Interaksi sosial merupakan fondasi utama dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya interaksi sosial, masyarakat tidak akan mampu bertahan atau berkembang. Dalam pandangan sosiologi, interaksi sosial menjadi dasar terbentuknya struktur sosial, nilai, dan norma yang mengatur kehidupan bersama. Salah satu tokoh yang banyak membahas tentang interaksi sosial adalah John Lewis Gillin dan John Philip Gillin, dua sosiolog asal Amerika Serikat yang menekankan pentingnya hubungan sosial sebagai inti dari kehidupan bermasyarakat. Bagaimana Interaksi Sosial dalam Perspektif Sosiologi?
Artikel Interaksi Sosial dalam Perspektif Sosiologi ini akan membahas secara mendalam pengertian interaksi sosial menurut Gillin dan Gillin, bentuk-bentuk interaksi sosial, contoh penerapannya dalam kehidupan nyata, serta relevansinya dalam konteks masyarakat modern Indonesia.
Pengertian Interaksi Sosial Menurut Gillin dan Gillin
Menurut Gillin dan Gillin (1954), interaksi sosial adalah suatu hubungan sosial yang dinamis antara individu dengan individu lain, antara kelompok dengan kelompok lain, maupun antara individu dengan kelompok. Hubungan ini mencakup berbagai bentuk kerja sama, pertentangan, hingga penyesuaian sosial.
Artinya, setiap tindakan seseorang akan selalu mendapat reaksi dari pihak lain, dan dari reaksi itulah terbentuk suatu hubungan sosial yang berkelanjutan. Dalam pandangan ini, interaksi sosial menjadi kunci utama terbentuknya masyarakat dan kebudayaan.
Ciri-Ciri Interaksi Sosial Menurut Gillin dan Gillin
Menurut teori Gillin dan Gillin, interaksi sosial memiliki beberapa ciri penting:
- Melibatkan lebih dari satu individu
Tidak mungkin terjadi interaksi sosial jika hanya melibatkan satu orang. Interaksi memerlukan adanya komunikasi dua arah antara individu atau kelompok. - Adanya komunikasi dan reaksi timbal balik
Komunikasi bisa berupa verbal maupun nonverbal. Reaksi dari lawan bicara menentukan arah dan bentuk interaksi sosial. - Mengandung tujuan tertentu
Setiap interaksi memiliki maksud, baik untuk bekerja sama, menyelesaikan konflik, maupun membentuk solidaritas sosial. - Terjadi sesuai norma sosial yang berlaku
Norma menjadi pedoman agar interaksi berjalan harmonis dan tidak menimbulkan pertentangan sosial.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Menurut Gillin dan Gillin
Gillin dan Gillin membagi interaksi sosial menjadi dua bentuk besar, yaitu interaksi asosiatif (positif) dan interaksi disosiatif (negatif).
1. Interaksi Sosial Asosiatif (Membangun)
Interaksi ini mendorong terbentuknya kerja sama, persatuan, dan keharmonisan antarindividu atau kelompok.
Bentuk-bentuknya meliputi:
- Kerja Sama (Cooperation)
Contoh: Siswa bekerja sama dalam proyek kebersihan sekolah untuk menjaga lingkungan. - Akomodasi (Accommodation)
Contoh: Guru dan siswa berdiskusi untuk mencari solusi atas masalah kedisiplinan. - Asimilasi (Assimilation)
Contoh: Perkawinan antar suku di Indonesia yang menciptakan budaya baru. - Akulturasi (Acculturation)
Contoh: Masuknya budaya Korea dalam mode berpakaian masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan identitas lokal.
2. Interaksi Sosial Disosiatif (Memisahkan)
Interaksi ini menimbulkan perbedaan, pertentangan, atau bahkan konflik, tetapi tetap memiliki nilai sosial dalam dinamika masyarakat.
Bentuk-bentuknya meliputi:
- Persaingan (Competition)
Contoh: Persaingan bisnis antara dua toko sembako di satu desa. - Kontravensi (Contravention)
Contoh: Kelompok masyarakat menolak pembangunan pabrik karena dianggap merusak lingkungan. - Konflik (Conflict)
Contoh: Perdebatan antara warga terkait penggunaan fasilitas umum.
Contoh Nyata Interaksi Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari
Untuk memahami teori Gillin dan Gillin secara praktis, berikut beberapa contoh nyata interaksi sosial:
a. Di Lingkungan Sekolah
- Guru memberikan tugas kelompok untuk meningkatkan kerja sama antar siswa.
- Siswa berdiskusi mengenai pembagian peran dalam lomba kebersihan sekolah.
- Persaingan sehat terjadi antara dua kelas dalam lomba cerdas cermat.
b. Di Lingkungan Keluarga
- Orang tua berkomunikasi dengan anak tentang penggunaan media sosial.
- Adanya musyawarah keluarga untuk memutuskan rencana liburan bersama.
- Kadang muncul konflik kecil antar saudara, namun diselesaikan melalui komunikasi terbuka.
c. Di Masyarakat
- Warga bekerja sama membangun pos ronda atau membersihkan selokan.
- Persaingan usaha kecil menengah (UMKM) yang mendorong inovasi produk lokal.
- Akomodasi sosial terjadi saat pendatang menyesuaikan diri dengan adat setempat.
Baca juga: Kondisi Geologis Indonesia dan Dampaknya terhadap Pertanian serta Pemukiman
