Home » Khutbah JUMAT » Khutbah Jumat: Mengingat Fitrah Manusia yang Suci Tanpa Dosa dalam Ajaran Islam
Khutbah Jumat: Mengingat Fitrah Manusia yang Suci Tanpa Dosa dalam Ajaran Islam (ft/istimewa)

Khutbah Jumat: Mengingat Fitrah Manusia yang Suci Tanpa Dosa dalam Ajaran Islam

Segala puji hanya milik Allah SWT, yang menciptakan manusia dalam kesucian fitrah. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sang pembawa risalah yang menuntun umat menuju jalan kebenaran. Tema yang akan di bahas pada kesempatan Khutbah Jumat: Mengingat Fitrah Manusia yang Suci Tanpa Dosa dalam Ajaran Islam.

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Pada kesempatan khutbah Jumat kali ini, izinkan saya, Muhammad Iqbal, menyampaikan sebuah pesan penting tentang fitrah manusia yang suci tanpa dosa dalam ajaran Islam. Pemahaman ini mengingatkan kita akan hakikat penciptaan manusia oleh Allah SWT dan tugas kita untuk menjaga kesucian tersebut selama menjalani kehidupan di dunia.


Fitrah Manusia dalam Pandangan Islam

Fitrah adalah kondisi alami manusia yang Allah SWT anugerahkan sejak lahir. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum: 30)

Ayat ini menunjukkan bahwa setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci, tanpa dosa, dan memiliki kecenderungan untuk mengenal Allah SWT. Rasulullah SAW juga bersabda:

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa manusia sejak awal kehidupannya berada dalam keadaan murni dan bersih dari dosa. Kesesatan atau penyimpangan dari fitrah terjadi akibat pengaruh lingkungan, pendidikan, atau hawa nafsu.


Makna Fitrah dalam Kehidupan

Fitrah manusia mencakup berbagai aspek, antara lain:

  1. Kesucian Jiwa
    Manusia diciptakan dengan jiwa yang bersih. Jiwa ini memiliki potensi untuk menerima kebaikan, sebagaimana firman Allah:

“Demi jiwa serta penyempurnaan ciptaannya (Allah), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwa itu.” (QS. Asy-Syams: 7-9)

  1. Kecenderungan kepada Tauhid
    Setiap manusia memiliki naluri untuk mengenal dan menyembah Allah SWT. Bahkan, sebelum manusia dilahirkan, Allah telah mengambil kesaksian dari setiap jiwa tentang pengakuan akan keesaan-Nya:

“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (QS. Al-A’raf: 172)

  1. Kecintaan kepada Kebaikan
    Secara alami, manusia memiliki kecenderungan untuk mencintai kebaikan, kejujuran, dan keadilan. Fitrah ini menuntun manusia untuk berbuat baik kepada sesama makhluk Allah.

Menjaga Fitrah yang Suci

Meski manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, perjalanan hidupnya tidak lepas dari godaan dan pengaruh buruk yang dapat merusak kesucian tersebut. Oleh karena itu, khutbah Jumat dalam Islam mengajarkan beberapa cara untuk menjaga fitrah:

  1. Menyucikan Diri dengan Iman dan Amal Saleh
    Iman adalah penjaga utama fitrah manusia. Dengan beriman kepada Allah SWT dan melaksanakan amal saleh, kita menjaga jiwa tetap bersih dari dosa. Firman Allah SWT:

“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk ke dalam surga.” (QS. An-Nisa: 124)

  1. Memohon Ampunan Allah SWT
    Manusia tidak luput dari kesalahan, namun Allah Maha Pengampun. Rasulullah SAW bersabda:

“Setiap anak Adam pasti bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi)

  1. Menjaga Hubungan dengan Sesama
    Kesucian fitrah juga tercermin dalam hubungan baik dengan sesama. Jangan biarkan sifat iri, dengki, atau amarah merusak hati yang telah diciptakan suci.
  2. Meningkatkan Kesadaran Spiritual
    Melalui ibadah seperti shalat, puasa, dan dzikir, kita mendekatkan diri kepada Allah dan menguatkan fitrah kita.

Peringatan tentang Kerusakan Fitrah

Fitrah manusia dapat rusak jika seseorang tidak menjaga dirinya dari godaan dunia dan hawa nafsu. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT mengingatkan:

“Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.” (QS. Shad: 26)

Kerusakan fitrah biasanya terjadi karena:

  1. Melupakan Allah SWT
    Ketika seseorang lalai dari mengingat Allah, ia kehilangan arah hidupnya dan terjebak dalam perbuatan dosa.
  2. Terpengaruh Lingkungan yang Buruk
    Lingkungan yang buruk dapat menjauhkan manusia dari fitrahnya. Oleh karena itu, penting untuk memilih teman dan komunitas yang membawa kebaikan.
  3. Mengutamakan Dunia daripada Akhirat
    Terlalu mencintai dunia membuat manusia melupakan tujuan akhir hidupnya. Firman Allah SWT:

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedangkan mereka lalai tentang (kehidupan) akhirat.” (QS. Ar-Rum: 7)

Baca juga: Jumat Sehat: Pola Hidup Sehat dalam Islam


Mengembalikan Fitrah yang Telah Ternoda

Bagi mereka yang merasa fitrahnya telah ternoda, Islam selalu memberikan jalan untuk kembali kepada kesucian. Berikut adalah langkah-langkah untuk kembali kepada fitrah:

  1. Bertaubat dengan Ikhlas
    Taubat adalah langkah pertama untuk membersihkan diri dari dosa. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

  1. Memperbanyak Amal Kebaikan
    Amal kebaikan dapat menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu. Rasulullah SAW bersabda:

“Ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik yang akan menghapusnya.” (HR. Tirmidzi)

  1. Meningkatkan Keimanan melalui Ilmu
    Belajar tentang agama dan memahami ayat-ayat Allah dapat membantu kita kembali kepada fitrah.

Baca juga: Hakikat Fitrah Manusia dalam Islam


Penutup

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Fitrah manusia adalah anugerah besar yang harus dijaga dengan baik. Khutbah Jumat, sebagai makhluk yang diciptakan dalam keadaan suci, tugas kita adalah menjaga dan mengembangkan kesucian tersebut agar tetap berada di jalan yang diridhai Allah SWT.

Marilah kita memanfaatkan waktu yang Allah berikan untuk memperbanyak amal kebaikan, menjaga kesucian hati, dan mendekatkan diri kepada-Nya. Ingatlah firman Allah:

“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. At-Talaq: 2-3)

Semoga khutbah ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu menjaga fitrah, memperbaiki diri, dan mempersiapkan bekal terbaik untuk kehidupan akhirat.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top