Home » Sejarah » Masuknya Belanda ke Sunda Kelapa: Awal Kolonialisme di Batavia
Posted in

Masuknya Belanda ke Sunda Kelapa: Awal Kolonialisme di Batavia

Masuknya Belanda ke Sunda Kelapa: Awal Kolonialisme di Batavia (ft.istimewa)
Masuknya Belanda ke Sunda Kelapa: Awal Kolonialisme di Batavia (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Sunda Kelapa, pelabuhan utama di pesisir utara Pulau Jawa, memiliki sejarah panjang sebagai pusat perdagangan internasional. Namun, kejayaannya sebagai pelabuhan bebas berakhir seiring kedatangan Belanda pada abad ke-17. Masuknya Belanda ke Sunda Kelapa bukan hanya peristiwa penting dalam sejarah kota ini, tetapi juga menandai awal kolonialisme yang mendalam di wilayah Nusantara. Dari pelabuhan kecil bernama Sunda Kelapa, lahirlah Batavia, yang kemudian berkembang menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda dan cikal bakal kota Jakarta.

Latar Belakang Masuknya Belanda ke Nusantara

Pada akhir abad ke-16, bangsa Eropa mulai berebut pengaruh di wilayah Asia, termasuk di kepulauan Nusantara. Portugis, yang lebih dulu datang ke Malaka dan beberapa bagian Indonesia, telah menguasai jalur perdagangan rempah-rempah. Namun, kejayaan Portugis mulai merosot setelah serangan dari berbagai kekuatan lokal.

Melihat peluang ini, Belanda — yang saat itu di bawah kekuasaan Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) — mulai mencari jalan untuk menguasai perdagangan rempah-rempah secara langsung. Sunda Kelapa, dengan letaknya yang strategis dan dekat dengan sentra produksi beras serta lada, menjadi incaran utama.

Kedatangan Jan Pieterszoon Coen

Salah satu tokoh kunci dalam proses kolonisasi Sunda Kelapa adalah Jan Pieterszoon Coen. Coen adalah Gubernur Jenderal VOC yang terkenal agresif dalam memperluas kekuasaan Belanda di Asia.

Pada tahun 1619, Coen melancarkan serangan besar-besaran ke Jayakarta (nama Sunda Kelapa setelah ditaklukkan oleh Kesultanan Demak). Pada saat itu, Jayakarta berada di bawah pengaruh Kesultanan Banten dan juga menjalin hubungan dengan Inggris. Persaingan ini membuat VOC merasa terancam dan memutuskan untuk mengambil tindakan militer.

Serangan VOC berujung pada kehancuran kota Jayakarta. Setelah berhasil merebut wilayah ini, Coen segera membangun kota baru di atas reruntuhan Jayakarta dan menamainya Batavia.

Mengapa Sunda Kelapa Sangat Penting?

Ada beberapa alasan mengapa Belanda begitu berambisi menguasai Sunda Kelapa:

  • Letak Strategis: Sunda Kelapa berada di jalur perdagangan laut antara India dan Tiongkok.
  • Dekat dengan Sumber Daya: Wilayah sekitar Sunda Kelapa kaya akan beras, lada, dan hasil bumi lainnya.
  • Pelabuhan Alam: Kondisi geografisnya mendukung aktivitas pelayaran dan perdagangan dalam skala besar.
  • Saingan Politik: Menguasai Sunda Kelapa berarti melemahkan pengaruh Inggris, Portugis, dan Kesultanan Banten di wilayah barat Nusantara.

Perubahan Sunda Kelapa Menjadi Batavia

Setelah penghancuran Jayakarta, pembangunan Batavia dimulai pada tahun 1619. VOC membangun kota ini dengan tata kota bergaya Eropa, lengkap dengan benteng-benteng pertahanan, kanal-kanal, dan gedung-gedung administrasi.

Batavia didesain sebagai kota benteng yang kuat dan sebagai pusat perdagangan VOC di Asia. Nama “Batavia” diambil dari nama suku Batavi, leluhur orang Belanda, sebagai simbol kejayaan kolonialisme mereka.

Batavia menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda selama lebih dari 300 tahun, dan dari sinilah Belanda mengatur aktivitas kolonialnya di seluruh kepulauan Indonesia.

