Kerajaan Sunda, yang berdiri sejak abad ke-7 hingga abad ke-16 Masehi, merupakan salah satu kerajaan besar di Nusantara yang memiliki warisan budaya dan sejarah yang sangat kaya. Terletak di wilayah barat Pulau Jawa, kerajaan ini mewariskan banyak peninggalan bersejarah yang mencerminkan kebesaran budaya, spiritualitas, dan struktur sosial masyarakatnya pada masa lampau. Jejak-jejak ini berupa candi, prasasti, situs purbakala, dan artefak yang masih dapat ditemui hingga kini, terutama di wilayah Jawa Barat. Apa saja Jejak Peninggalan Kerajaan Sunda?
Artikel Jejak Peninggalan Kerajaan Sunda ini akan mengulas secara lengkap tentang peninggalan sejarah Kerajaan Sunda, mulai dari candi-candi kuno, prasasti yang memuat catatan sejarah penting, hingga artefak budaya yang menjadi bukti peradaban tinggi masyarakat Sunda Kuno.
Sejarah Singkat Kerajaan Sunda
Kerajaan Sunda diyakini sebagai kelanjutan dari Kerajaan Tarumanegara yang lebih tua. Pusat pemerintahannya berada di Pakuan Pajajaran (kini wilayah Kota Bogor). Pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja), Kerajaan Sunda mencapai masa kejayaan, dengan stabilitas politik, sistem pemerintahan terstruktur, dan interaksi dagang internasional yang kuat, terutama melalui pelabuhan Sunda Kalapa.
Seiring waktu, kerajaan ini mengalami kemunduran akibat serangan dari Kesultanan Banten dan akhirnya runtuh pada tahun 1579. Meskipun demikian, peninggalan Kerajaan Sunda masih bertahan sebagai warisan sejarah yang berharga.
Candi-Candi Peninggalan Kerajaan Sunda
Berbeda dengan Jawa Tengah dan Timur yang memiliki candi-candi besar dari masa Hindu-Buddha, candi peninggalan Kerajaan Sunda cenderung lebih sederhana dan berjumlah terbatas. Namun, nilai sejarahnya tetap besar karena mencerminkan kehidupan religius masyarakat Sunda kala itu.
1. Candi Cangkuang – Garut
Candi Cangkuang adalah satu-satunya candi Hindu yang ditemukan di wilayah Jawa Barat. Terletak di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, candi ini diperkirakan berasal dari abad ke-8 M.
Keistimewaan Candi Cangkuang:
- Terbuat dari batu andesit dengan arsitektur sederhana.
- Di dalamnya terdapat arca Dewa Siwa, menandakan pengaruh agama Hindu.
- Di dekat candi terdapat makam tokoh penyebar Islam, Embah Dalem Arief Muhammad, yang menunjukkan peralihan dari Hindu ke Islam.
Penemuan Candi Cangkuang merupakan bukti kuat eksistensi ajaran Hindu di wilayah Sunda sebelum Islam masuk.
Prasasti-Prasasti Sejarah dari Kerajaan Sunda
Prasasti merupakan sumber primer yang sangat penting dalam merekonstruksi sejarah kerajaan-kerajaan di Nusantara, termasuk Kerajaan Sunda. Prasasti ditulis dalam bahasa Sansekerta dan aksara Pallawa maupun aksara Sunda Kuno.
1. Batutulis – Bogor
Prasasti Batutulis terletak di Kelurahan Batutulis, Kota Bogor, dan merupakan peninggalan dari masa pemerintahan Prabu Surawisesa, putra Prabu Siliwangi. Prasasti ini berisi penghormatan kepada ayahandanya dan mencatat kejayaan masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja.
Isi penting dalam Prasasti Batutulis:
- Menceritakan pembangunan berbagai infrastruktur seperti saluran air, keraton, dan benteng.
- Menyebutkan gelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran.
- Menegaskan lokasi Pakuan Pajajaran sebagai ibu kota kerajaan.
Prasasti ini menjadi sumber sejarah penting mengenai struktur pemerintahan dan prestasi kerajaan.
2. Prasasti Kebon Kopi II – Bogor
Ditemukan di daerah Cibungbulang, Bogor, prasasti ini ditulis dalam aksara Sunda Kuno dan menyebutkan tahun 932 Saka (sekitar tahun 1010 M). Prasasti ini merupakan salah satu prasasti tertua berbahasa Sunda Kuno dan menunjukkan keberlanjutan tradisi tulis-menulis di wilayah Sunda.
Situs dan Struktur Bersejarah
Selain candi dan prasasti, terdapat berbagai situs purbakala yang diyakini sebagai bagian dari struktur atau kompleks kerajaan.
1. Karangmulyan – Ciamis
Situs ini berada di dekat Sungai Citanduy dan dipercaya sebagai peninggalan dari Kerajaan Galuh, yang merupakan bagian dari dinasti yang mendirikan Kerajaan Sunda. Di situs ini terdapat:
- Batu-batu berukir
- Punden berundak
- Jejak fondasi bangunan
Situs Karangmulyan mencerminkan tata ruang dan sistem keagamaan masa lampau yang berkaitan dengan pemujaan leluhur dan dewa-dewa Hindu.
2. Situs Pakuan Pajajaran – Bogor
Situs ini merupakan kompleks peninggalan ibu kota Kerajaan Sunda. Meski sebagian besar telah tertimbun pembangunan modern, berbagai ekskavasi menemukan:
- Struktur batu fondasi
- Jalan kuno
- Sumur dan saluran air
Penelitian terhadap situs ini terus dilakukan untuk mengungkap lebih jauh tata kota dan kehidupan masyarakat kerajaan.
Baca juga: Warisan Infrastruktur Belanda di Indonesia: Dari Jalan Raya hingga Rel Kereta Api
