Home » IPS Kelas 7 » Kesempatan untuk Saling Berintervensi (Intervening Opportunity): Konsep, Contoh, dan Relevansi dalam Geografi
Posted in

Kesempatan untuk Saling Berintervensi (Intervening Opportunity): Konsep, Contoh, dan Relevansi dalam Geografi

Kesempatan untuk Saling Berintervensi (Intervening Opportunity): Konsep, Contoh, dan Relevansi dalam Geografi (ft.istimewa)
Kesempatan untuk Saling Berintervensi (Intervening Opportunity): Konsep, Contoh, dan Relevansi dalam Geografi (ft.istimewa)

Dalam kajian geografi, terdapat berbagai teori yang menjelaskan pola interaksi manusia dengan ruang. Salah satu konsep penting adalah intervening opportunity atau kesempatan untuk saling berintervensi. Konsep ini menggambarkan bagaimana interaksi antarwilayah bisa dipengaruhi oleh peluang atau alternatif yang muncul di antara lokasi asal dan tujuan.

Pemahaman tentang intervening opportunity sangat relevan di Indonesia, mengingat negara ini memiliki wilayah yang luas, kepadatan penduduk yang tidak merata, serta keragaman potensi ekonomi. Melalui artikel ini, kita akan membahas pengertian, contoh, faktor pendorong, dampak, serta tantangan dari konsep ini dalam kehidupan sehari-hari.


Konsep Intervening Opportunity

Secara sederhana, intervening opportunity berarti munculnya kesempatan atau alternatif yang lebih dekat, lebih murah, atau lebih mudah dijangkau dibandingkan tujuan awal. Hal ini menyebabkan seseorang atau suatu wilayah mengubah pilihan interaksi ekonominya.

Ciri-Ciri Intervening Opportunity:
  1. Adanya tujuan awal: Individu atau wilayah biasanya sudah memiliki tujuan tertentu, misalnya membeli barang atau bekerja di suatu tempat.
  2. Munculnya alternatif baru: Tiba-tiba ada peluang lain yang lebih dekat atau lebih efisien.
  3. Efisiensi biaya dan waktu: Alternatif dipilih karena dapat menghemat tenaga, waktu, atau biaya.
  4. Perubahan pola interaksi: Tujuan awal bisa ditinggalkan karena adanya pilihan yang lebih menguntungkan.

Konsep ini erat kaitannya dengan teori interaksi spasial dalam geografi, di mana jarak, aksesibilitas, dan peluang memengaruhi pergerakan manusia maupun distribusi barang dan jasa.


Contoh Intervening Opportunity di Indonesia

Indonesia sebagai negara kepulauan yang luas memberikan banyak contoh nyata dari konsep ini. Berikut beberapa kasus:

1. Pusat Perbelanjaan Modern

Seorang warga di Kabupaten Bogor berencana berbelanja ke Jakarta karena ingin mencari barang tertentu. Namun, dengan berkembangnya pusat perbelanjaan modern di Bogor seperti mal dan hypermarket, warga tersebut akhirnya memilih belanja lebih dekat. Mall di Bogor menjadi intervening opportunity yang menggantikan tujuan awal ke Jakarta.

2. Transportasi dan Perjalanan

Masyarakat di Wonosobo yang hendak ke Yogyakarta untuk mendapatkan layanan kesehatan spesialis mungkin akhirnya memilih Purwokerto jika layanan serupa sudah tersedia di sana. Purwokerto menjadi intervening opportunity karena lokasinya lebih dekat.

3. Pariwisata

Wisatawan lokal dari Jawa Timur mungkin berniat ke Bali, tetapi mereka menemukan destinasi wisata menarik di Banyuwangi seperti Kawah Ijen atau Pantai Pulau Merah. Keindahan Banyuwangi menjadi intervening opportunity yang menggantikan perjalanan ke Bali.

4. Perdagangan Hasil Pertanian

Petani dari daerah pedalaman Kalimantan mungkin berniat menjual hasil panennya ke kota besar. Namun, dengan adanya pasar lokal yang berkembang di kabupaten terdekat, petani tersebut menjual produknya di sana. Pasar lokal itu adalah bentuk nyata dari intervening opportunity.

Gambar: Diagram alur Kesempatan untuk Saling Berintervensi (Intervening Opportunity)

Faktor yang Mendorong Intervening Opportunity

Ada beberapa faktor utama yang membuat konsep ini terjadi:

  1. Kedekatan lokasi
    Semakin dekat sebuah peluang, semakin besar kemungkinan orang memilihnya.
  2. Biaya transportasi
    Peluang yang menghemat ongkos perjalanan lebih menarik dibanding tujuan awal yang jauh.
  3. Ketersediaan fasilitas
    Jika suatu daerah sudah memiliki fasilitas lengkap (pendidikan, kesehatan, perdagangan), orang tidak perlu pergi jauh.
  4. Kenyamanan dan aksesibilitas
    Infrastruktur jalan, transportasi umum, dan akses digital memperkuat intervensi peluang.

