Home » Artikel » Deep Learning dalam Pembelajaran: Pendekatan untuk Pemahaman Mendalam Siswa
Posted in

Deep Learning dalam Pembelajaran: Pendekatan untuk Pemahaman Mendalam Siswa

Deep Learning dalam Pembelajaran: Pendekatan untuk Pemahaman Mendalam Siswa (ft.istimewa)
Deep Learning dalam Pembelajaran: Pendekatan untuk Pemahaman Mendalam Siswa (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Dalam era pendidikan abad ke-21, pemahaman yang dangkal tidak lagi cukup. Sekadar menghafal fakta atau menjawab soal dengan benar tanpa memahami konteks mendalam menjadi tantangan besar dalam dunia pendidikan. Untuk menjawab tantangan ini, muncullah konsep deep learning dalam pembelajaran — pendekatan yang menekankan pada pemahaman mendalam, berpikir kritis, dan koneksi antarkonsep. Artikel ini akan mengulas secara komprehensif mengenai konsep deep learning dalam pembelajaran, manfaatnya bagi siswa, cara penerapannya, dan tantangan yang mungkin dihadapi.


Apa Itu Deep Learning dalam Konteks Pendidikan?

Deep learning dalam konteks pendidikan bukanlah teknologi kecerdasan buatan seperti yang biasa digunakan dalam pengolahan data atau AI, melainkan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pengembangan pemahaman konseptual yang mendalam. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Marton dan Säljö pada 1976 dalam studi mereka mengenai cara mahasiswa belajar.

Ciri-Ciri Deep Learning:
  • Siswa berusaha memahami makna di balik materi, bukan sekadar menghafalnya.
  • Pembelajaran terjadi melalui refleksi, diskusi, dan pemecahan masalah nyata.
  • Keterkaitan antaride atau antarbidang dikembangkan dan dimaknai.
  • Siswa mampu mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman pribadi dan situasi dunia nyata.

Perbedaan Deep Learning dan Surface Learning

AspekDeep LearningSurface Learning
Tujuan BelajarMencari makna dan pemahamanMenghafal fakta untuk ujian
MotivasiIngin tahu, relevansi pribadiTakut gagal atau ingin nilai tinggi
StrategiRefleksi, diskusi, mengaitkan konsepMenghafal, mengulang tanpa pemahaman
HasilTransfer pengetahuan jangka panjangLupa materi setelah ujian selesai

Mengapa Deep Learning Penting bagi Siswa?

  1. Meningkatkan Pemahaman Jangka Panjang
    Dengan memaknai apa yang mereka pelajari, siswa tidak hanya mampu menjawab soal, tetapi juga dapat menjelaskan, menerapkan, dan mengembangkan ide-ide baru berdasarkan pengetahuan tersebut.
  2. Mengembangkan Berpikir Kritis dan Kreatif
    Deep learning menuntut siswa untuk mengevaluasi informasi, menanyakan “mengapa”, dan membuat koneksi antara berbagai topik, sehingga membantu mereka menjadi pemikir yang lebih kritis.
  3. Mempersiapkan Siswa untuk Dunia Nyata
    Dalam dunia kerja dan kehidupan nyata, kemampuan untuk memahami dan menerapkan pengetahuan jauh lebih penting daripada sekadar menghafal. Deep learning menanamkan kemampuan ini sejak dini.
  4. Mendorong Kemandirian Belajar
    Siswa yang terbiasa dengan pendekatan deep learning cenderung lebih aktif, mandiri, dan bertanggung jawab atas proses belajarnya.

Strategi Menerapkan Deep Learning di Kelas

1. Pendekatan Inquiry-Based Learning

Guru menstimulasi rasa ingin tahu siswa melalui pertanyaan terbuka dan tantangan yang membutuhkan eksplorasi.

Contoh: “Bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi kehidupan masyarakat di daerah pesisir Indonesia?”

2. Kolaborasi dan Diskusi Kelompok

Diskusi dan kerja kelompok mendorong siswa untuk mendengarkan perspektif lain dan mengembangkan pemahaman mereka bersama-sama.

3. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)

Siswa mengerjakan proyek jangka panjang yang memerlukan penelitian, kreativitas, dan refleksi mendalam.

4. Pemberian Umpan Balik Reflektif

Guru memberikan umpan balik bukan hanya soal benar atau salah, tapi juga tentang bagaimana siswa berpikir dan bagaimana memperbaikinya.

5. Penggunaan Teknologi Secara Bermakna

Platform digital seperti Google Classroom, Padlet, atau tools berbasis AI bisa digunakan untuk memperdalam pemahaman melalui simulasi, video interaktif, atau pembelajaran berbasis game.


