Home » Artikel » Deep Learning dalam Dunia Pendidikan Indonesia: Antara Tren dan Transformasi Kurikulum Merdeka
Posted in

Deep Learning dalam Dunia Pendidikan Indonesia: Antara Tren dan Transformasi Kurikulum Merdeka

Deep Learning dalam Dunia Pendidikan Indonesia: Antara Tren dan Transformasi Kurikulum Merdeka (ft.istimewa)
Deep Learning dalam Dunia Pendidikan Indonesia: Antara Tren dan Transformasi Kurikulum Merdeka (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Dunia pendidikan Indonesia tengah mengalami perubahan besar. Seiring dengan implementasi Kurikulum Merdeka, muncul istilah baru yang kini ramai diperbincangkan: deep learning atau pembelajaran mendalam. Istilah ini bukan hanya sekadar jargon, tetapi menjadi pendekatan baru dalam proses belajar-mengajar yang menekankan pada diferensiasi pembelajaran, pemahaman konsep secara utuh, dan pengembangan karakter peserta didik. Bagaimana Deep Learning dalam dunia pendidikan Indonesia?

Apa Itu Deep Learning dalam Konteks Pendidikan?

Deep learning dalam dunia pendidikan tidak sama dengan deep learning dalam teknologi kecerdasan buatan. Di sini, istilah pembelajaran mendalam merujuk pada pendekatan belajar yang tidak hanya berfokus pada hafalan, tetapi pada pemahaman, refleksi, dan penerapan pengetahuan secara kontekstual.

Pembelajaran mendalam mendorong peserta didik untuk:

  • Berpikir kritis
  • Mengintegrasikan berbagai pengetahuan lintas disiplin
  • Menyelesaikan masalah nyata
  • Berpikir reflektif dan metakognitif

Tujuan utamanya adalah agar siswa tidak hanya menguasai materi, tetapi juga memahami mengapa dan bagaimana suatu pengetahuan itu penting bagi kehidupannya.

Hubungan Deep Learning dan Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka yang mulai diimplementasikan secara bertahap sejak 2022 membawa semangat baru dalam dunia pendidikan. Fokus kurikulum ini adalah:

  • Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning)
  • Pembelajaran berdiferensiasi
  • Penekanan pada profil pelajar Pancasila

Dalam kerangka ini, deep learning menjadi pendekatan yang sesuai karena menekankan:

  1. Pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata
  2. Kemandirian belajar siswa
  3. Kolaborasi antara siswa dan guru
  4. Peningkatan kualitas pemahaman, bukan sekadar capaian nilai ujian

Misalnya, ketika siswa mempelajari topik tentang perubahan iklim, mereka tidak hanya diminta menyebutkan penyebabnya, tetapi juga diajak untuk membuat proyek mitigasi, berdiskusi tentang dampaknya di lingkungan sekitar, dan mencari solusi nyata melalui kerja kelompok.

Ciri-ciri Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

Agar sebuah proses pembelajaran dapat dikategorikan sebagai deep learning, terdapat beberapa indikator:

  1. Koneksi Antarkonsep
    Pembelajaran tidak berdiri sendiri, melainkan mengaitkan konsep satu dengan yang lain, baik antar mata pelajaran maupun dengan kehidupan sehari-hari.
  2. Berbasis Pertanyaan Esensial
    Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan kritis yang menantang siswa untuk berpikir dan mencari tahu lebih dalam.
  3. Fokus pada Kompetensi Abad 21
    Seperti kolaborasi, komunikasi, kreativitas, dan berpikir kritis.
  4. Peran Guru sebagai Fasilitator
    Guru bukan lagi pusat informasi, tetapi fasilitator yang membantu siswa membangun pengetahuan mereka sendiri.
  5. Refleksi dan Evaluasi Diri
    Siswa diajak untuk merefleksikan apa yang telah mereka pelajari dan bagaimana proses belajarnya.

Tantangan Implementasi Deep Learning di Indonesia

Meskipun ideal, penerapan deep learning di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan:

1. Kesiapan Guru

Tidak semua guru familiar dengan pendekatan ini. Perubahan paradigma dari mengajar ke memfasilitasi membutuhkan pelatihan, pendampingan, dan kemauan untuk terus belajar.

2. Fasilitas dan Infrastruktur

Pembelajaran berbasis proyek dan kolaborasi membutuhkan ruang belajar yang fleksibel, akses teknologi, serta dukungan administrasi sekolah.

3. Kurikulum yang Fleksibel

Walaupun Kurikulum Merdeka memberi ruang fleksibilitas, banyak sekolah masih terjebak dalam rutinitas kurikulum lama yang berbasis konten dan nilai.

4. Budaya Ujian

Sistem pendidikan yang terlalu menekankan nilai ujian membuat guru dan siswa cenderung fokus pada hafalan daripada proses berpikir mendalam.

