Malang, kota yang dikenal dengan kesejukannya dan pemandangan alam yang indah, memiliki sejarah panjang yang berkaitan erat dengan masa kolonial Belanda. Jejak arsitektur Belanda di Malang masih dapat ditemukan di berbagai sudut kota ini, mencerminkan kejayaan masa lalu dan tetap menjadi daya tarik bagi wisatawan serta pecinta sejarah.
1. Sejarah Malang sebagai Kota Kolonial
Pada masa kolonial, Malang menjadi salah satu kota favorit bagi bangsa Belanda. Dengan iklim yang sejuk dan tanah yang subur, kota ini berkembang pesat sebagai pusat perkebunan dan pemukiman orang-orang Eropa. Pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya, stasiun kereta api, dan berbagai bangunan penting, dilakukan untuk mendukung aktivitas perdagangan dan pemerintahan.
Jejak Arsitektur Belanda di Malang, Banyak bangunan di Malang mengadopsi gaya arsitektur Eropa, khususnya Belanda, dengan ciri khas seperti atap tinggi, jendela besar, serta desain klasik yang elegan. Hingga kini, bangunan-bangunan ini masih dapat ditemukan dan menjadi bagian dari identitas kota Malang.
2. Bangunan Bersejarah Peninggalan Belanda di Malang
a. Balai Kota Malang
Balai Kota Malang merupakan salah satu ikon arsitektur kolonial yang masih berdiri megah. Dibangun pada tahun 1927, bangunan ini memiliki desain khas Eropa dengan fasad simetris, pilar-pilar kokoh, serta taman yang luas. Hingga kini, Balai Kota masih digunakan sebagai pusat pemerintahan dan menjadi salah satu daya tarik wisata sejarah.
b. Stasiun Kereta Api Malang
Dibangun pada tahun 1879, Stasiun Kereta Api Malang merupakan salah satu stasiun tua yang memiliki nilai sejarah tinggi. Arsitekturnya mencerminkan gaya kolonial dengan atap tinggi dan ornamen khas Belanda. Stasiun ini masih beroperasi dan menjadi pintu gerbang utama bagi wisatawan yang datang ke Malang.
c. Gereja Katedral Ijen
Gereja Katedral Ijen atau Gereja Hati Kudus Yesus adalah salah satu bangunan kolonial yang mencerminkan keanggunan arsitektur Belanda. Dibangun pada tahun 1934, gereja ini memiliki desain bergaya Neo-Gothic dengan jendela kaca patri yang indah serta interior yang megah. Hingga kini, gereja ini masih digunakan untuk ibadah dan menjadi daya tarik wisata religi.
d. Toko Oen
Toko Oen adalah restoran legendaris yang sudah ada sejak tahun 1930-an. Dengan desain interior yang masih dipertahankan sejak zaman kolonial, Toko Oen menjadi tempat nostalgia bagi mereka yang ingin merasakan atmosfer Malang tempo dulu. Restoran ini menyajikan berbagai hidangan khas Belanda seperti poffertjes dan bitterballen.
e. Alun-Alun Tugu Malang
Alun-Alun Tugu Malang merupakan kawasan yang sarat dengan nuansa kolonial. Monumen tugu yang berada di tengah taman dibangun pada era Belanda dan menjadi simbol perjuangan rakyat Malang. Dikelilingi oleh bangunan bersejarah seperti Balai Kota dan hotel-hotel kolonial, kawasan ini tetap menjadi pusat aktivitas kota.
f. Hotel Splendid Inn dan Hotel Tugu Malang
Hotel Splendid Inn dan Hotel Tugu Malang adalah dua hotel yang memiliki arsitektur kolonial yang masih bertahan hingga kini. Hotel Tugu Malang, khususnya, terkenal dengan koleksi benda-benda seni antiknya yang memperkuat suasana tempo dulu.
Baca juga: Latar Belakang Partai Komunis Indonesia (PKI)