Home ยป IPS Kelas 7 ยป Jenis-Jenis Interaksi Sosial dan Contoh Nyatanya dalam Kehidupan Sehari-Hari
Posted in

Jenis-Jenis Interaksi Sosial dan Contoh Nyatanya dalam Kehidupan Sehari-Hari

Jenis-Jenis Interaksi Sosial dan Contoh Nyatanya dalam Kehidupan Sehari-Hari (ft.istimewa)
Jenis-Jenis Interaksi Sosial dan Contoh Nyatanya dalam Kehidupan Sehari-Hari (ft.istimewa)

Setiap hari, manusia selalu berhubungan dengan orang lainโ€”baik di rumah, sekolah, tempat kerja, maupun lingkungan masyarakat. Hubungan ini disebut interaksi sosial, yaitu proses timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau antar kelompok. Interaksi sosial menjadi dasar terbentuknya kehidupan sosial karena tanpa interaksi, manusia tidak akan mampu bekerja sama, belajar, dan hidup berdampingan secara harmonis. Apa Jenis-Jenis Interaksi Sosial dan Contoh Nyatanya dalam Kehidupan Sehari-Hari?

Namun, tidak semua interaksi sosial bersifat sama. Dalam sosiologi, interaksi sosial memiliki beragam jenis dengan karakteristik dan dampak yang berbeda-beda. Artikel ini akan membahas secara lengkap jenis-jenis interaksi sosial beserta contoh nyatanya dalam kehidupan sehari-hari agar lebih mudah dipahami oleh pelajar dan masyarakat umum.


1. Pengertian Interaksi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto (2009), interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang menyangkut hubungan antara orang per orang, antara kelompok manusia, maupun antara individu dengan kelompok.
Artinya, interaksi sosial tidak hanya berbentuk percakapan, tetapi juga bisa berupa tindakan, kerja sama, persaingan, atau bahkan pertentangan.

Interaksi sosial memiliki dua syarat utama, yaitu:

  1. Kontak sosial, yaitu adanya hubungan langsung atau tidak langsung antara pihak yang berinteraksi.
  2. Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan, informasi, atau perasaan sehingga terjadi saling pengertian.

Tanpa dua hal ini, interaksi sosial tidak mungkin terjadi.


2. Jenis-Jenis Interaksi Sosial

Secara umum, interaksi sosial terbagi menjadi dua jenis besar, yaitu interaksi sosial asosiatif (positif) dan interaksi sosial disosiatif (negatif).
Keduanya memiliki bentuk dan dampak yang berbeda terhadap hubungan sosial masyarakat.


A. Interaksi Sosial Asosiatif (Positif)

Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi yang mendorong terjadinya kerja sama, persatuan, dan keharmonisan antarindividu atau kelompok.

1. Kerja Sama (Cooperation)

Kerja sama terjadi ketika dua atau lebih pihak berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.
Contoh nyata:

  • Di sekolah, siswa bekerja sama membuat proyek kelas atau kegiatan pramuka.
  • Di masyarakat, warga bergotong royong membersihkan lingkungan atau memperbaiki jalan desa.

Kerja sama adalah bentuk interaksi sosial yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari karena menciptakan manfaat bagi semua pihak.

2. Akomodasi (Accommodation)

Akomodasi adalah proses penyesuaian antara pihak-pihak yang sedang berkonflik agar hubungan sosial kembali harmonis.
Contoh nyata:

  • Dua siswa yang sempat berselisih dimediasi oleh guru BK hingga berdamai.
  • Konflik antarwarga diselesaikan oleh kepala desa melalui musyawarah.

Akomodasi bertujuan menciptakan perdamaian tanpa harus ada pihak yang kalah atau menang.

3. Asimilasi (Assimilation)

Asimilasi adalah proses sosial yang muncul ketika dua budaya atau lebih saling berinteraksi, kemudian melebur menjadi budaya baru.
Contoh nyata:

  • Dalam budaya Indonesia, ada asimilasi antara budaya Tionghoa dan lokal, misalnya perayaan Imlek yang juga diramaikan masyarakat non-Tionghoa.
  • Di sekolah, siswa dari berbagai daerah berbaur dan membentuk kebiasaan baru bersama.

Asimilasi memperkaya kehidupan sosial dengan nilai-nilai keberagaman.

4. Akulturasi (Acculturation)

Akulturasi adalah proses penerimaan unsur budaya asing tanpa menghilangkan budaya asli.
Contoh nyata:

  • Dalam musik, perpaduan antara gamelan Jawa dan alat musik modern.
  • Dalam arsitektur, Masjid Kudus memiliki perpaduan antara gaya Hindu dan Islam.

Akulturasi menciptakan keragaman budaya yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.


B. Interaksi Sosial Disosiatif (Negatif)

Interaksi disosiatif adalah bentuk interaksi yang mengarah pada perpecahan, persaingan, atau pertentangan antarindividu maupun kelompok.
Meskipun terkesan negatif, interaksi disosiatif juga dapat berdampak positif bila dikelola dengan bijak, misalnya mendorong kemajuan atau pembaharuan.

1. Persaingan (Competition)

Persaingan terjadi ketika individu atau kelompok berusaha mencapai tujuan yang sama tanpa menggunakan kekerasan.
Contoh nyata:

  • Siswa bersaing mendapatkan nilai tertinggi di kelas.
  • Pebisnis bersaing menawarkan produk terbaik di pasar.

Persaingan dapat menjadi pendorong semangat dan inovasi jika dilakukan secara sehat.

2. Kontravensi (Contravention)

Kontravensi adalah bentuk interaksi sosial antara kerja sama dan konflik, biasanya ditandai dengan sikap menolak, namun tidak sampai menimbulkan pertikaian.
Contoh nyata:

  • Siswa tidak setuju dengan keputusan OSIS, namun tetap menghormati hasil musyawarah.
  • Warga mengkritik kebijakan pemerintah tanpa melakukan tindakan kekerasan.

Kontravensi bisa menjadi bentuk kontrol sosial agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan.

3. Konflik (Conflict)

Konflik adalah pertentangan terbuka antara individu atau kelompok karena perbedaan kepentingan, nilai, atau pendapat.
Contoh nyata:

  • Pertengkaran antar siswa karena kesalahpahaman.
  • Perselisihan antarwarga akibat batas tanah.

Meskipun konflik sering dianggap negatif, jika diselesaikan secara damai, konflik dapat menjadi sarana perbaikan hubungan sosial.

Baca juga: Perbedaan Produksi, Distribusi, dan Konsumsi dalam Kegiatan Ekonomi Masyarakat Indonesia


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.