Home » Sejarah » Jepara dan Kudus: Kota dengan Pengaruh Arsitektur Belanda di Jawa Tengah
Posted in

Jepara dan Kudus: Kota dengan Pengaruh Arsitektur Belanda di Jawa Tengah

Jepara dan Kudus: Kota dengan Pengaruh Arsitektur Belanda di Jawa Tengah (ft/istimewa)
Jepara dan Kudus: Kota dengan Pengaruh Arsitektur Belanda di Jawa Tengah (ft/istimewa)
sekolahGHAMA

Jawa Tengah memiliki banyak kota yang menyimpan jejak sejarah kolonial Belanda, termasuk Jepara dan Kudus. Kedua kota ini tidak hanya terkenal karena industri ukir dan rokok kretek, tetapi juga memiliki peninggalan arsitektur Belanda yang masih berdiri hingga kini. Jepara dan Kudus: Kota dengan Pengaruh Arsitektur Belanda di Jawa Tengah. Dari bangunan pemerintahan hingga rumah-rumah tua, pengaruh kolonial tetap terasa dan menjadi bagian dari identitas budaya di kedua kota ini.

1. Sejarah Kolonial Jepara dan Kudus

a. Jepara dalam Sejarah Kolonial

Jepara telah lama menjadi pusat perdagangan maritim sejak masa Kerajaan Demak dan Mataram Islam. Ketika Belanda mulai menguasai Nusantara, Jepara menjadi pelabuhan penting bagi VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie). Kota ini dijadikan sebagai titik strategis untuk perdagangan kayu jati dan bahan bangunan lainnya. Karena peranannya yang penting, pemerintah kolonial membangun berbagai infrastruktur, termasuk kantor administrasi dan benteng pertahanan.

b. Kudus dan Pengaruh Kolonial

Berbeda dengan Jepara, Kudus lebih dikenal sebagai kota industri yang berkembang sejak masa kolonial, terutama dalam industri rokok kretek. Belanda mulai masuk ke Kudus untuk mengontrol produksi tembakau dan mendirikan pabrik-pabrik pengolahan. Jejak kolonial dapat ditemukan dalam bentuk bangunan bekas pabrik, kantor administrasi, serta rumah-rumah bergaya kolonial yang masih bertahan hingga kini.

2. Bangunan Bersejarah di Jepara dan Kudus

a. Kantor Pos Jepara

Kantor Pos Jepara merupakan salah satu bangunan kolonial yang masih beroperasi hingga saat ini. Dengan arsitektur khas Eropa yang memiliki jendela besar dan atap tinggi, bangunan ini menjadi salah satu ikon sejarah Jepara.

b. Pendopo Kabupaten Jepara

Pendopo Kabupaten Jepara merupakan contoh arsitektur kolonial yang berpadu dengan unsur Jawa. Bangunan ini digunakan sebagai pusat pemerintahan sejak zaman Belanda dan masih berfungsi hingga sekarang.

c. Stasiun Kudus

Meskipun kini tidak lagi beroperasi, Stasiun Kudus adalah salah satu peninggalan penting dari masa kolonial. Stasiun ini dulunya menjadi penghubung utama bagi distribusi hasil pertanian dan industri tembakau dari Kudus ke daerah lain.

d. Pabrik Rokok Kretek Lama

Beberapa pabrik rokok kretek di Kudus yang didirikan pada masa kolonial masih berdiri hingga kini. Bangunan pabrik ini memiliki struktur khas dengan dinding bata merah dan ventilasi besar untuk mendukung proses produksi rokok kretek.

e. Rumah-rumah Kolonial di Kudus dan Jepara

Di berbagai sudut kota, terutama di sekitar pusat kota dan kawasan perdagangan lama, masih banyak ditemukan rumah-rumah kolonial dengan ciri khas arsitektur Eropa seperti balkon luas, tiang besar, dan jendela dengan daun pintu ganda.

3. Ciri Khas Arsitektur Kolonial di Jepara dan Kudus

Arsitektur kolonial di kedua kota ini memiliki beberapa ciri khas yang unik, antara lain:

  • Fasad Simetris: Bangunan kolonial di Jepara dan Kudus umumnya memiliki desain simetris dengan pilar besar di bagian depan.
  • Jendela dan Pintu Besar: Untuk sirkulasi udara yang lebih baik di iklim tropis, bangunan kolonial memiliki jendela dan pintu berukuran besar.
  • Material Bangunan Kokoh: Banyak bangunan menggunakan bata merah dan kayu jati sebagai bahan utama, membuatnya tetap bertahan hingga sekarang.
  • Paduan Arsitektur Eropa dan Jawa: Beberapa bangunan kolonial di Jepara dan Kudus memiliki pengaruh lokal, seperti atap joglo atau ornamen khas Jawa.

Baca juga: Latar Belakang Partai Komunis Indonesia (PKI)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.