Kerajaan Majapahit, yang berdiri dari tahun 1293 hingga sekitar abad ke-16 M, tidak hanya dikenal sebagai kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara, tetapi juga sebagai pusat perkembangan seni dan arsitektur yang megah. Peninggalan budaya Majapahit hingga kini masih terlihat dalam bentuk candi, ukiran, seni rupa, dan teknik pembangunan yang menjadi inspirasi bagi perkembangan budaya Indonesia selanjutnya, khususnya di Jawa dan Bali. Bagaimana peran Majapahit dalam Seni dan Arsitektur?
Seni dan arsitektur Majapahit merupakan refleksi dari nilai-nilai keagamaan, politik, serta estetika yang tinggi. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana Majapahit memberikan warisan artistik dan arsitektural yang luar biasa serta masih bisa ditemukan dan diapresiasi hingga hari ini.
1. Ciri Khas Seni dan Arsitektur Majapahit
Seni dan arsitektur Majapahit memiliki sejumlah ciri khas yang membedakannya dari masa kerajaan lain di Nusantara. Beberapa ciri tersebut antara lain:
- Penggunaan bata merah: Bangunan-bangunan Majapahit banyak menggunakan bata merah sebagai bahan utama, bukan batu andesit seperti di era sebelumnya.
- Motif flora dan fauna: Ukiran Majapahit sering menggambarkan motif tumbuhan, hewan, dan makhluk mitologis.
- Relief naratif: Dinding candi dihiasi dengan relief yang menggambarkan kisah dari epos Hindu seperti Ramayana dan Mahabharata.
- Simbolisme keagamaan: Banyak bangunan mencerminkan konsep keagamaan Hindu dan Buddha, seperti mandala, lingga-yoni, dan arca dewa-dewi.
2. Pusat Seni dan Arsitektur: Trowulan
Trowulan, yang dulunya merupakan ibu kota Majapahit, menjadi pusat utama peninggalan seni dan arsitektur Majapahit. Di wilayah ini ditemukan berbagai struktur bangunan, saluran irigasi, permukiman, dan artefak arkeologis.
a. Candi Tikus
Candi ini merupakan pemandian suci yang digunakan oleh keluarga kerajaan. Arsitekturnya unik karena berbentuk sumur besar dengan struktur bertingkat dan pancuran air yang mengalir dari kepala naga (makara). Fungsi religius dan arsitektur sistem drainasenya menunjukkan tingkat perencanaan yang canggih.
b. Candi Bajang Ratu
Gerbang ini diperkirakan merupakan gapura masuk ke tempat suci. Bentuknya menyerupai candi bentar dan menunjukkan arsitektur khas Majapahit dengan ornamen indah dari bata merah.
c. Candi Brahu
Diduga sebagai tempat kremasi raja-raja Majapahit. Candi ini menunjukkan perpaduan unsur arsitektur Hindu dan Buddha yang harmonis.
3. Seni Ukir dan Relief
Ukiran batu dan bata menjadi salah satu media ekspresi seni Majapahit. Relief-relief yang ditemukan di dinding candi menggambarkan adegan mitologi, kehidupan sehari-hari, serta pesan moral dan filosofis.
a. Relief Epos Hindu-Buddha
Relief Ramayana dan Mahabharata menghiasi banyak bangunan, menggambarkan nilai-nilai kepahlawanan, kesetiaan, dan kebijaksanaan.
b. Motif Dekoratif dan Simbolik
Ornamen seperti kala (raksasa pelindung gerbang), makara, naga, dan bunga teratai sering digunakan untuk melambangkan perlindungan, kemakmuran, dan kesucian.
4. Arsitektur Keagamaan dan Filosofi Kosmologi
Bangunan Majapahit tidak hanya memiliki fungsi fisik, tetapi juga sarat dengan filosofi kosmologi. Konsep arsitektur Majapahit mengacu pada struktur semesta dalam ajaran Hindu-Buddha.
- Tiga tingkatan alam: Arsitektur candi menggambarkan tiga dunia: Bhur (alam bawah), Bwah (alam manusia), dan Swah (alam dewa).
- Mandala: Tata letak candi dan kota mencerminkan keseimbangan kosmis, melambangkan pusat spiritual yang menghubungkan manusia dan dewa.
5. Peran Seni Rupa dalam Kehidupan Sehari-Hari
Selain bangunan, seni rupa Majapahit juga terlihat dalam benda-benda sehari-hari seperti:
- Gerabah dan keramik: Dengan motif hias yang rumit, gerabah Majapahit dipakai untuk keperluan rumah tangga dan upacara.
