Home » Sejarah » Menelusuri Jejak Arsitektur Belanda di Indonesia: Kota-Kota yang Masih Mempertahankan Warisan Kolonial
Posted in

Menelusuri Jejak Arsitektur Belanda di Indonesia: Kota-Kota yang Masih Mempertahankan Warisan Kolonial

Menelusuri Jejak Arsitektur Belanda di Indonesia: Kota-Kota yang Masih Mempertahankan Warisan Kolonial (ft/istimewa)
Menelusuri Jejak Arsitektur Belanda di Indonesia: Kota-Kota yang Masih Mempertahankan Warisan Kolonial (ft/istimewa)
sekolahGHAMA

Indonesia memiliki sejarah panjang dengan kolonialisme Belanda yang berlangsung lebih dari 350 tahun. Salah satu warisan yang masih bertahan hingga saat ini adalah arsitektur kolonial Belanda yang tersebar di berbagai kota. Bangunan-bangunan ini bukan sekadar saksi bisu masa lalu, tetapi juga menjadi daya tarik wisata dan ikon sejarah yang memperkaya budaya lokal. Artikel Menelusuri Jejak Arsitektur Belanda di Indonesia akan menelusuri kota-kota di Indonesia yang masih mempertahankan warisan arsitektur Belanda serta mengungkap keunikan dan sejarah di baliknya.

1. Jakarta: Kota Tua yang Menyimpan Sejarah

Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, memiliki banyak peninggalan arsitektur Belanda, terutama di kawasan Kota Tua. Beberapa bangunan bersejarah di kawasan ini antara lain:

  • Museum Fatahillah (Bekas Balai Kota Batavia) yang dibangun pada tahun 1710 dan kini menjadi museum sejarah Jakarta.
  • Museum Bank Indonesia, yang dahulu merupakan kantor De Javasche Bank dan memiliki arsitektur khas Eropa.
  • Gedung Pos Indonesia yang masih mempertahankan fasad klasik kolonialnya.

Kawasan Kota Tua menjadi pusat perdagangan dan pemerintahan pada era kolonial, sehingga banyak bangunan dengan gaya neo-klasik dan arsitektur Indische yang masih bertahan.

2. Semarang: Keindahan Lawang Sewu dan Kota Lama

Semarang adalah kota lain yang kaya akan peninggalan arsitektur Belanda. Kota Lama Semarang sering disebut sebagai “Little Netherlands” karena masih mempertahankan banyak bangunan kolonial, seperti:

  • Lawang Sewu, yang dibangun pada awal abad ke-20 sebagai kantor pusat perusahaan kereta api Belanda (Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij/NIS).
  • Gereja Blenduk, yang merupakan gereja tertua di Jawa Tengah dengan atap kubah ikoniknya.
  • Stasiun Tawang, yang masih berfungsi sebagai stasiun kereta utama dengan desain kolonial khas Belanda.

Semarang juga memiliki sistem kanal yang dulu digunakan untuk mengendalikan banjir, mirip dengan yang ada di Belanda.

3. Bandung: Paris van Java dengan Sentuhan Art Deco

Bandung, yang pernah dijuluki “Paris van Java,” adalah pusat arsitektur bergaya Art Deco yang berkembang pesat pada awal abad ke-20. Beberapa bangunan ikonik yang masih bertahan antara lain:

  • Gedung Sate, yang dulu merupakan kantor Departemen Pekerjaan Umum Hindia Belanda dan kini menjadi kantor gubernur Jawa Barat.
  • Villa Isola, yang memiliki gaya arsitektur modern dengan sentuhan kolonial.
  • Hotel Savoy Homann, yang mempertahankan desain khas Art Deco dan pernah menjadi tempat menginap tokoh-tokoh dunia.

Bandung menjadi kota penting bagi Belanda karena lokasinya yang sejuk dan strategis, sehingga banyak bangunan megah yang dibangun dengan gaya arsitektur Eropa.

4. Surabaya: Perpaduan Sejarah dan Modernitas

Sebagai salah satu kota pelabuhan utama, Surabaya memiliki berbagai bangunan kolonial yang masih terawat dengan baik, di antaranya:

  • Hotel Majapahit, yang dulu bernama Hotel Oranje dan menjadi saksi peristiwa perobekan bendera Belanda pada 1945.
  • Jembatan Merah, yang menjadi pusat perdagangan sejak zaman kolonial dan masih mempertahankan nuansa klasiknya.
  • Gedung Internatio, yang pernah menjadi kantor dagang dan memiliki arsitektur khas kolonial Belanda.

Surabaya adalah contoh kota yang berhasil menggabungkan warisan kolonial dengan modernitas tanpa menghilangkan nilai sejarahnya.

5. Malang: Pesona Kota Dingin dengan Nuansa Kolonial

Malang dikenal sebagai kota dengan udara sejuk dan banyak bangunan peninggalan Belanda yang masih berdiri kokoh, seperti:

  • Balai Kota Malang, yang memiliki desain khas kolonial dengan taman yang asri.
  • Ijen Boulevard, kawasan perumahan mewah yang dibangun pada era kolonial dan masih mempertahankan tata letak serta arsitektur aslinya.
  • Gereja Katedral Malang, yang memiliki desain klasik khas Eropa.

Malang menjadi salah satu kota tujuan favorit Belanda karena keindahan alamnya, sehingga banyak dibangun vila dan rumah-rumah mewah bergaya kolonial.

Baca juga: DN Aidit Dieksekusi di Mana? Fakta dan Kontroversi di Baliknya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.