Contoh Praktik Deep Learning di Sekolah

Beberapa sekolah penggerak dan sekolah yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka mulai menerapkan deep learning dalam kegiatan belajar mereka. Contoh praktiknya antara lain:

  • Proyek Interdisipliner: Menggabungkan mata pelajaran IPS, IPA, dan Bahasa Indonesia dalam satu proyek membuat siswa belajar menyusun solusi dari berbagai perspektif.
  • Jurnal Refleksi Harian: Siswa menulis refleksi setiap akhir pelajaran untuk mengembangkan kesadaran metakognitif.
  • Studi Kasus Lokal: Siswa meneliti permasalahan lingkungan di sekitar sekolah lalu membuat rencana aksi kolaboratif.
  • Presentasi Karya: Alih-alih ujian tertulis, siswa diminta mempresentasikan hasil pemikiran dan proyek mereka secara terbuka.

Manfaat Deep Learning bagi Siswa dan Guru

Pendekatan deep learning memberikan manfaat yang lebih luas dibanding pendekatan konvensional:

Untuk Siswa:
  • Menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggung jawab
  • Meningkatkan motivasi belajar
  • Mengasah kemampuan problem-solving dan kreativitas
  • Memperkuat pemahaman jangka panjang
Untuk Guru:
  • Memungkinkan eksplorasi metode pembelajaran baru
  • Meningkatkan hubungan interpersonal dengan siswa
  • Mengembangkan kemampuan reflektif dalam proses mengajar

Dukungan Pemerintah dan Platform Digital

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menyediakan berbagai platform dan sumber belajar yang mendukung penerapan deep learning, seperti:

  • Platform Merdeka Mengajar: Menyediakan video pembelajaran, modul ajar, serta pelatihan daring bagi guru.
  • Asesmen Diagnostik dan Formatif: Membantu guru memahami kebutuhan belajar siswa secara individual.
  • Komunitas Belajar Guru: Menjadi ruang kolaborasi antarguru untuk berbagi praktik baik.

Selain itu, berbagai aplikasi dan teknologi digital kini mendukung pembelajaran mendalam, seperti Google Classroom, Kahoot, Padlet, hingga ChatGPT yang membantu siswa bereksplorasi secara mandiri.

Baca juga: Yayasan Pendidikan GHAMA Resmi Meluncurkan Gerakan SCENE: Kompas Peta Hidup Bagi Siswa dan Guru

Kesimpulan

Deep learning atau pembelajaran mendalam bukan sekadar tren dalam dunia pendidikan Indonesia, melainkan bagian dari transformasi sistem pembelajaran yang lebih bermakna, kontekstual, dan berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi siswa.

Melalui Kurikulum Merdeka, pendekatan ini semakin relevan dan dibutuhkan. Meski menghadapi tantangan, dengan dukungan semua pihak—guru, siswa, orang tua, sekolah, dan pemerintah—pembelajaran mendalam bisa menjadi tonggak pendidikan yang lebih adaptif dan manusiawi di era abad 21.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa bedanya deep learning dalam pendidikan dan deep learning di dunia teknologi?

Jawab: Dalam pendidikan, deep learning merujuk pada pembelajaran yang bermakna dan mendalam secara konseptual. Sedangkan dalam teknologi, deep learning adalah cabang dari kecerdasan buatan yang meniru cara kerja otak manusia dengan neural networks.

2. Mengapa pembelajaran mendalam penting dalam Kurikulum Merdeka?

Jawab: Karena Kurikulum Merdeka menekankan pada pemahaman konsep, pengembangan karakter, dan relevansi pembelajaran dengan kehidupan nyata.

3. Bagaimana cara guru menerapkan deep learning di kelas?

Jawab: Guru dapat menerapkannya dengan pendekatan proyek, diskusi kritis, refleksi, serta memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi dan membangun pengetahuan mereka sendiri.

4. Apakah semua sekolah wajib menerapkan pembelajaran mendalam?

Jawab: Tidak wajib secara eksplisit, namun pembelajaran mendalam sangat dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih bermakna.

5. Apa tantangan terbesar dalam menerapkan deep learning di sekolah?

Jawab: Tantangan utamanya adalah kesiapan guru, keterbatasan sarana, dan budaya belajar yang masih terfokus pada nilai ujian.


Referensi:

  • Kemdikbudristek. (2022). Kurikulum Merdeka
  • Hargreaves, A., & Fullan, M. (2012). Professional Capital: Transforming Teaching in Every School. Teachers College Press.
  • Fullan, M., Quinn, J., & McEachen, J. (2018). Deep Learning: Engage the World, Change the World. Corwin Press.
  • Platform Merdeka Mengajar. https://guru.kemdikbud.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.