Home » IPA Kelas 9 » MACAM-MACAM PENERAPAN BIOTEKNOLOGI DI BIDANG PETERNAKAN
Gambar Macam-macam penerapan bioteknologi di bidang peternakan. (ft/istimewa)

MACAM-MACAM PENERAPAN BIOTEKNOLOGI DI BIDANG PETERNAKAN

Macam-macam penerapan bioteknologi di bidang peternakan. Bioteknologi adalah ilmu yang menggunakan organisme, sel, atau komponennya untuk menghasilkan produk dan jasa yang berguna bagi manusia.

Bioteknologi diterapkan di berbagai bidang, seperti kedokteran, pertanian, industri pangan dan minuman, peternakan, lingkungan, dan lainnya.

A. Penerapan bioteknologi di bidang peternakan

Di bidang peternakan, bioteknologi dapat diterapkan dalam beberapa cara seperti :

  1. Pemuliaan genetik: Bioteknologi digunakan untuk mengembangkan varietas ternak yang memiliki sifat-sifat genetik yang diinginkan seperti tingkat produksi susu atau daging yang lebih tinggi, resistensi terhadap penyakit, atau daya tahan yang lebih baik.
  2. Pembuatan vaksin: Bioteknologi digunakan untuk memproduksi vaksin yang efektif untuk mencegah penyakit ternak.
  3. Pembuatan enzim: Bioteknologi digunakan untuk memproduksi enzim yang digunakan dalam industri pangan, seperti enzim yang digunakan untuk mempercepat proses fermentasi dalam pembuatan keju atau yoghurt.
  4. Pembuatan bakteri probiotik: Bioteknologi digunakan untuk mengembangkan bakteri probiotik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan saluran pencernaan ternak.
  5. Pembuatan bakteri pestisida: Bioteknologi digunakan untuk mengembangkan bakteri pestisida yang dapat mengendalikan hama dan penyakit ternak.
  6. Pembuatan bibit unggul : Bioteknologi digunakan untuk mengembangkan bibit unggul yang memiliki kualitas genetik yang baik dan dapat diadopsi oleh peternak.
  7. Pembuatan produk bioteknologi : Bioteknologi digunakan untuk memproduksi produk-produk bioteknologi seperti insulin, enzim, antibodi, dan lain sebagainya.

1. Pemuliaan genetik peternakan

Pemuliaan genetik peternakan adalah sebuah proses yang menggunakan teknologi bioteknologi untuk meningkatkan kualitas atau produktivitas hewan yang digunakan dalam industri peternakan. Contohnya :

  1. Seleksi genetik: proses pemilihan hewan yang memiliki sifat genetik yang diinginkan untuk digunakan dalam program reproduksi.
  2. Gen modifikasi: proses perubahan gen pada hewan untuk meningkatkan sifat-sifat yang diinginkan seperti daya tahan terhadap penyakit atau produktivitas.
  3. Cloning: proses menyalin sel atau jaringan hewan untuk menghasilkan hewan yang identik secara genetik.
  4. Pembuatan vaksin: Bioteknologi digunakan untuk membuat vaksin yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan hewan terhadap penyakit.
  5. Pembuatan enzim: Bioteknologi digunakan untuk memproduksi enzim yang digunakan dalam industri pangan dan peternakan.
  6. Pembuatan bakteri probiotik : Bioteknologi digunakan untuk mengembangkan bakteri probiotik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan hewan dan produktivitas.
  7. Pembuatan tanaman hibrida F1 : Bioteknologi digunakan untuk mengembangkan tanaman hibrida F1 dengan menggabungkan gen-gen dari dua jenis tanaman yang berbeda.

Pemuliaan genetik peternakan juga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas daging, susu, atau telur yang dihasilkan oleh hewan-hewan tersebut. Namun, perlu diingat bahwa selalu ada resiko dari penerapan teknologi baru, seperti dampak pada lingkungan atau kesehatan hewan

 Oleh karena itu, penerapan teknologi harus diatur dengan baik dan dilakukan dengan cara yang etis dan bertanggung jawab.

2. Pembuatan vaksin ternak

Pembuatan vaksin ternak menggunakan teknologi bioteknologi yang dapat meningkatkan daya tahan hewan terhadap penyakit.

Ada beberapa cara yang digunakan dalam pembuatan vaksin ternak, diantaranya:

  1. Vaksin virus hidup atau vaksin virus mati: Vaksin ini dibuat dengan menggunakan virus yang telah dilemahkan atau dimatikan sehingga tidak menyebabkan penyakit pada hewan, tetapi masih dapat memberikan imunitas.
  2. Vaksin subunit: Vaksin ini dibuat dengan menggunakan protein atau bagian virus yang dianggap penting untuk memberikan imunitas, seperti protein permukaan virus atau enzim.
  3. Vaksin DNA: Vaksin ini dibuat dengan menyuntikkan DNA virus ke dalam sel hewan. Sel-sel hewan kemudian akan menghasilkan protein virus sehingga hewan akan memproduksi antibodi terhadap virus.
  4. Vaksin rekombinan: Vaksin ini dibuat dengan menggabungkan gen dari virus yang berbeda atau gen dari virus dan bakteri yang berbeda untuk memberikan imunitas yang lebih baik.

Selain itu, pembuatan vaksin ternak juga dapat dilakukan dengan cara bioteknologi seperti pembuatan vaksin berbasis bakteri atau jamur yang dapat digunakan sebagai vektor vaksin. Beberapa contohnya adalah vaksin yang dibuat menggunakan bakteri Bacillus Calmette-Guérin (BCG) atau jamur Candida albicans.

Pembuatan vaksin ternak harus dilakukan dengan cara yang etis dan bertanggung jawab. Hal ini penting untuk menjamin kualitas dan keamanan vaksin yang dihasilkan sehingga dapat memberikan imunitas yang baik pada hewan dan mencegah penyebaran penyakit.

3. Pembuatan enzim hewan

Pembuatan enzim hewan menggunakan teknologi bioteknologi yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam industri peternakan.

Enzim yang dapat dibuat dengan cara ini diantaranya:

  1. Enzim Pencernaan: Enzim pencernaan seperti amilase, protease, lipase, dan cellulase dapat dibuat dari bakteri atau jamur dan digunakan untuk meningkatkan efisiensi pencernaan pakan ternak.
  2. Enzim Hormon: Enzim yang dapat memproduksi hormon seperti somatotropin (STH) yang dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan hewan dan meningkatkan produktivitas susu.
  3. Enzim Antibiotik: Enzim yang dapat digunakan sebagai antibiotik alami seperti laktoglobulin yang dapat digunakan sebagai pengganti antibiotik kimia.
  4. Enzim Immunomodulator: Enzim yang dapat digunakan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh hewan seperti interferon dan interleukin.

Pembuatan enzim hewan juga dapat dilakukan dengan cara rekayasa genetik dengan mengubah gen yang bertanggung jawab dalam produksi enzim. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi enzim yang dihasilkan.

Sebelum digunakan, enzim yang dihasilkan harus diuji keamanannya dan efektivitasnya. Ada standar yang harus dipenuhi seperti standar kualitas, standar keamanan, standar efektivitas, standar lingkungan dan standar sosial ekonomi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top