Home ยป IPS Kelas 7 ยป Hubungan antara Nilai Sosial dan Interaksi Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat
Posted in

Hubungan antara Nilai Sosial dan Interaksi Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat

Hubungan antara Nilai Sosial dan Interaksi Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat (ft.istimewa)
Hubungan antara Nilai Sosial dan Interaksi Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat (ft.istimewa)

Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak dapat hidup sendiri. Mereka membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan dan menciptakan kehidupan yang harmonis. Di sinilah interaksi sosial memegang peranan penting. Namun, interaksi sosial tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya nilai sosial yang menjadi pedoman bagi perilaku manusia. Nilai sosial membantu seseorang menentukan mana yang baik dan buruk, pantas dan tidak pantas, sehingga interaksi sosial dapat berlangsung secara tertib dan sesuai dengan norma masyarakat. Bagaimana Hubungan antara Nilai Sosial dan Interaksi Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat?

Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai pengertian nilai sosial dan interaksi sosial, bagaimana keduanya saling berhubungan, serta contoh konkret penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.


Pengertian Nilai Sosial

Nilai sosial adalah segala sesuatu yang dianggap penting dan berharga dalam kehidupan sosial masyarakat. Nilai ini menjadi dasar dalam bertingkah laku, berpikir, dan berinteraksi antarindividu.
Menurut Soerjono Soekanto (2009), nilai sosial adalah konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan benar. Artinya, nilai sosial mengatur perilaku seseorang agar sesuai dengan harapan masyarakat.

Contoh nilai sosial antara lain:

  • Nilai kejujuran โ†’ mendorong seseorang untuk berkata dan bertindak jujur.
  • Nilai tolong-menolong โ†’ menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama.
  • Nilai tanggung jawab โ†’ membuat individu sadar akan kewajibannya dalam masyarakat.

Nilai sosial bersumber dari kebudayaan, agama, adat istiadat, dan pengalaman hidup masyarakat yang diwariskan secara turun-temurun.


Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu, antara individu dengan kelompok, atau antar kelompok yang saling memengaruhi.
Menurut Gillin dan Gillin (1954), interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis antara orang-orang perorangan, antara individu dan kelompok, maupun antar kelompok.

Interaksi sosial bisa bersifat positif โ€” seperti kerja sama, gotong royong, dan musyawarah โ€” atau negatif โ€” seperti konflik dan persaingan. Tanpa interaksi sosial, tidak akan terbentuk struktur sosial dan kehidupan masyarakat yang teratur.


Hubungan antara Nilai Sosial dan Interaksi Sosial

Nilai sosial dan interaksi sosial memiliki hubungan yang sangat erat dan saling memengaruhi. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.

Berikut adalah penjelasan mengenai keterkaitan keduanya:

1. Nilai Sosial Sebagai Dasar Interaksi Sosial

Nilai sosial berfungsi sebagai pedoman atau aturan moral dalam menjalin hubungan antar manusia. Ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain, ia akan menyesuaikan perilakunya berdasarkan nilai yang berlaku di masyarakat.

Contoh nyata:
Seorang siswa menghormati gurunya dengan cara berbicara sopan, tidak membantah, dan memberi salam ketika bertemu. Perilaku ini menunjukkan bahwa nilai kesopanan menjadi dasar interaksi sosial antara siswa dan guru.


2. Interaksi Sosial Sebagai Wadah Penerapan Nilai Sosial

Interaksi sosial menjadi sarana untuk mewujudkan nilai-nilai sosial dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa interaksi, nilai sosial hanya akan menjadi konsep tanpa penerapan nyata.

Contoh nyata:
Nilai gotong royong diwujudkan melalui interaksi sosial warga desa saat bergotong royong membersihkan lingkungan atau membangun jalan. Dalam kegiatan itu, nilai sosial diwujudkan dalam bentuk kerja sama nyata.


3. Nilai Sosial Mengarahkan Interaksi Agar Tetap Harmonis

Nilai sosial mengatur bagaimana seseorang harus bersikap agar tidak merugikan orang lain. Dengan adanya nilai seperti toleransi, empati, dan kejujuran, interaksi sosial dapat berjalan secara damai.

Contoh nyata:
Ketika terjadi perbedaan pendapat dalam rapat warga, nilai musyawarah diterapkan agar perbedaan dapat diselesaikan dengan cara damai, bukan dengan pertengkaran.


4. Interaksi Sosial Membentuk dan Memperkuat Nilai Sosial

Nilai sosial tidak bersifat statis. Melalui interaksi sosial, nilai-nilai baru bisa terbentuk dan disepakati bersama.
Misalnya, nilai solidaritas antarwarga meningkat setelah mereka bersama-sama menghadapi bencana alam.

Contoh nyata:
Ketika pandemi COVID-19 melanda, masyarakat menunjukkan nilai baru berupa kepedulian sosial, seperti berbagi masker, membantu tetangga yang sakit, dan mendukung tenaga medis.

Baca juga: Kegiatan Ekonomi Kreatif: Inovasi untuk Masa Depan Indonesia


Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Berdasarkan Nilai Sosial

Dalam praktiknya, interaksi sosial yang didasari nilai-nilai sosial akan tampak dalam berbagai bentuk perilaku sehari-hari:

  1. Kerjasama (Cooperation):
    Didorong oleh nilai gotong royong dan kebersamaan.
    Contoh: siswa bekerja sama membersihkan kelas setiap pagi.
  2. Akomodasi (Accommodation):
    Berdasarkan nilai toleransi dan kesabaran untuk menghindari konflik.
    Contoh: dua teman yang berselisih akhirnya berdamai melalui bimbingan guru.
  3. Asimilasi (Assimilation):
    Menggabungkan nilai dari dua kebudayaan yang berbeda agar tercipta kesatuan sosial.
    Contoh: pernikahan antara dua orang dari budaya berbeda yang saling menghormati adat masing-masing.
  4. Persaingan Sehat (Competition):
    Didorong oleh nilai sportivitas dan kejujuran.
    Contoh: siswa berlomba dalam olimpiade sains dengan sikap saling menghargai hasil teman.

Contoh Nyata Hubungan Nilai Sosial dan Interaksi Sosial di Masyarakat

Berikut beberapa contoh nyata dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia:

1. Di Lingkungan Sekolah

Siswa saling membantu teman yang tertinggal pelajaran karena menerapkan nilai solidaritas dan empati.
Guru memberikan bimbingan tanpa membeda-bedakan siswa sebagai wujud nilai keadilan sosial.

2. Di Lingkungan Keluarga

Orang tua menanamkan nilai sopan santun dan tanggung jawab kepada anak melalui interaksi sehari-hari, seperti memberi contoh berperilaku baik dan mengingatkan bila salah.

3. Di Lingkungan Masyarakat

Warga bersama-sama membersihkan masjid menjelang bulan Ramadan, menunjukkan nilai religius dan gotong royong.
Mereka juga saling menghargai perbedaan agama dengan tidak mengganggu kegiatan ibadah warga lain.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.