Home » Sejarah » Kebijakan Ekonomi Orde Lama: Dari Nasionalisasi hingga Krisis Ekonomi
Posted in

Kebijakan Ekonomi Orde Lama: Dari Nasionalisasi hingga Krisis Ekonomi

Kebijakan Ekonomi Orde Lama: Dari Nasionalisasi hingga Krisis Ekonomi (ft/istimewa)
Kebijakan Ekonomi Orde Lama: Dari Nasionalisasi hingga Krisis Ekonomi (ft/istimewa)

Masa Orde Lama (1945–1966) merupakan periode penting dalam sejarah ekonomi Indonesia. Kebijakan Ekonomi Orde Lama di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, berbagai kebijakan ekonomi diterapkan untuk membangun kemandirian nasional, mengurangi ketergantungan pada pihak asing, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun, kebijakan-kebijakan ini juga memicu berbagai tantangan, termasuk inflasi tinggi dan ketidakstabilan ekonomi yang berujung pada krisis. Artikel ini akan membahas kebijakan ekonomi Orde Lama, mulai dari nasionalisasi perusahaan asing hingga faktor-faktor yang menyebabkan krisis ekonomi.

Kebijakan Ekonomi Orde Lama

1. Nasionalisasi Perusahaan Asing

Setelah pengakuan kedaulatan pada tahun 1949, Indonesia masih memiliki banyak perusahaan yang dikuasai oleh Belanda dan negara asing lainnya. Untuk mengurangi pengaruh asing dalam perekonomian, pemerintah melakukan langkah-langkah nasionalisasi:

  • Pada tahun 1957, pemerintah mengambil alih perusahaan-perusahaan Belanda, termasuk perusahaan perkebunan, perbankan, dan industri strategis.
  • Pemerintah juga menasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Inggris dan Amerika Serikat yang beroperasi di Indonesia.
  • Nasionalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kendali negara atas sektor ekonomi strategis.
2. Sistem Ekonomi Terpimpin

Pada tahun 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang mengembalikan Indonesia ke UUD 1945 dan memperkenalkan konsep “Demokrasi Terpimpin” yang juga berdampak pada sistem ekonomi. Karakteristik utama dari sistem ekonomi ini adalah:

  • Pemerintah memiliki kendali penuh terhadap perencanaan ekonomi.
  • Pembatasan terhadap sektor swasta dan kapitalisme.
  • Peran besar BUMN dalam perekonomian nasional.
  • Intervensi negara dalam distribusi barang dan jasa.
3. Manipol Usdek sebagai Pedoman Ekonomi

Manipol Usdek (Manifesto Politik Usdek: UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia) menjadi dasar kebijakan ekonomi pada masa Orde Lama. Beberapa implementasi dari kebijakan ini meliputi:

  • Mendorong sektor ekonomi berbasis sosialisme.
  • Mengutamakan peran koperasi dalam perekonomian.
  • Mengurangi pengaruh kapitalisme dan imperialisme dalam sektor perdagangan.
4. Rencana Pembangunan Nasional

Pemerintah mencoba mengimplementasikan berbagai rencana pembangunan ekonomi, seperti:

  • Rencana Lima Tahun (1956-1960): Fokus pada pembangunan infrastruktur dan industri.
  • Rencana Delapan Tahun (1961-1969): Bertujuan untuk mempercepat industrialisasi dan memperkuat ketahanan ekonomi.
  • Sayangnya, rencana ini gagal karena kurangnya pendanaan dan kebijakan yang tidak efektif.
5. Konfrontasi Ekonomi dengan Negara Barat

Konflik politik dan kebijakan luar negeri yang konfrontatif turut mempengaruhi ekonomi Indonesia, seperti:

  • Konfrontasi dengan Malaysia (1963-1966) yang menyebabkan Indonesia menarik diri dari PBB dan berdampak pada investasi asing.
  • Pemutusan hubungan diplomatik dengan Belanda dan negara-negara Barat lainnya.
  • Ketergantungan pada Uni Soviet dan Tiongkok untuk bantuan ekonomi dan militer.
6. Program Berdikari

