Posted in

Faktor Penyebab Terjadinya Kontravensi dalam Masyarakat dan Cara Mengatasinya

Faktor Penyebab Terjadinya Kontravensi dalam Masyarakat dan Cara Mengatasinya (ft.istimewa)
Faktor Penyebab Terjadinya Kontravensi dalam Masyarakat dan Cara Mengatasinya (ft.istimewa)
2. Mengedepankan Empati dan Toleransi

Berusaha melihat masalah dari sudut pandang orang lain dapat mengurangi prasangka dan penolakan terselubung.

Praktik nyata:
Mengajak masyarakat mengikuti kegiatan lintas budaya atau kerja bakti bersama agar saling mengenal.


3. Menggunakan Mediasi oleh Pihak Ketiga

Ketika kontravensi mulai meningkat, diperlukan mediator yang netral untuk menjembatani kepentingan.

Praktik nyata:
Pengurus RT menjadi penengah antara dua kelompok warga yang berselisih kepentingan dalam penggunaan anggaran.


4. Menetapkan Aturan Bersama

Membuat kesepakatan tertulis dapat mencegah kesalahpahaman dan memastikan semua pihak memiliki panduan yang sama.

Praktik nyata:
Lingkungan sekolah membuat tata tertib yang disepakati oleh siswa, guru, dan orang tua.


5. Mengembangkan Budaya Musyawarah

Musyawarah mengedepankan pengambilan keputusan secara bersama dan adil.

Praktik nyata:
Pemilihan ketua organisasi dilakukan dengan cara musyawarah mufakat, bukan kampanye yang memicu persaingan tidak sehat.


6. Membangun Keteladanan dari Pemimpin Masyarakat

Pemimpin memiliki peran besar dalam menciptakan suasana aman dan nyaman di komunitas.

Praktik nyata:
Ketua OSIS memberikan contoh komunikasi yang baik saat menghadapi perbedaan pendapat antaranggota.


7. Menghilangkan Stereotip Melalui Edukasi

Melalui pendidikan sosial, masyarakat dapat memahami pentingnya keberagaman.

Praktik nyata:
Mengadakan seminar tentang toleransi dan anti-diskriminasi di sekolah atau lingkungan kerja.


Contoh Kontravensi dalam Kehidupan Sehari-Hari

Berikut beberapa contoh nyata kontravensi:

  1. Gosip antarwarga karena perbedaan pandangan dalam kegiatan kampung.
  2. Sindiran antara remaja karena perebutan popularitas di sekolah.
  3. Penolakan halus terhadap kebijakan pimpinan kantor yang dianggap tidak transparan.
  4. Saling curiga antar kelompok masyarakat setelah isu negatif yang tidak jelas sumbernya.
  5. Tidak kooperatif dalam rapat sebagai bentuk protes tanpa langsung berkonfrontasi.

FAQ โ€“ Pertanyaan yang Sering Diajukan

1. Apa bedanya kontravensi dengan konflik?

Kontravensi tidak melibatkan benturan fisik atau pertikaian terbuka, sementara konflik ditandai dengan konfrontasi langsung dan sering kali bersifat destruktif.

2. Apakah kontravensi selalu negatif?

Tidak selalu. Kontravensi dapat menjadi sinyal awal bahwa ada masalah yang perlu dibicarakan. Jika dikelola dengan baik, kontravensi bisa mencegah konflik.

3. Mengapa kontravensi sering tidak disadari?

Karena bentuknya halus, seperti sindiran atau penolakan diam-diam, sehingga sering dianggap sebagai dinamika hubungan biasa.

4. Siapa yang berperan penting dalam mengatasi kontravensi?

Pemimpin masyarakat, mediator, dan individu di dalam kelompok berperan besar dalam menciptakan komunikasi yang sehat.

5. Bagaimana cara mencegah kontravensi terjadi?

Dengan memperbaiki komunikasi, meningkatkan toleransi, memperkuat solidaritas, dan mengurangi stereotip sosial dalam kelompok.


Referensi

  • Soekanto, S. Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Grafindo Persada.
  • Gillin & Gillin. Cultural Sociology.
  • Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi.
  • Dinas Pendidikan โ€“ Modul Interaksi Sosial IPS SMP.

ย 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.