Peran Guru dalam Mendukung Deep Learning

Guru tidak lagi hanya sebagai penyampai informasi, tetapi sebagai fasilitator dan pembimbing dalam proses berpikir siswa. Peran guru dalam konteks deep learning antara lain:

  • Menyusun pertanyaan tingkat tinggi (high-order thinking).
  • Membangun lingkungan belajar yang mendukung eksplorasi.
  • Memberikan waktu bagi siswa untuk berpikir dan mendalami konsep.
  • Memberikan ruang untuk kegagalan dan perbaikan sebagai bagian dari proses belajar.

Baca juga: Kehidupan Ekonomi di Kerajaan Majapahit: Perdagangan dan Pertanian


Tantangan dalam Penerapan Deep Learning

1. Keterbatasan Waktu dan Kurikulum

Pembelajaran mendalam membutuhkan waktu, sementara kurikulum seringkali padat dan mengejar target konten.

2. Kesiapan Guru

Tidak semua guru sudah familiar atau nyaman dengan peran fasilitator. Dibutuhkan pelatihan dan perubahan paradigma mengajar.

3. Penilaian yang Belum Mendukung

Banyak sistem evaluasi yang masih fokus pada hafalan, bukan pada pemahaman mendalam. Dibutuhkan inovasi dalam penilaian otentik.

4. Kondisi Kelas Besar

Jumlah siswa yang banyak bisa menjadi tantangan dalam melakukan diskusi bermakna atau proyek mendalam.


Studi Kasus: Implementasi Deep Learning di Indonesia

Beberapa sekolah di Indonesia, khususnya yang menerapkan Kurikulum Merdeka, mulai menerapkan pendekatan deep learning. Misalnya, di SMP Negeri di Yogyakarta, guru IPA mengembangkan proyek “Eksperimen Mini Lingkungan Hidup” yang memungkinkan siswa melakukan penelitian sederhana tentang sampah plastik di sekolah mereka.

Hasilnya, siswa tidak hanya memahami dampak limbah plastik, tapi juga mampu menyusun solusi berbasis data dan mempresentasikannya ke komunitas sekolah.


Deep Learning dan Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka memberikan ruang lebih besar bagi pendekatan pembelajaran yang mendalam melalui:

  • Projek Profil Pelajar Pancasila yang mendorong eksplorasi dan refleksi.
  • Capaian Pembelajaran yang fleksibel dan kontekstual.
  • Differentiated Learning yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter siswa.

Dengan demikian, Kurikulum Merdeka bisa menjadi fondasi kuat bagi penerapan deep learning secara nasional.


Kesimpulan

Deep learning dalam pembelajaran adalah pendekatan esensial untuk membangun generasi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu memahami dunia secara mendalam. Penerapan strategi pembelajaran yang berorientasi pada makna, refleksi, dan koneksi antarkonsep akan menghasilkan siswa yang tidak hanya mampu menjawab soal, tetapi juga siap menghadapi tantangan kompleks di masa depan.

Pendidikan bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi membentuk cara berpikir dan pemaknaan. Dengan mengadopsi pendekatan deep learning, kita sedang berinvestasi pada kualitas manusia masa depan yang lebih bermakna dan berdaya saing.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa itu deep learning dalam pembelajaran?
Deep learning adalah pendekatan belajar yang menekankan pemahaman mendalam, berpikir kritis, dan koneksi antarkonsep, bukan sekadar hafalan.

2. Apakah deep learning sama dengan teknologi AI?
Tidak. Dalam konteks pendidikan, deep learning bukan teknologi AI, melainkan metode pembelajaran yang mendorong pemahaman konseptual yang mendalam.

3. Bagaimana cara guru menerapkan deep learning di kelas?
Guru dapat menggunakan metode diskusi, proyek berbasis masalah, inquiry-based learning, dan refleksi dalam pembelajaran.

4. Apakah Kurikulum Merdeka mendukung deep learning?
Ya, Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas dan ruang eksplorasi yang sangat sesuai dengan pendekatan deep learning.

5. Apa tantangan dalam menerapkan deep learning di sekolah?
Beberapa tantangan meliputi keterbatasan waktu, kesiapan guru, penilaian yang belum sesuai, dan jumlah siswa yang banyak.


Referensi:

  1. Marton, F., & Säljö, R. (1976). On Qualitative Differences in Learning: I—Outcome and Process. British Journal of Educational Psychology.
  2. Biggs, J. (1999). Teaching for Quality Learning at University.
  3. Kemendikbudristek. (2022). Panduan Implementasi Kurikulum Merdeka.
  4. OECD. (2020). Learning Compass 2030.
  5. https://kurikulum.kemdikbud.go.id/
  6. https://www.oecd.org/education/learning-compass-2030.htm

Jika Anda menyukai artikel ini dan ingin membaca artikel pendidikan lainnya, kunjungi buguruku.com.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.