Hari raya Idul Fitri, atau yang juga dikenal sebagai Lebaran, dirayakan oleh umat Muslim setiap tahunnya pada tanggal yang berbeda-beda, tergantung pada penentuan awal bulan Syawal dalam kalender Hijriyah.
Penentuan awal bulan Syawal sendiri bergantung pada pengamatan hilal atau rukyatul hilal, yaitu melihat hilal atau bulan sabit pertama setelah bulan Ramadan berakhir. Jika hilal tersebut terlihat, maka besoknya akan dianggap sebagai awal bulan Syawal dan hari raya Idul Fitri dirayakan pada tanggal tersebut.
Dalam hal ini, penentuan awal bulan Syawal dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang di masing-masing negara, berdasarkan metode yang berbeda-beda, seperti rukyatul hilal atau perhitungan astronomi. Oleh karena itu, tanggal yang tepat untuk menyambut hari raya Idul Fitri bisa berbeda-beda antara satu negara dengan negara lainnya.
A. Apa yang dimaksud dengan hari raya Idul Fitri?
Hari raya Idul Fitri atau yang juga dikenal sebagai Hari Raya Lebaran adalah hari raya besar umat Muslim yang dirayakan setiap tahun setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadan.
Idul Fitri memiliki makna yang penting bagi umat Muslim, karena merupakan momen penting untuk merayakan keberhasilan dalam menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh. Selain itu, Idul Fitri juga menjadi momen penting untuk mempererat tali silaturahmi dengan keluarga, kerabat, dan tetangga.
Pada hari raya Idul Fitri, umat Muslim biasanya mengenakan pakaian baru dan pergi ke masjid untuk melaksanakan salat Idul Fitri bersama. Setelah itu, mereka biasanya mengunjungi keluarga dan kerabat, memberikan maaf dan saling bermaafan, serta berbagi makanan dan kebahagiaan bersama.
Hari raya Idul Fitri biasanya dirayakan selama satu hingga dua hari di banyak negara Muslim di seluruh dunia, dan menjadi momen yang sangat dinanti-nanti oleh umat Muslim setiap tahunnya.
Baca juga AMALAN APA SAJA YANG DIUTAMAKAN PADA MALAM BULAN RAMADHAN?
B. Apakah boleh perempuan haid ikut Shalat Idul Fitri?
Dalam Islam, wanita yang sedang dalam masa menstruasi atau haid dilarang untuk melaksanakan shalat, termasuk shalat Idul Fitri. Hal ini berdasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim yang mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memerintahkan kaum wanita yang sedang haid untuk tidak melaksanakan shalat pada dua hari raya (Idul Fithri dan Idul Adha), namun tetap menghadiri shalat tersebut untuk menyaksikan kegembiraan serta berdoa untuk keberkahan.
Oleh karena itu, seorang wanita yang sedang dalam masa haid tidak disunnahkan untuk melaksanakan shalat Idul Fitri. Namun, ia tetap dapat menghadiri tempat shalat dan menyaksikan pelaksanaan shalat, serta memperoleh keberkahan dan pahala dari Allah SWT. Setelah masa haid selesai, ia harus menunaikan shalat yang telah ditinggalkan tersebut sesegera mungkin tanpa ditunda-tunda.