Home » Artikel » Apa Kaitannya Gempa dengan Tsunami? Memahami Fenomena Alam yang Saling Terkait
Posted in

Apa Kaitannya Gempa dengan Tsunami? Memahami Fenomena Alam yang Saling Terkait

Apa Kaitannya Gempa dengan Tsunami? Memahami Fenomena Alam yang Saling Terkait (ft.istimewa)
Apa Kaitannya Gempa dengan Tsunami? Memahami Fenomena Alam yang Saling Terkait (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Gempa bumi dan tsunami adalah dua bencana alam yang kerap terjadi beriringan dan dapat menimbulkan dampak yang sangat dahsyat. Di Indonesia, yang terletak di atas “Cincin Api Pasifik”, hubungan antara gempa dan tsunami menjadi sangat relevan untuk dipahami, baik oleh masyarakat umum maupun pelajar. Apa Kaitannya Gempa dengan Tsunami?

Artikel Apa Kaitannya Gempa dengan Tsunami? ini akan mengulas secara ilmiah dan praktis tentang bagaimana gempa bisa memicu tsunami, jenis-jenis gempa yang paling berpotensi menimbulkan tsunami, serta bagaimana mitigasi bisa dilakukan untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa saat bencana terjadi.


Pengertian Gempa Bumi dan Tsunami

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pergerakan lempeng tektonik, aktivitas vulkanik, atau runtuhan bawah tanah. Peristiwa ini menghasilkan gelombang seismik yang merambat dari pusat gempa (hiposenter) ke segala arah.

Sementara itu, tsunami berasal dari bahasa Jepang, yaitu “tsu” (pelabuhan) dan “nami” (gelombang), yang secara harfiah berarti “gelombang pelabuhan”. Tsunami adalah gelombang laut besar yang disebabkan oleh gangguan bawah laut seperti gempa bumi, letusan gunung api, atau longsor bawah laut.


Bagaimana Gempa Bisa Menyebabkan Tsunami?

Tsunami biasanya terjadi akibat gempa bumi bawah laut yang cukup besar. Berikut adalah proses bagaimana gempa memicu tsunami:

  1. Terjadi Gempa Tektonik di Dasar Laut
    Jika gempa berkekuatan besar (umumnya di atas Magnitudo 6,5) terjadi di dasar laut, maka dasar laut dapat naik atau turun secara tiba-tiba karena pergeseran lempeng.
  2. Perubahan Permukaan Laut
    Perubahan tiba-tiba pada dasar laut ini menyebabkan air laut di atasnya terdorong secara vertikal. Volume air laut yang tergeser inilah yang menciptakan gelombang tsunami.
  3. Perambatan Gelombang
    Gelombang tersebut merambat ke segala arah dengan kecepatan tinggi, bisa mencapai 500–900 km/jam di laut lepas.
  4. Meningkatnya Ketinggian di Wilayah Pesisir
    Ketika gelombang mendekati pantai, kecepatan melambat tetapi ketinggiannya meningkat secara drastis, menyebabkan banjir besar dan kerusakan parah.

Tidak Semua Gempa Menyebabkan Tsunami

Perlu diketahui bahwa tidak semua gempa bumi menyebabkan tsunami. Beberapa syarat utama agar gempa dapat memicu tsunami antara lain:

  • Gempa terjadi di bawah laut atau sangat dekat dengan wilayah laut.
  • Gempa memiliki magnitudo besar (umumnya di atas 6,5 skala Richter).
  • Gempa memiliki mekanisme sesar naik atau sesar turun yang menyebabkan pergeseran vertikal dasar laut, bukan hanya pergeseran horizontal.

Contoh: Gempa darat di Yogyakarta tahun 2006 (M 6,3) tidak menyebabkan tsunami, karena terjadi di daratan dan tidak menggeser air laut.


Jenis-Jenis Tsunami Berdasarkan Penyebabnya

  1. Tsunami Tektonik
    Disebabkan oleh gempa bumi tektonik. Ini adalah jenis tsunami paling umum dan paling berbahaya karena luas cakupan dan kecepatan gelombangnya.
  2. Tsunami Vulkanik
    Disebabkan oleh letusan gunung berapi bawah laut atau runtuhan kaldera.
  3. Tsunami Akibat Longsor
    Longsor bawah laut atau longsor lereng yang masuk ke laut dapat menyebabkan tsunami lokal.

