Kesultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama yang berdiri di Pulau Jawa sekitar akhir abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-16. Didirikan oleh Raden Patah, Demak memainkan peran penting dalam penyebaran Islam, perlawanan terhadap penjajahan Portugis, dan pengembangan perdagangan maritim. Selain berfokus pada internal kerajaan, hubungan kesultanan Demak juga menjalin hubungan diplomatik, militer, dan keagamaan dengan kerajaan-kerajaan Islam lain di Nusantara maupun luar negeri.
Hubungan kesultanan demak antarkerajaan ini bukan hanya didasarkan pada kepentingan politik atau militer, tetapi juga karena solidaritas agama yang sama serta semangat dakwah Islam. Dengan menjalin aliansi dan kerja sama, Kesultanan Demak menjadi kekuatan penting dalam jaringan kerajaan Islam Asia Tenggara.
Kesultanan Demak dan Kerajaan Islam di Sumatra
1. Hubungan dengan Kesultanan Aceh
Kesultanan Aceh Darussalam di ujung utara Sumatra adalah salah satu kerajaan Islam terkuat di wilayah barat Nusantara. Meskipun letaknya jauh dari Demak, kedua kerajaan ini memiliki kepentingan yang sama, yaitu memerangi penjajahan Portugis di Malaka.
Hubungan kesultanan Demak dan Aceh beberapa kali menjalin komunikasi dalam upaya menggalang kekuatan melawan Portugis. Pati Unus (Sultan Demak kedua), misalnya, dikenal melakukan ekspedisi ke Malaka pada tahun 1511–1521. Misi ini mendapat simpati dan dukungan moral dari Aceh, yang juga merasa terancam oleh kehadiran Portugis.
Namun, karena keterbatasan logistik dan jarak, kerja sama ini lebih bersifat ideologis dan simbolik. Meski demikian, hubungan ini menunjukkan bahwa Demak tidak berjalan sendiri dalam menghadapi tantangan regional.
2. Hubungan dengan Kerajaan Samudera Pasai
Samudera Pasai adalah kerajaan Islam tertua di Indonesia, yang berpengaruh besar dalam penyebaran Islam di wilayah barat Nusantara. Ketika kerajaan ini mengalami kemunduran akibat serangan Portugis, sebagian ulama dan pedagang dari Pasai pindah ke Demak. Hal ini memperkuat pengaruh Islam dan jaringan perdagangan di Demak.
Bahkan, banyak yang menyebut bahwa Raden Patah sendiri memiliki garis keturunan atau hubungan pendidikan dengan ulama dari Pasai. Migrasi ulama dan pedagang ini memperkuat posisi Demak sebagai pusat Islam baru di wilayah tengah Nusantara.
Hubungan dengan Kerajaan Islam di Kalimantan dan Sulawesi
3. Kerajaan Banjar di Kalimantan
Kerajaan Banjar di Kalimantan mulai menerima pengaruh Islam pada awal abad ke-16. Menurut sumber sejarah, Kesultanan Demak memiliki peran dalam proses Islamisasi Banjar. Salah satu menantu Sultan Demak bahkan dikirim ke Banjar sebagai penasihat spiritual sekaligus penyebar Islam.
Dukungan dakwah dari Demak memperkuat proses transisi Banjar dari kerajaan Hindu-Buddha menjadi kerajaan Islam. Dengan demikian, Demak bukan hanya menjadi pusat dakwah di Jawa, tetapi juga berperan dalam Islamisasi Kalimantan.
4. Kerajaan Gowa-Tallo di Sulawesi
Hubungan antara Demak dan Gowa-Tallo memang tidak terdokumentasi secara langsung dalam banyak sumber sejarah, namun pengaruh penyebaran Islam dari Demak ke kawasan timur Nusantara sangat kuat. Para ulama dan dai yang berasal dari Demak diyakini ikut berperan dalam proses Islamisasi Sulawesi, terutama di wilayah Gowa-Tallo.
Sunan Giri, salah satu tokoh penting Wali Songo yang berafiliasi erat dengan Demak, mengirim murid-muridnya ke berbagai daerah, termasuk ke kawasan timur Nusantara untuk menyebarkan Islam.
Hubungan dengan Kesultanan Malaka
Sebelum jatuh ke tangan Portugis pada 1511, Malaka adalah pusat perdagangan dan Islam yang sangat penting di Asia Tenggara. Hubungan antara Malaka dan Demak berlangsung dalam konteks dagang dan keagamaan.
Setelah Malaka ditaklukkan oleh Portugis, Demak menjadi salah satu kerajaan yang paling keras menentangnya. Sultan Pati Unus melancarkan ekspedisi militer ke Malaka untuk mengusir Portugis, meskipun akhirnya gagal.
