kuat, jauhi kaca dan benda berat, dan setelah guncangan berhenti segera keluar ke area terbuka.

5. Bagaimana cara membuat rumah tahan gempa?
Gunakan bahan bangunan ringan dan fleksibel, fondasi kuat, serta struktur sesuai standar SNI 1726:2019.


Referensi
  1. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). (2023). Peta Zonasi Gempa Indonesia.
  2. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). (2022). Indeks Risiko Bencana Indonesia.
  3. Kementerian PUPR. (2019). SNI 1726:2019 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-Gedung.
  4. LIPI. (2021). Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Sosialisasi Publik.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.