Dampak Awal Kolonialisme di Sunda Kelapa

Kehadiran Belanda membawa perubahan besar di Sunda Kelapa, antara lain:

  • Perubahan Demografis: Banyak penduduk lokal dipaksa keluar dari pusat kota Batavia. Orang Tionghoa, Melayu, dan etnis lain bermigrasi ke kota ini untuk bekerja, sehingga Batavia menjadi kota multi-etnis.
  • Eksploitasi Ekonomi: VOC memonopoli perdagangan dan mengeksploitasi sumber daya alam setempat untuk kepentingan mereka sendiri.
  • Militerisasi Wilayah: Batavia menjadi kota benteng yang dijaga ketat, dengan sistem pertahanan yang kompleks untuk menghadapi serangan luar maupun pemberontakan lokal.

Baca juga: Jejak Islam di Sunda Kelapa: Penyebaran Agama Melalui Jalur Perdagangan

Perlawanan Lokal

Meski Belanda berhasil membangun Batavia, mereka menghadapi banyak perlawanan dari kerajaan-kerajaan lokal, terutama Kesultanan Banten dan Kesultanan Mataram.

Kesultanan Mataram, di bawah Sultan Agung, bahkan pernah melancarkan dua kali serangan besar ke Batavia pada tahun 1628 dan 1629. Meskipun serangan ini gagal, upaya tersebut menunjukkan bahwa kolonialisme Belanda tidak berjalan tanpa hambatan.

Batavia sebagai Simbol Kolonialisme

Selama berabad-abad, Batavia menjadi simbol kekuasaan kolonial Belanda di Nusantara. Kota ini mengontrol jalur perdagangan, menjalankan sistem tanam paksa, dan menjadi pusat pemerintahan kolonial yang kejam.

Nama Batavia bertahan hingga masa pendudukan Jepang pada tahun 1942, sebelum akhirnya diubah menjadi Jakarta, nama yang kita kenal sekarang.

Warisan Sunda Kelapa dan Batavia Hari Ini

Jejak Sunda Kelapa dan Batavia masih bisa dilihat hingga kini. Pelabuhan Sunda Kelapa masih berfungsi, meskipun hanya untuk kapal-kapal kecil tradisional seperti pinisi.

Di kawasan Kota Tua Jakarta, berbagai bangunan peninggalan zaman Batavia masih berdiri kokoh, seperti Museum Fatahillah (bekas Balai Kota Batavia), Jembatan Kota Intan, dan kanal-kanal tua yang mengingatkan kita pada tata kota Belanda.

Masuknya Belanda ke Sunda Kelapa. Melihat sejarah Sunda Kelapa hingga berubah menjadi Batavia membantu kita memahami akar kolonialisme di Indonesia dan bagaimana bangsa ini membangun jati dirinya di tengah tekanan kekuatan asing.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Kapan Belanda pertama kali masuk ke Sunda Kelapa?
Belanda, melalui VOC, pertama kali memasuki Sunda Kelapa secara militer pada tahun 1619 di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen.

2. Apa yang terjadi pada Sunda Kelapa setelah dikuasai Belanda?
Setelah berhasil merebut Sunda Kelapa, Belanda menghancurkan kota Jayakarta dan membangun kota baru bernama Batavia sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan mereka.

3. Mengapa Sunda Kelapa sangat penting bagi Belanda?
Karena letaknya yang strategis, dekat dengan pusat produksi hasil bumi, dan sebagai jalur utama perdagangan Asia.

4. Siapa yang memimpin perlawanan terhadap Belanda di Batavia?
Salah satu perlawanan besar dipimpin oleh Sultan Agung dari Kesultanan Mataram, yang melancarkan serangan pada 1628 dan 1629.

5. Bagaimana kondisi Sunda Kelapa sekarang?
Saat ini, Sunda Kelapa tetap berfungsi sebagai pelabuhan untuk kapal-kapal tradisional dan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di Jakarta.


Referensi

  • Ricklefs, M.C. A History of Modern Indonesia Since c.1200. Stanford University Press.
  • Furnivall, J.S. Colonial Policy and Practice: A Comparative Study of Burma and Netherlands India.
  • Tjandrasasmita, Uka. Arkeologi Islam Nusantara. Kepustakaan Populer Gramedia, 2009.
  • “Sejarah Sunda Kelapa dan Batavia.” Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah).
  • Coen, Jan Pieterszoon. Memorie aan de Heren XVII (1619).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.