Aksi militer ini memperlihatkan bahwa Demak memandang dirinya sebagai pelindung dunia Islam di Nusantara, menggantikan posisi Malaka yang telah jatuh. Dengan kata lain, Demak mengambil peran sebagai penerus simbolik kepemimpinan Islam regional setelah Malaka tumbang.
Hubungan dengan Kerajaan Islam di Jawa
5. Kesultanan Cirebon
Cirebon adalah kerajaan Islam yang terletak di pantai utara Jawa Barat. Kerajaan ini memiliki hubungan dekat dengan Demak, baik secara politik maupun keagamaan. Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), pendiri Cirebon, adalah salah satu tokoh Wali Songo yang aktif dalam penyebaran Islam bersama Demak.
Demak dan Cirebon sering bekerja sama dalam dakwah dan militer. Salah satu kerja sama penting terjadi saat melawan kerajaan Pajajaran (Hindu) di pedalaman Jawa Barat. Koalisi ini memperlihatkan sinergi antara kerajaan-kerajaan Islam untuk memperluas pengaruh Islam di Pulau Jawa.
6. Kesultanan Banten
Kesultanan Banten awalnya merupakan bagian dari kekuasaan Cirebon yang kemudian berkembang menjadi kerajaan sendiri. Dalam konteks penyebaran Islam, Banten memiliki hubungan erat dengan Demak sebagai bagian dari jaringan kekuasaan Islam di pesisir utara Jawa.
Demak memberikan dukungan terhadap Banten dalam memerangi Portugis dan memperkuat posisi Islam di wilayah barat Nusantara. Setelah runtuhnya Demak, Banten kemudian berkembang menjadi salah satu kerajaan Islam terkuat di Indonesia bagian barat.
Hubungan Demak dengan Dunia Islam Luar
Selain hubungan dengan kerajaan Islam di Nusantara, Demak juga memiliki hubungan spiritual dan kultural dengan pusat-pusat Islam di luar negeri, seperti Mekah dan Gujarat (India).
Para ulama Demak kerap belajar ke Mekah dan kembali dengan membawa ajaran-ajaran Islam yang disesuaikan dengan budaya lokal. Hubungan ini memperkuat legitimasi religius Kesultanan Demak di mata rakyatnya dan kerajaan lain.
Baca juga: Mengapa Sunda Kelapa Penting? Sejarah, Peran, dan Warisan Budayanya
Kesimpulan
Kesultanan Demak bukanlah kerajaan yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari jaringan kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara. Hubungan Demak dengan Aceh, Cirebon, Malaka, Banjar, hingga kerajaan-kerajaan di Sulawesi menunjukkan adanya kolaborasi yang kuat dalam bidang dakwah, perdagangan, dan militer.
Melalui kerja sama ini, Demak berhasil memainkan peran sentral dalam penyebaran Islam dan membentuk identitas keislaman di Nusantara. Meskipun masa kekuasaannya tidak lama, warisan hubungan diplomatik dan keagamaannya masih terasa hingga masa kerajaan-kerajaan Islam berikutnya seperti Pajang dan Mataram.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa saja kerajaan Islam yang memiliki hubungan dengan Demak?
Kesultanan Aceh, Cirebon, Banten, Malaka, Banjar, dan kerajaan-kerajaan di Sulawesi seperti Gowa-Tallo.
2. Bagaimana bentuk hubungan Demak dengan Aceh?
Hubungan bersifat ideologis dan militer, terutama dalam perlawanan terhadap Portugis di Malaka.
3. Apakah Demak memiliki hubungan dengan kerajaan di luar Nusantara?
Ya, Demak memiliki hubungan religius dan pendidikan dengan pusat Islam seperti Mekah dan Gujarat.
4. Apa kontribusi Demak terhadap kerajaan Islam lainnya?
Demak mengirim ulama dan tokoh dakwah ke berbagai daerah, serta mendukung kerajaan-kerajaan baru dalam penyebaran Islam.
5. Mengapa hubungan antara kerajaan Islam penting pada masa itu?
Karena kerja sama antarkerajaan memperkuat penyebaran agama Islam, perlawanan terhadap kolonialisme, dan perdagangan maritim.
Referensi
- Ricklefs, M.C. (2008). Sejarah Indonesia Modern 1200–2008. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
- Slamet Muljana. (2005). Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara. Yogyakarta: LKiS.
- Azra, Azyumardi. (2004). Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII. Jakarta: Kencana.
- https://kebudayaan.kemdikbud.go.id
- https://historia.id
- https://indonesia.go.id