Pembubaran PKI dan Konsolidasi Kekuasaan
Pembubaran PKI menjadi langkah awal bagi Soeharto untuk memperkuat posisinya. Selain membasmi sisa-sisa pendukung PKI, Soeharto juga melakukan pembersihan terhadap pejabat pemerintah dan militer yang masih loyal kepada Soekarno. Secara bertahap, Soeharto berhasil meraih dukungan dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) serta kelompok-kelompok politik yang menentang Soekarno.
Pada tahun 1967, Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) mencabut kekuasaan Soekarno dan mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Setahun kemudian, pada Maret 1968, Soeharto secara resmi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia oleh MPRS.
Kebijakan Awal Orde Baru
Setelah resmi menjadi presiden, Soeharto segera menerapkan berbagai kebijakan yang menjadi fondasi Orde Baru. Beberapa kebijakan awal yang diterapkan antara lain:
- Stabilisasi Ekonomi: Pemerintah Orde Baru berusaha mengendalikan inflasi yang tinggi dan menarik investasi asing untuk membangun ekonomi nasional.
- Normalisasi Politik: Sistem politik Indonesia diubah dengan membatasi jumlah partai politik dan menerapkan sistem pemilu yang lebih terkendali.
- Dwi Fungsi ABRI: Konsep ini memberikan peran ganda bagi militer, yaitu sebagai kekuatan pertahanan sekaligus sebagai kekuatan politik.
- Pembangunan Infrastruktur: Pemerintah fokus pada pembangunan infrastruktur dan industri sebagai upaya modernisasi negara.
Kesimpulan
Lahirnya Orde Baru tidak terlepas dari peristiwa-peristiwa besar yang mengguncang Indonesia pada tahun 1960-an, mulai dari krisis ekonomi, peristiwa G30S/PKI, hingga keluarnya Supersemar yang memberi jalan bagi Soeharto untuk mengambil alih kekuasaan. Dalam waktu singkat, Soeharto berhasil mengonsolidasikan kekuasaannya dan menerapkan berbagai kebijakan yang mengarah pada stabilitas politik serta pertumbuhan ekonomi. Namun, Orde Baru juga membawa dampak negatif seperti otoritarianisme dan korupsi yang menjadi warisan bagi Indonesia hingga saat ini.
Baca juga: Sejarah Singkat Orde Baru: Latar Belakang dan Penyebab
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa yang dimaksud dengan Orde Baru?
Orde Baru adalah rezim pemerintahan Indonesia yang dipimpin oleh Soeharto dari tahun 1966 hingga 1998, yang muncul sebagai respons terhadap instabilitas politik dan ekonomi pada era Soekarno.
2. Apa itu Supersemar?
Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) adalah surat perintah yang diberikan oleh Soekarno kepada Letnan Jenderal Soeharto pada 11 Maret 1966, yang memberikan wewenang kepada Soeharto untuk mengambil tindakan guna mengembalikan ketertiban nasional.
3. Bagaimana peran Soeharto dalam lahirnya Orde Baru?
Soeharto memainkan peran kunci dalam meredam krisis politik pasca-G30S/PKI, membubarkan PKI, serta mengonsolidasikan kekuasaan hingga akhirnya diangkat sebagai Presiden Indonesia pada tahun 1968.
4. Apa dampak dari kebijakan Orde Baru?
Orde Baru membawa stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menimbulkan dampak negatif seperti otoritarianisme, pembatasan kebebasan berpendapat, serta maraknya korupsi.
5. Mengapa Soeharto bisa bertahan lama sebagai presiden?
Soeharto mampu bertahan selama lebih dari tiga dekade karena kontrol ketat terhadap oposisi, peran militer dalam pemerintahan (Dwi Fungsi ABRI), serta keberhasilan dalam menjaga pertumbuhan ekonomi.
6. Apa yang menyebabkan runtuhnya Orde Baru?
Orde Baru runtuh akibat krisis ekonomi Asia pada tahun 1997, meningkatnya tekanan dari masyarakat, serta demonstrasi besar-besaran yang akhirnya memaksa Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.