Kesuburan Tanah Antarwilayah Menurut Pulau di Indonesia. Jenis tanah menurut pulau di Indonesia berbeda-beda. Tingkat kesuburan tanah ini berbeda antara satu wilayah dan wilayah lainnya. Kesuburan tanah antarwilayah yang berbeda membawa dampak pada kehidupan penduduknya.
Kegiatan ekonomi di wilayah-wilayah yang subur umumnya lebih maju dan penduduknya lebih padat. Kesuburan tanah antarwilayah di pulau-pulau besar dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Pulau Sumatra
Kesuburan tanah antarwilayah di Sumatra mengikuti keadaan bentuk muka bumi yang terdiri dari tiga bagian besar, yaitu bagian timur sebagai dataran rendah, bagian tengah sebagai deretan pegunungan, dan bagian barat sebagai dataran yang sempit.
Pantai bagian timur merupakan dataran rendah dan banyak terjadi pengendapan oleh sungai yang bermuara ke pantai timur Pulau Sumatra. Bahan endapan berasal dari batuan vulkanik atau abu letusan gunung berapi yang terjadi sejak dulu hingga sekarang. Daerah ini merupakan daerah yang subur dan jenis tanahnya didominasi oleh tanah aluvial dan di daerah tertentu terdapat rawa dengan tanah gambut.
Bagian tengah Sumatra terletak di Bukit Barisan yang merupakan deretan pegunungan dan ditutupi hutan. Daerah ini bergununggunung dengan jenis tanah vulkanik dan tanah humus yang subur. Bagian barat merupakan dataran rendah pantai yang sempit dan keadaan tanahnya relatif subur. Secara umum, keadaan tanah di Sumatra termasuk subur dan di daerah rawa di bagian pantai timur kurang subur.
b. Pulau Jawa
Kesuburan tanah antarwilayah di Jawa dapat dibedakan menjadi tiga bagian besar, yaitu wilayah utara, wilayah tengah, dan wilayah selatan. Wilayah utara Jawa merupakan dataran rendah dan banyak terjadi pengendapan oleh sungai-sungai yang bermuara ke pantai utara. Endapan berasal dari batuan vulkanik atau abu letusan gunung api yang terdapat di bagian tengah Jawa sehingga jenis tanahnya sangat subur.
Di wilayah tengah terdapat deretan gunung api aktif sehingga jenis tanahnya dengan tanah vulkanik yang subur. Keadaan tanah di wilayah ini sangat dipengaruhi oleh kegiatan gunung berapi yang sering mengeluarkan abu, lava, dan batuan vulkanik.
Hal itu menyebabkan peremajaan tanah di Pulau Jawa terus berlangsung. Sebaliknya, di wilayah selatan terdapat deretan pegunungan kapur seperti di pantai selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jenis tanah di wilayah ini adalah tanah kapur yang kurang subur. Namun, secara keseluruhan tanah di Pulau Jawa sangat subur yang cocok untuk pertanian dan perkebunan.
c. Pulau Kalimantan
Kesuburan tanah antarwilayah di Kalimantan dapat dibedakan dalam dua bagian besar, yaitu wilayah tengah dan wilayah pantai. Wilayah tengah merupakan daerah pegunungan tua yang tidak aktif sehingga proses pembentukan tanah baru atau peremajaan tanah oleh bahan vulkanik tidak ada lagi. Kondisi tanah di wilayah ini banyak dipengaruhi oleh humus tanaman atau hutan yang ada.
Wilayah pantai merupakan dataran rendah yang luas dengan daerah rawa. Wilayah ini merupakan daerah aliran sungai dengan bahan endapan atau tanah aluvial, namun kurang subur karena dipengaruhi oleh daerah rawa yang sangat luas.
Jenis tanah yang dominan adalah tanah gambut yang kurang subur. Oleh karena itu, pemerintah berupaya memanfaatkan wilayah itu untuk daerah pertanian, tetapi belum terlaksana atau berhasil dengan baik.
d. Pulau Sulawesi
Kesuburan tanah antarwilayah di Sulawesi dibedakan menjadi wilayah tengah dan wilayah pantai. Wilayah tengah merupakan daerah pegunungan yang banyak mengandung batuan besi. Di daerah tertentu, kegiatan gunung berapi masih sering terjadi, seperti di Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.
Di daerah yang kegiatan gunung apinya aktif, keadaan tanahnya subur karena adanya abu, lahar, atau batuan vulkanik yang memengaruhi tanah. Di wilayah ini terdapat deretan pegunungan yang merupakan daerah hutan yang bergunung-gunung sehingga jarang dihuni penduduk.
Wilayah pantai merupakan dataran rendah yang relatif sempit dan termasuk daerah yang subur. Dataran rendah ini menyebar di seluruh wilayah dan pada daerah ini terdapat pemukiman penduduk dan usaha pertanian penduduk.
e. Nusa Tenggara
Kesuburan tanah antarwilayah di Nusa Tenggara dibedakan atas wilayah timur dan wilayah barat. Wilayah timur, yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur, keadaan tanahnya tandus dan jarang turun hujan.
Di wilayah ini banyak terdapat padang rumput yang digunakan untuk daerah peternakan. Di bagian tengah dari pulau di wilayah timur merupakan daerah pegunungan dan daerah pantai sebagai dataran rendah relatif sempit.
Di wilayah barat, yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Bali terdapat gunung berapi aktif, seperti di Bali dan Lombok. Kegiatan gunung berapi menyebabkan keadaan tanahnya relatif subur. Daerah pegunungan terdapat di bagian tengah dan dataran rendah yang relatif sempit terdapat di bagian pantai dengan tanah yang subur.
f. Maluku
Kesuburan tanah antarwilayah di Maluku relatif sama, yaitu jenis tanah yang berasal dari batuan vulkanik tua dan muda. Maluku merupakan pulau-pulau kecil dengan kondisi di bagian tengah pulaupulau berupa pegunungan dan daerah pantai merupakan dataran rendah yang sempit.
Di daerah ini masih terjadi pelipatan lapisan dan pembentukan pegunungan serta merupakan pertemuan dua deretan pegunungan muda dunia sehingga terdapat lapisan batuan basa dan masam. Keadaan tanah di Maluku relatif subur, terutama di pulaupulau yang relatif besar, seperti Halmahera, Seram, dan Misol.
g. Papua
Kesuburan tanah antarwilayah di Papua dibedakan menjadi bagian tengah ke arah utara merupakan daerah pegunungan dan bagian selatan merupakan dataran rendah berupa daerah rawa.
Kesuburan tanah di bagian tengah ke utara dipengaruhi oleh keadaan pegunungan yang merupakan batuan sedimen dan batuan metamorf, diselingi oleh dataran rendah. Batuan ini turut memengaruhi jenis tanah yang ada atau tingkat kesuburan tanahnya.
Baca juga Ruang Lingkup Sumberdaya Alam yang dapat dimanfaatkan
Tanah di wilayah ini termasuk tanah vulkanik subur dan banyak dipengaruhi oleh hutan yang belum dijamah manusia. Di pantai utara terdapat dataran rendah berupa dataran aluvial dan daerah rawa relatif subur.
Bagian selatan merupakan dataran rendah berupa rawa dan daerah aliran sungai yang menyebabkan tanah endapan, namun kurang subur karena dipengaruhi oleh daerah rawa yang relatif luas.