Istana Merdeka merupakan salah satu bangunan bersejarah yang memiliki peran penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Istana Merdeka di Era Soekarno, istana ini bukan sekadar kediaman resmi kepala negara, tetapi juga menjadi pusat berbagai kebijakan strategis dan aktivitas kenegaraan. Soekarno, sebagai Proklamator Kemerdekaan Indonesia, memanfaatkan Istana Merdeka untuk memperkuat identitas nasional, membangun hubungan diplomasi, serta menyuarakan ideologi dan visi besar bagi Indonesia.
Artikel ini akan mengulas bagaimana Istana Merdeka pada masa kepemimpinan Soekarno menjadi saksi dari berbagai peristiwa penting, mulai dari kebijakan nasional hingga interaksi dengan tokoh dunia.
Istana Merdeka sebagai Pusat Pemerintahan di Era Soekarno
1. Kediaman Resmi dan Tempat Kerja Presiden
Setelah kemerdekaan Indonesia dan pengakuan kedaulatan oleh Belanda pada 1949, Soekarno secara resmi menjadikan Istana Merdeka sebagai tempat tinggal dan pusat pemerintahannya. Dari istana ini, berbagai kebijakan nasional dirancang dan disusun untuk membangun Indonesia yang baru merdeka.
2. Tempat Rapat Kabinet dan Pengambilan Keputusan
Sebagai kepala negara, Soekarno sering menggelar rapat kabinet di Istana Merdeka. Kebijakan-kebijakan penting seperti pembangunan infrastruktur, politik luar negeri, dan strategi ekonomi dirancang dalam ruang-ruang istana ini.
Peran Istana Merdeka dalam Diplomasi Internasional
1. Kunjungan Pemimpin Dunia
Istana Merdeka menjadi saksi berbagai kunjungan pemimpin dunia di era Soekarno. Beberapa tokoh penting yang pernah datang ke Istana Merdeka antara lain:
- Nikita Khrushchev (Uni Soviet) – Membangun hubungan Indonesia-Soviet.
- John F. Kennedy (Amerika Serikat) – Diskusi tentang hubungan bilateral Indonesia-AS.
- Fidel Castro (Kuba) – Memperkuat hubungan negara-negara berkembang.
- Pemimpin Tiongkok Zhou Enlai – Menjalin hubungan erat dalam bidang ekonomi dan militer.
Kunjungan-kunjungan ini menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang aktif dalam politik dunia, terutama dalam Gerakan Non-Blok yang digagas Soekarno.
2. Konferensi Gerakan Non-Blok
Salah satu peristiwa bersejarah yang berkaitan erat dengan Istana Merdeka adalah keterlibatan Indonesia dalam Gerakan Non-Blok. Soekarno sering mengadakan pertemuan dengan pemimpin dunia di Istana Merdeka untuk membahas sikap Indonesia terhadap Perang Dingin dan kebijakan luar negeri yang tidak berpihak pada blok Barat maupun Timur.
Baca juga: Apa yang Disebut Dewan Jenderal?