Home » IPS Kelas 8 » Kepadatan penduduk (densitas penduduk) di Indonesia
Kepadatan penduduk (densitas penduduk) di Indonesia

Kepadatan penduduk (densitas penduduk) di Indonesia

Kepadatan penduduk (densitas penduduk) di Indonesia, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan jumlah rata-rata penduduk yang bertempat tinggal pada suatu daerah. Bagaimana cara mengetahui jumlah kepadatan penduduk? Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan rumus berikut:

Berdasarkan rumus di atas, dapat diperoleh angka kepadatan penduduk secara nasional, provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa. Misalnya, kepadatan penduduk Indonesia tahun 2003, yaitu 215.200.000 jiwa : 1.890.754 km² = 114. Artinya, setiap 1 km2 wilayah Indonesia terdapat penduduk secara rata-rata sebanyak 114 jiwa.

Kepadatan penduduk (densitas penduduk) menggambarkan persebaran penduduk di suatu wilayah. Persebaran penduduk dapat digolongkan menurut geografis, politis, dan administrasi negara. 

Persebaran geografis adalah persebaran penduduk menurut keadaan alam, seperti pulau, benua, sedangkan persebaran administrasi negara adalah persebaran penduduk menurut pembagian wilayah suatu negara (provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa atau kelurahan).

Kepadatan penduduk aritmatik kurang menggambarkan keadaan persebaran penduduk yang sebenarnya karena baik di daerah pegunungan, rawa-rawa maupun perairan diperkirakan dihuni oleh penduduk. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan kepadatan penduduk secara khusus, misalnya kepadatan penduduk agraris. 

Kepadatan penduduk agraris adalah angka yang menunjukkan perbandingan penduduk petani dengan luas daerah pertanian. Kepadatan penduduk agraris ini sangat penting mengingat mata pencaharian penduduk Indonesia di bidang pertanian sebesar 49% dari jumlah penduduk. Untuk memperoleh angka kepadatan agraris digunakan rumus sebagai berikut: 

Piramida Penduduk

Piramida penduduk merupakan susunan penduduk atau pengelompokan penduduk berdasarkan ciri-ciri tertentu. Pengelompokan atau komposisi penduduk dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kegunaannya. 

Piramida atau komposisi penduduk dapat dibedakan dari segi biologis, geografis, sosial, dan ekonomi. Berikut akan dibahas komposisi penduduk menurut biologis dan geografis.

a. Komposisi Penduduk Menurut Biologis

Komposisi penduduk dari segi biologis meliputi umur dan jenis kelamin yang dapat digambarkan dalam satu grafik yang disebut piramida penduduk. Komposisi penduduk menurut biologis dapat dimanfaatkan untuk mengetahui rasio jenis kelamin, angka beban ketergantungan, tenaga kerja, dan pertumbuhan penduduk di masa datang.

Piramida penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu piramida penduduk muda (expansive), penduduk stabil (stationary), dan penduduk tua (constructive).

Piramida penduduk muda digambarkan dalam bentuk limas dengan ciri-ciri jumlah penduduk usia muda lebih banyak dari usia tua, kelahiran tinggi, dan kematian tinggi. Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk yang selalu bertambah, contohnya negara-negara berkembang, seperti Indonesia, India, Pakistan, dan Filipina.

Piramida penduduk stabil dengan ciri-ciri jumlah penduduk usia muda dan jumlah penduduk usia tua relatif sama, kecuali pada usia tua tertentu, kelahiran dan kematian sama sehingga jumlah penduduk relatif tetap. Contohnya, negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Swedia, dan Prancis.

Baca jug Pertumbuhan dan Kualitas Penduduk Indonesia

Piramida penduduk tua dengan ciri-ciri jumlah penduduk dewasa dan tua lebih banyak dari penduduk usia muda, tingkat kematian lebih tinggi dari kelahiran, angka pertumbuhan penduduk 0% atau kurang dari 0%. Contohnya, Italia, Hongaria, dan Irlandia.

Piramida penduduk Indonesia (ilustrasi foto/Kompasiana)

b. Susunan Penduduk Menurut Geografis

Komposisi penduduk menurut geografis dapat dikelompokkan menurut tempat tinggal, provinsi, kabupaten, kecamatan, pedesaan, dan perkotaan.

Komposisi Penduduk Menurut Pulau, Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin Tahun 2000 / Sumber: Statistik Indonesia, 2001

Dari tabel di atas, coba pikirkan di mana penduduk Indonesia lebih banyak bertempat tinggal? Bagaimana perbandingan laki-laki dan perempuan? Apa manfaat dari struktur penduduk tersebut? Menurut sensus penduduk tahun 2000, penduduk desa berjumlah 119.436.609 jiwa (58%) dan penduduk kota berjumlah 86.406.587 jiwa (42%). Persentase ini meningkat dari tahun 1990 hanya 31%.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top