Baca juga: Memahami Peta Lokasi: Panduan Lengkap untuk Kehidupan Sehari-Hari


Dampak Positif Intervening Opportunity

Munculnya intervening opportunity memiliki dampak positif yang signifikan, antara lain:

  1. Efisiensi waktu dan biaya
    Masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya tanpa harus pergi jauh.
  2. Pertumbuhan ekonomi lokal
    Daerah yang menjadi intervening opportunity berkembang lebih cepat karena meningkatnya aktivitas ekonomi.
  3. Pengurangan ketergantungan pada pusat besar
    Wilayah kecil bisa mandiri karena kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi secara lokal.
  4. Penyebaran pembangunan
    Tidak hanya kota besar yang berkembang, tetapi juga daerah-daerah penyangga di sekitarnya.

Dampak Negatif Intervening Opportunity

Meskipun positif, ada beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi:

  1. Menurunnya kunjungan ke pusat utama
    Kota besar yang tadinya menjadi pusat interaksi bisa kehilangan sebagian konsumennya.
  2. Persaingan antarwilayah
    Daerah baru yang berkembang bisa menciptakan kompetisi yang tidak seimbang.
  3. Urban sprawl
    Berkembangnya wilayah penyangga bisa memicu penyebaran kota tanpa perencanaan yang baik.
  4. Ketimpangan pelayanan
    Tidak semua daerah bisa menjadi intervening opportunity sehingga ketimpangan masih terjadi.

Peran Intervening Opportunity dalam Pembangunan Indonesia

Konsep intervening opportunity sangat penting untuk pembangunan nasional. Beberapa relevansinya adalah:

  • Pemerataan pembangunan: Dengan berkembangnya peluang di daerah, tidak semua masyarakat harus bergantung pada kota besar.
  • Pengurangan urbanisasi: Jika peluang tersedia di daerah asal, migrasi ke kota besar bisa ditekan.
  • Efisiensi logistik: Produk dapat dipasarkan lebih cepat dan murah jika ada pasar alternatif yang lebih dekat.
  • Penguatan ekonomi daerah: Kota-kota kecil dan menengah bisa berkembang menjadi simpul ekonomi baru.

Tantangan dalam Intervening Opportunity

Meski bermanfaat, konsep ini juga menghadapi tantangan, antara lain:

  1. Ketidaksiapan infrastruktur
    Tidak semua daerah mampu menyediakan fasilitas alternatif yang memadai.
  2. Kesenjangan kualitas layanan
    Fasilitas yang tersedia di daerah kecil kadang belum setara dengan yang ada di kota besar.
  3. Kurangnya promosi potensi lokal
    Banyak peluang yang belum dikenal luas karena kurangnya promosi.
  4. Dampak globalisasi
    Meskipun ada peluang lokal, masyarakat bisa tetap memilih pusat yang lebih besar karena dianggap lebih bergengsi.

Kesimpulan

Intervening opportunity atau kesempatan untuk saling berintervensi adalah konsep geografi yang menjelaskan bagaimana peluang alternatif dapat mengubah tujuan interaksi awal. Dengan adanya peluang yang lebih dekat, lebih murah, atau lebih efisien, masyarakat cenderung mengubah pilihannya.

Indonesia dengan keragaman geografis dan sosial ekonominya memiliki banyak contoh nyata dari konsep ini. Meski membawa tantangan, intervening opportunity justru bisa menjadi pendorong pembangunan daerah, pengurangan urbanisasi, serta pemerataan ekonomi nasional.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa itu intervening opportunity?
Intervening opportunity adalah peluang alternatif yang muncul di antara lokasi asal dan tujuan, sehingga mengubah pola interaksi manusia atau wilayah.

2. Apa perbedaan intervening opportunity dengan regional complementarity?
Regional complementarity menekankan hubungan saling melengkapi antarwilayah, sedangkan intervening opportunity menyoroti peluang baru yang bisa menggantikan tujuan awal.

3. Apa contoh nyata intervening opportunity di Indonesia?
Contohnya adalah warga Bogor yang memilih belanja di mall lokal daripada ke Jakarta, atau wisatawan yang memilih Banyuwangi daripada Bali.

4. Mengapa intervening opportunity penting?
Karena dapat meningkatkan efisiensi, mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal, serta membantu pemerataan pembangunan.

5. Apa tantangan utama dalam penerapan konsep ini?
Tantangannya meliputi ketidaksiapan infrastruktur, kesenjangan layanan, kurangnya promosi potensi lokal, dan dampak globalisasi.


Referensi
  • Ullman, E.L. (1956). The Role of Transportation and the Bases for Interaction. In W. L. Thomas (Ed.), Man’s Role in Changing the Face of the Earth. University of Chicago Press.
  • Haggett, P. (2001). Geography: A Global Synthesis. Prentice Hall.
  • Bintarto. (1989). Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Gadjah Mada University Press.
  • Badan Pusat Statistik (BPS). (2023). Statistik Indonesia.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.