b. Kontravensi
Kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang berada di antara persaingan dan konflik. Biasanya berupa sikap menentang, menolak, atau tidak menyetujui suatu hal tanpa terjadi kekerasan fisik.
Contoh nyata:
- Demonstrasi damai mahasiswa menentang kebijakan pemerintah.
- Kritik publik terhadap keputusan pejabat melalui media sosial.
c. Konflik (Pertentangan)
Konflik terjadi ketika dua pihak atau lebih berbenturan secara langsung karena perbedaan pendapat, kepentingan, atau nilai. Konflik bisa berdampak negatif jika tidak dikendalikan, tetapi juga bisa membawa perubahan positif bila dikelola dengan baik.
Contoh nyata:
- Konflik buruh dengan perusahaan mengenai kenaikan upah.
- Pertikaian antarwarga karena batas tanah.
- Konflik politik antara dua partai menjelang pemilu.
4. Dampak Interaksi Sosial Asosiatif dan Disosiatif
Kedua bentuk interaksi sosial memiliki dampak penting dalam kehidupan masyarakat.
| Jenis Interaksi | Dampak Positif | Dampak Negatif |
| Asosiatif | – Meningkatkan solidaritas sosial- Mendorong kerja sama dan inovasi- Menciptakan perdamaian sosial | – Ketergantungan antarindividu yang berlebihan |
| Disosiatif | – Mendorong kompetisi sehat- Menumbuhkan semangat berprestasi- Mendorong perubahan sosial | – Timbulnya konflik sosial dan perpecahan- Menurunnya rasa persatuan |
5. Contoh Interaksi Sosial Asosiatif dan Disosiatif di Kehidupan Sehari-hari
Contoh Asosiatif:
- Kerja bakti memperbaiki jalan kampung.
- Program gotong royong membersihkan masjid menjelang Ramadan.
- Pertemuan rutin karang taruna untuk membahas kegiatan sosial.
Contoh Disosiatif:
- Persaingan antar toko dalam menarik pembeli di pasar tradisional.
- Debat politik antar calon kepala daerah.
- Pertikaian antarpelajar karena salah paham di media sosial.
6. Kesimpulan
Interaksi sosial merupakan kunci utama dalam kehidupan masyarakat. Interaksi asosiatif membentuk hubungan yang harmonis dan memperkuat rasa persatuan, sedangkan interaksi disosiatif sering kali menimbulkan konflik, tetapi juga bisa menjadi sarana perubahan sosial yang positif.
Dengan memahami kedua bentuk interaksi ini, kita dapat bersikap lebih bijak dalam berhubungan dengan orang lain, mengedepankan kerja sama, dan mengelola perbedaan secara damai.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa perbedaan utama antara interaksi asosiatif dan disosiatif?
โ Interaksi asosiatif bersifat membangun dan menciptakan kerja sama, sedangkan interaksi disosiatif bersifat memecah dan menimbulkan konflik.
2. Apakah konflik sosial selalu berdampak negatif?
โ Tidak selalu. Konflik yang dikelola dengan baik dapat menumbuhkan perubahan sosial dan memperbaiki ketidakadilan yang ada.
3. Apa contoh sederhana interaksi asosiatif di sekolah?
โ Kerja kelompok dalam tugas, kegiatan pramuka, atau aksi peduli lingkungan sekolah.
4. Mengapa persaingan termasuk interaksi disosiatif tetapi bisa membawa kemajuan?
โ Karena persaingan mendorong seseorang untuk berinovasi dan bekerja lebih keras tanpa harus menjatuhkan orang lain.
5. Bagaimana cara mengubah interaksi disosiatif menjadi asosiatif?
โ Dengan komunikasi terbuka, sikap saling menghargai, dan mencari solusi bersama atas perbedaan yang ada.
Referensi
- Soekanto, Soerjono. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press, 2019.
- Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta, 2018.
- Damsar & Indrayani. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana, 2020.
- Kemdikbud. Buku IPS SMP Kelas VIII Kurikulum Merdeka. Jakarta: Pusat Perbukuan, 2022.
- Website resmi Kemdikbud: https://www.kemdikbud.go.id
ย