Soekarno mencanangkan program “Berdikari” (Berdiri di Atas Kaki Sendiri) yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi Indonesia dengan:

  • Mengurangi ketergantungan pada bantuan ekonomi dari negara-negara Barat.
  • Mengembangkan industri dalam negeri untuk mencapai swasembada.
  • Namun, implementasi program ini gagal karena kurangnya sumber daya dan teknologi.
7. Hipereflasi dan Krisis Ekonomi

Pada pertengahan 1960-an, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang parah. Beberapa faktor penyebabnya adalah:

  • Inflasi yang sangat tinggi: Inflasi mencapai lebih dari 600% per tahun akibat pencetakan uang berlebihan tanpa cadangan devisa yang memadai.
  • Defisit Anggaran yang Membengkak: Pemerintah terus mencetak uang untuk membiayai proyek-proyek besar tanpa pemasukan yang cukup.
  • Kegagalan Kebijakan Ekonomi: Kebijakan ekonomi yang tidak konsisten menyebabkan ketidakpercayaan investor dan masyarakat.
  • Ketidakefisienan BUMN: Banyak perusahaan negara yang tidak dikelola dengan baik, menyebabkan produktivitas rendah dan pemborosan anggaran.

Baca juga: Contoh Positif Generasi Muda Memaknai Kemerdekaan

Dampak Krisis Ekonomi Orde Lama

1. Penurunan Kesejahteraan Rakyat
  • Harga barang kebutuhan pokok meningkat drastis.
  • Kesulitan mendapatkan bahan pangan dan sandang.
  • Meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran.
2. Ketidakstabilan Sosial dan Politik
  • Demonstrasi dan protes mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah.
  • Meningkatnya ketidakpuasan di kalangan militer dan masyarakat umum.
  • Krisis ini menjadi salah satu pemicu peristiwa G30S 1965 yang mengubah jalannya pemerintahan Indonesia.
3. Peralihan Kekuasaan ke Orde Baru
  • Krisis ekonomi mempercepat kejatuhan Soekarno.
  • Militer di bawah kepemimpinan Soeharto mengambil alih kendali pemerintahan.
  • Pada tahun 1966, Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) yang menandai transisi menuju Orde Baru.

Kesimpulan

Masa Orde Lama ditandai oleh berbagai kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk mencapai kemandirian nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap negara asing. Namun, kebijakan yang kurang matang, konfrontasi politik dengan negara-negara Barat, serta pengelolaan ekonomi yang buruk menyebabkan krisis ekonomi yang parah. Hipereflasi dan ketidakstabilan sosial akhirnya mengantarkan Indonesia kepada transisi kekuasaan ke Orde Baru.

Baca juga: Masa Orde Lama – Ensiklopedia Sejarah Indonesia

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa kebijakan ekonomi utama pada masa Orde Lama?
  • Kebijakan utama meliputi nasionalisasi perusahaan asing, penerapan ekonomi terpimpin, Manipol Usdek, dan program Berdikari.
2. Mengapa nasionalisasi perusahaan asing dilakukan?
  • Untuk mengurangi pengaruh asing dalam perekonomian dan meningkatkan kemandirian ekonomi nasional.
3. Apa penyebab utama krisis ekonomi di akhir Orde Lama?
  • Inflasi tinggi, defisit anggaran, kegagalan kebijakan ekonomi, dan ketidakefisienan BUMN.
4. Bagaimana dampak krisis ekonomi terhadap masyarakat?
  • Kenaikan harga kebutuhan pokok, meningkatnya kemiskinan, pengangguran, dan ketidakstabilan sosial.
5. Apa yang menyebabkan berakhirnya Orde Lama?
  • Krisis ekonomi, ketidakstabilan politik, peristiwa G30S 1965, dan transisi kekuasaan ke Orde Baru di bawah Soeharto.

Artikel ini telah dirancang agar mudah diindeks oleh Google dan memberikan wawasan yang komprehensif tentang kebijakan ekonomi Orde Lama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.