- Arca logam dan batu: Banyak arca dewa-dewi Hindu-Buddha ditemukan di situs Majapahit, menunjukkan keahlian tinggi dalam teknik pemahatan.
- Perhiasan emas dan perak: Hasil karya pengrajin Majapahit memperlihatkan kemewahan istana dan kelas bangsawan.
6. Pengaruh Seni Majapahit terhadap Bali dan Nusantara
Setelah runtuhnya Majapahit, banyak seniman dan bangsawan bermigrasi ke Bali, membawa serta gaya arsitektur dan kesenian Majapahit. Hal ini menjadi dasar dari budaya Bali yang kita kenal sekarang.
a. Candi Bentar dan Paduraksa di Bali
Gerbang masuk bertingkat khas Majapahit masih digunakan dalam arsitektur pura-pura Bali.
b. Seni Ukir Bali
Motif daun, bunga, dan makhluk mitologi Majapahit menjadi motif umum dalam seni ukir Bali.
c. Tari dan Drama Wayang
Tradisi teater dan seni pertunjukan yang menampilkan kisah Ramayana dan Mahabharata di Bali juga merupakan warisan Majapahit.
Baca juga: Strategi Belanda dalam Menguasai Indonesia: Politik Adu Domba dan Monopoli Dagang
7. Konservasi dan Pelestarian Warisan Majapahit
Pemerintah Indonesia telah menetapkan Trowulan sebagai situs cagar budaya nasional. Upaya pelestarian dilakukan melalui:
- Ekskavasi dan restorasi situs candi.
- Pendirian Museum Majapahit di Trowulan.
- Penelitian arkeologi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).
- Edukasi kepada masyarakat dan wisatawan tentang pentingnya menjaga warisan budaya.
Namun, tantangan seperti penggusuran, pembangunan tidak terkontrol, dan kurangnya dana konservasi masih menjadi masalah besar dalam menjaga peninggalan Majapahit.
8. Warisan Abadi bagi Generasi Mendatang
Warisan seni dan arsitektur Majapahit bukan hanya kebanggaan masa lalu, melainkan sumber inspirasi dan identitas bangsa Indonesia. Nilai-nilai estetika, spiritualitas, dan keselarasan dengan alam yang diwariskan dapat menjadi fondasi pembangunan budaya yang berkelanjutan.
Peninggalan Majapahit mengajarkan bahwa seni bukan hanya soal keindahan, tetapi juga medium untuk menyampaikan nilai moral, sejarah, dan kesatuan bangsa.
Kesimpulan
Seni dan arsitektur Majapahit merupakan pencapaian budaya yang luar biasa dalam sejarah Indonesia. Melalui bangunan megah, relief penuh makna, ukiran artistik, dan filosofi mendalam, Majapahit berhasil menciptakan warisan budaya yang tetap hidup hingga kini. Meskipun kerajaan ini telah lama runtuh, jejaknya tetap terlihat dalam berbagai bentuk seni, arsitektur, dan budaya masyarakat Nusantara, terutama di Jawa dan Bali.
Pelestarian peninggalan Majapahit adalah tanggung jawab bersama agar generasi mendatang tetap dapat belajar, mengagumi, dan mengambil inspirasi dari kejayaan budaya masa lalu.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa yang menjadi ciri khas arsitektur Majapahit?
Penggunaan bata merah, bentuk candi bersusun, ukiran relief naratif, dan struktur gerbang seperti Candi Bentar dan Paduraksa adalah ciri khas arsitektur Majapahit.
2. Di mana lokasi peninggalan seni arsitektur Majapahit yang masih bisa dikunjungi?
Trowulan di Mojokerto, Jawa Timur, merupakan pusat peninggalan Majapahit, termasuk Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, dan Candi Brahu.
3. Apa pengaruh seni Majapahit terhadap budaya Bali?
Seni ukir, arsitektur pura, dan pertunjukan kisah epik seperti Ramayana dan Mahabharata di Bali merupakan pengaruh langsung dari budaya Majapahit.
4. Apa peran candi dalam masyarakat Majapahit?
Candi berfungsi sebagai tempat ibadah, tempat kremasi raja, pusat spiritual, dan simbol kosmologi keagamaan.
5. Apa upaya yang dilakukan untuk melestarikan warisan Majapahit?
Pemerintah melakukan konservasi situs, membangun museum, dan menggalakkan penelitian arkeologi serta pendidikan budaya.
Referensi
- Pigeaud, Theodore G. Th. Java in the 14th Century
- Muljana, Slamet. Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit
- W.F. Stutterheim. Candi, Fungsi dan Maknanya
- https://kebudayaan.kemdikbud.go.id
- https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id
- https://majapahit.id