Contoh Kasus Gempa dan Tsunami di Indonesia

1. Tsunami Aceh 2004
  • Gempa megathrust berkekuatan M 9,1 di dasar laut lepas pantai Sumatra.
  • Menyebabkan gelombang tsunami setinggi 10 meter.
  • Menelan lebih dari 230.000 korban jiwa di 14 negara.
2. Tsunami Palu 2018
  • Gempa berkekuatan M 7,5 dengan sesar mendatar.
  • Meski jarang, sesar mendatar ini memicu longsoran bawah laut yang menyebabkan tsunami.
  • Ketinggian tsunami mencapai 4–6 meter dan menghantam pesisir dalam waktu singkat.

Sistem Peringatan Dini Tsunami

Pemerintah Indonesia, melalui BMKG, telah mengembangkan sistem peringatan dini tsunami (InaTEWS). Sistem ini memanfaatkan:

  • Seismograf untuk mendeteksi gempa.
  • Buoy tsunami untuk mendeteksi perubahan tekanan air laut.
  • GPS dan tide gauge untuk mengukur permukaan laut.
  • Peringatan SMS, sirine, dan media sosial untuk penyebaran informasi.

Mitigasi Bencana Tsunami

Berikut beberapa langkah mitigasi yang penting:

  1. Pendidikan dan Sosialisasi
    Menyampaikan edukasi mengenai bahaya tsunami kepada masyarakat, terutama di wilayah pesisir.
  2. Tata Ruang dan Infrastruktur Aman Bencana
    Membangun zona evakuasi, jalur evakuasi, dan tempat pengungsian yang memadai.
  3. Latihan Evakuasi Berkala
    Melatih masyarakat agar tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa yang berpotensi tsunami.
  4. Peringatan Alam
    Jika terjadi gempa kuat dan lama di wilayah pesisir, masyarakat harus segera menjauh dari pantai tanpa menunggu peringatan resmi.

Baca juga: Letak Geografis Indonesia dan Keuntungan sebagai Wilayah Tropis


Peran Masyarakat dalam Menghadapi Ancaman Gempa dan Tsunami

Peran aktif masyarakat sangat penting, seperti:

  • Mengenali tanda-tanda awal tsunami (air laut surut drastis, suara gemuruh).
  • Menyimpan tas siaga berisi dokumen penting, air, makanan ringan, senter, dan peluit.
  • Tidak mudah percaya informasi hoaks, hanya mengikuti informasi resmi dari BMKG atau BNPB.

Kesimpulan

Apa Kaitannya Gempa dengan Tsunami? Gempa bumi dan tsunami adalah dua bencana yang saling berkaitan erat, terutama ketika gempa terjadi di dasar laut dan cukup kuat untuk menggeser air laut secara vertikal. Dengan pengetahuan yang memadai tentang hubungan antara gempa dan tsunami, masyarakat dapat lebih siap dalam menghadapi ancaman bencana ini.

Indonesia sebagai negara kepulauan di zona aktif gempa harus membangun sistem mitigasi yang kuat dan meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih tanggap terhadap bencana.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apakah semua gempa bisa menyebabkan tsunami?

Tidak. Hanya gempa yang terjadi di bawah laut dengan magnitudo besar dan mekanisme sesar vertikal yang berpotensi menyebabkan tsunami.

2. Bagaimana cara mengetahui gempa berpotensi tsunami atau tidak?

BMKG akan mengeluarkan informasi awal mengenai potensi tsunami berdasarkan data seismik dan sistem deteksi laut. Masyarakat bisa memantau lewat aplikasi infoBMKG atau situs resminya.

3. Berapa waktu yang dibutuhkan gelombang tsunami sampai ke daratan?

Tergantung jarak pusat gempa ke garis pantai. Bisa hanya dalam hitungan menit hingga puluhan menit. Di Palu 2018, tsunami tiba hanya dalam 5 menit setelah gempa.

4. Apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa besar di dekat pantai?

Segera evakuasi ke tempat tinggi atau menjauh dari pantai tanpa menunggu peringatan resmi, terutama jika merasakan gempa kuat dan lama.

5. Apa saja tanda-tanda alami akan datangnya tsunami?

Salah satu tanda utama adalah air laut yang tiba-tiba surut secara tidak wajar, suara gemuruh dari arah laut, atau melihat gelombang aneh di kejauhan.


Referensi:

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.