Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Prasekolah. Taman Kanak-kanak, Anak usia 4-6 tahun pada umumnya disebut sebagai masa kanak-kanak awal. Bagi para pendidik, masa kanak-kanak awal diidentikkan sebagai usia prasekolah karena pada masa ini sebagian besar anak-anak sudah mulai mengikuti pendidikan formal seperti di Taman Kanak-kanak.
Pada saat ini anak dianggap cukup mampu untuk mengerjakan tugas-tugas perkembangan yang diberikan baik secara fisik maupun mental.
Menurut Biechler dan Snowman yang dimaksud anak usia prasekolah adalah mereka yang berada pada rentang usia 3-6 tahun. (Padmonodewo, 2000 : 19). Pada usia ini pertumbuhan dan perkembangan anak mengalami kemauan yang cukup pesat baik dalam perkembangan jasmani, kognitif, bahasa, emosi, dan sosial anak.
Perkembangan Anak Prasekolah
Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia prasekolah, perkembangan tahun-tahun prasekolah bagi anak adalah saat terpenting untuk meletakkan dasar-dasar yang akan mempengaruhi dasar perkembangan selanjutnya. Kebanyakan Psikolog anak mengatakan bahwa tahun-tahun prasekolah, dari usia sekitar 2-5 tahun adalah paling penting dari seluruh tahapan perkembangan dan tidak dipungkiri sebagai periode diletakkannya dasar struktur perilaku kompleks yang dibangun sepanjang kehidupan anak. (Hurlock, 1999 : 26).
Berdasarkan pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa masa prasekolah adalah masa emas dan kritis selama rentang kehidupan manusia yang tidak dapat terulang.
Masa ini merupakan masa yang paling menentukan dalam proses perkembangan anak. Usia prasekolah merupakan masa yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosi, seni, moral, dan konsep diri, agar berbagai potensi yang ada dalam diri anak dapat terstimulasi dengan optimal.
Menurut Snowman (Padmonodewo, 2000 : 32) Anak usia 4-6 tahun mempunyai ciri-ciri baik fisik, sosial, emosi, dan kognitif di dalam pertumbuhan dan perkembangannya diantaranya :
a. Ciri-ciri fisik
- Umumnya sangat aktif. Mereka telah memiliki penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.
- Setelah anak melakuan suatu kegiatan anak membutuhkan istirahat yang cukup
- Otot-otot besar pada anak usia prasekolah lebih berkembang dari kontrol jari dan tanga.
- Anak masih sering mengalami kesulitan apabila memfokuskan pandangannya pada objek-objek yang kecil ukurannya
- Walaupun tubuh anak lentur, tetapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih lunak
- Anak perempuan biasanya lebih terampil dalam tugas yang lebih praktis, khususnya tugas motorik halus
b. Ciri-ciri sosial
- Umumnya anak sudah memiliki satu atau dua sahabat, tetaoi sahabat ini cepat berganti. Mereka umuumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman.
- Kelompok bermainnya cenderung kecil dab tidak terlalu terorganisasi secara baik, oleh karena itu kelompok tersebut cepat berganti-ganti
- Anak yang lebih muda seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar
- Pola bermain anak sangat bervariasi fungsinya sesuai dengan kelas sosial dan gender
- Perselisihan sering terjadi tetapi sebentar kemudian mereka telah berbaikan kembali f. Telah menyadari peran jenis kelamin.
c. Ciri-ciri emosional
- Anak cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah seringkali diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
- Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi. Mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.
d. Ciri-ciri kognitf
- Anak prasekolah umumnya terampl dalam berbahasa. Sebagian besar dari mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya. Sebagian dari mereka perlu dilatih untuk menjadi pendengar yang baik
- Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, mengagumi, dan kasih sayang.
Satu hal yang menonjol pada usia ini adalah munculnya berbagai bentuk kreativitas dalam bermain, sehinga para ahli menamakan periode ini sebagai masa kreatif.
Karena diyakini bahwa kreativitas yang ditunjaukkan pada masa ini merupakan bentuk kreativitas yang originaldengan frekuensi kemunculannya yang seoah tanpa terkendali dibandingkan masa-masa lain dalam kehidupan seorang anak setelah masa ini berlalu.
Menurut Piaget dalam Tedjasaputra (2001) mengemukakan bahwa tahap perkembangan kognitif usia 3-6 tahun, merupakan tahap pra operasional konkrit.
Pada tahap ini anak dapat memanipulasi objek simbol, termasuk kata-kata yang merupakan karakteristik penting dalam tahapan ini. Hal ini dinyatakan dalam peniruan tertunda dan dalam imajinasi pura-pura ketika bermain.
Baca juga Dasar dalam pemilihan media Pendidikan
Rangkuman
Limbah yang digunakan sebagai media pembelajaran anak pada dasarnya tidak perlu mahal dan biasanya merupakan bahan-bahan sekitar yang sudah tidak terpakai lagi. Catherine mengungkapkan beberapa media kreatif yang berasal dari barang yang tidak terpakai tetapi masih bisa digunakan diantaranya adalah :
Barang rongsokan yang dimasukkan ke dalam wadah termasuk karton, kotak korek api, pipa dari gulungan kertas tisu, kelos benang, kotak telor, potongan bahan pakaian, pita, tape, tutup botol, gabus, kaleng plastik, botol, kaleng, karton. Kancing, wol, selang, karet, bulu unggas, kerikil, manik-manik, penjepit kertas, klip dan benang.
DAFTAR PUSTAKA
- Sudono, Anggani. 2004. Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta : Grasindo
- Bean, Reynold. 1995. Cara Mengembangkan Kreativitas Anak (terjemahan Med. Meitasari Tjandrasa). Jakarta : Binarupa Aksara
- Sadiman, A.S. 1986. Media pendidikan: pengeratian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: Cv. Rajawali.
Leave a Reply